SMA bisa jadi masa yang paling berharga dan
tidak akan pernah bisa dilupakan. Disadari atau tidak, masa SMA akan terus
menerus membekas di hati dan ingatan setiap anak cucu adam.
Begitu juga saya, seorang cucu dari Nabi Adam as. Entah cucu
dari anak yang mana. Yang pasti, kita masih bersaudara. Kalau tidak salah sih
begitu. Masa SMA saya di penuhi oleh segala macam rasa. Ibarat makanan, ada
manis, kecut, pahit, getir, bahkan anyep pun ada.
Dari
sekian banyak rasa yang ada di SMA, ada salah satu hal yang tidak akan pernah
bisa di lupakan. Persahabatan. Yes, friendship. Persahabatan adalah hal yang
bisa dikatakan manis, walaupun kadang berakhir tragis. Persahabatan yang hingga
saat ini atau hampir 3 tahun kita lulus dari SMA. Persahabatan yang berawal
dari ketidak sengajaan. Persahabatan yang memang sudah digariskan oleh tuhan.
Sebut
saja namanya Arie, Azim, dan Udin. Saya lebih suka menyebutnya Fantastic Four. Karena
kita 4 cowok yang sejak SMA bertemu dengan tidak sengaja dan cukup disegani di
daratan organisasi di sekolah, OSIS.
OSIS.
Organisasi yang akhirnya bisa mempersatukan kita. meskipun sejak awal, mereka
bertiga sudah sekelas ketika kelas 10. Bahkan si Bebek (Arie) dan Azim sudah
berteman sejak SMP. Tapi di osis lah, kita berempat akhirnya bisa bertemu,
saling mengenal dan bahkan bisa menjadi seperti ini.
Arie
atau biasa dipanggil bebek bisa dibilang orang yang paling stres diantara kita.
Kenapa ? Dia bisa membuat suasana
menjadi cair dari awalnya beku. Saking cairnya, kadang bisa banjir atau
kelewatan. Tapi segala guyonannya sangat di tunggu. Biasanya saya dan dia sudah
tau kapan kita bisa saling mengisi ketika guyonan. Ibaratnya, kita berdua sudah
saling mengerti satu sama lain. Diantara 3 orang yang lain, saya paling dekat
sama ini orang. Mungkin karena rumah kita yang cukup dekat. Kedua orang tua
kita sudah saling kenal. Eits, bukan berarti kita mau di jodohkan loh -__- .
dia saat ini sedang menempuh pendidikan di Universitas Negeri Jember. Entah dimana
itu letak kampusnya. Yang pasti bukan di Jember Utara yang disingkat Jem***. Astaghfirullah,
omongannya itu dijaga. ^^
Azim,
anak tergila di antara kita berempat. Anak yang sangat nekat dan tidak pikir
panjang. Padahal dia punya otak buat mikir loh, tapi entah kenapa dia jarang
sekali mikir dalam mengerjakan sesuatu. Dia saat ini lagi menempuh kuliah di
UPN veteran Surabaya. Dia anak yang paling manja. Setiap mau apapun, pasti
dikasih sama orang tuanya. Diantara kita berempat, dia merupakan anak yang
paling kaya tapi pelitnya bukan main. Jujur nih aku zim. Tapi kalau hatinya
lagi bolong, beuh baiknya gak ketolongan. Lebih banyak pelitnya sih, apalagi
kalau masalah duit. Dia bisa dibilang anak yang pelupa. Sering lupa sama kita
kalau lagi sama pacarnya. Ini orang udah kayak suami dari sang pacar yang tiap
hari ke rumah pacarnya. Tapi kalau ada masalah, lebih baik gobrol ke dia deh. Karena
kalau dia tau kita lagi ada masalah dan kita tidak cerita dia, dia akan marah
besar ke kita. Ibaratnya, berdiri sama tinggi duduk sama rendah. Semua masalah
antara kita berempat harus diketahui bersama. Apalagi berita bagus, dia harus
tahu.
Dan
yang terakhir, Udin. Orang terpintar dan tercerdas di antar kita berempat. Sedang
kuliah bersama saya di Universitas Berduit eeh Brawijaya Malang. Tapi beda
fakultas, dia di Mipa dan saya di Fisip. Siswa tercerdas di SMA saya dulu,
bagiku sih. Karena dia selalu masuk di lingkaran setan alias 3 besar. Manusia
pendiam diantara manusia pendiam lainnya. Dia sangat-sangat pendiam. Di ajak
ngobrol pun dia diem. Tapi pas dia tidur sih makanya dia diem. Tapi, sekalinya
dia ngomong kita bisa terbuai. Lebay sih. Tapi emang dia anaknya sekali ngmong
tapi jleb. Ada satu keinginannya sampai saat ini yang belum tercapai, yaitu
bisa sekelas dengan Lintang, murid yang dibanggakan sekolah. Dia ingin mengadu
kecerdasan dengan Lintang yang menjadi anak emas dan primadona guru. Kalau
bahas Lintang, harus bahas OSIS. Kalau bahas osis akan panjang. Bisa-bisa
ribuan kata nanti. Bahasan intrik di sekolah yang berhubungan dengan osis akan
dibahas di next post deh.
Kita
sudah saling mengenal satu sama lain. Kejelekan dan kelebihan kita sudah
diketahui semuanya. Walaupun aku tahu sih, aku gak ada yang jelek (peace), tapi
kita saling mengerti. Sejelek apapun sifat saya, bebek, azim, ataupun udin kita
akan mengerti dan berusaha untuk tidak mempermasalahkan hal itu.
Karena
itulah, KITA sama dengan SATU dan SATU sama dengan KITA
0 komentar:
Posting Komentar