Saat itu saya sedang duduk di bangku butut di Kereta.
Kereta yang akan membawa saya kembali ke tempat saya merantau setelah beberapa
hari sebelumnya saya menghabiskan waktu di ibukota yang kejam. Saya memandangi
isi timeline saya yang sedang kacau
dengan cacian dan kritikan pedas level 10 untuk JOT.
Saat itu pula ada hestek #GugatanUntukJOT yang di
inisiasi oleh Bang Rangga. Bukan Rangga Pranendra, tapi Rangga Widigda. Saya
tahu beliau ini yang juga melakukan gugatan beda agama. Banyak gugat memang
Bang Rangga ini. Untung Bang Rangga tak ada gugatan untuk Kinal. Jangan tanya
kenapa Bang Rangga ga akan gugat Kinal. Kalau masih ngotot mau tanya, silahkan
tanya pada jenggot yang bergoyang-goyang/
Langkah pertama yang dilakukan adalah Somasi sebelum
masuk ke pengadilan. Sidang pertama dilalui tanpa ada perwakilan dari JOT. Dan
sidang kedua perwakilan JOT datang dan hadir pula mediator untuk mediasi.
Tentang materi gugatan dan langkah hukum yang sedang di jalankan, biarkan pihak
yang berwenang yang membahas. Siapalah saya ini yang tak paham akan hukum. Yang
saya paham hanya hati ini satu, hanya untukmu, cimit.
Dari sudut pandang saya, gugatan untuk JOT ini adalah
sebuah puncak dari kekesalan yang dari pelayanan JOT. Pelayanan JOT yang selalu
menyusahkan. Misalnya saja terkait dengan HS Event yang peraturannya baru di
publish sehari sebelum Event HS. JOT ujug-ujug mengeluarkan peraturan yang
sebelumnya tidak ada. Atau ketika dulu 2shoot yang amburadul. Kalau dosa JOT di
ungkap, mungkin puasa kita semua tak berarti di mata tuhan.
Aliran kritikan mengalir deras untuk JOT. Dan meluap
dalam tempo yang singkat. Coba cek tab mention JOT ketika ada keputusan ganjil.
Email yang dijadikan bagi fans untuk curhat pun seakan
jadi rumah tak berpenghuni. Kosong dan tak ada hasil. Dimana lagi tempat kita
mengadu ? Memang tuhan adalah tempat curhat terbaik. Tapi ya mosok kita curhat
tentang JOT ke tuhan. Atau curhat tentang waro dan fans far ke tuhan. Dan
gugatan untuk JOT ini adalah tempat bagi fans untuk “mengadu”. Tujuannya satu,
adanya perbaikan pelayanan konsumen.
Jangan dikira gugatan ini adalah hal yang remeh.
Gugatan ini mewakili kata hati fans yang satu nasib, kecewa atas pelayanan dari
JOT. Jangan samakan gugatan ini dengan kasus Menpora dan PSSI. Ra nyambung,
dab. Jangan samakan Bang Rangga sama Pak Imam Nahrowi. Bang Rangga ra nduwe
jenggot, dab.
Jangan dikira gugatan ini hanya cara bagi Bang Rangga
untuk membubarkan JKT48. Tak ada satupun dalam materi gugatan agar JKT48
dibubarkan. Bahkan sampai memikirkan bagaimana nasib masa depan member JKT48
kalau JKT48 bubar. Guys, hidup member tak sesusah itu. Yakinlah mereka masih bisa
makan di Solaria walaupun tidak jadi member. Kalau toh JKT48 bubar, artinya
kalian bisa bebas foto sama member. Atau yang ada niat mau jadikan member
sebagai istri ketika JKT48 bubar, niat kalian ada angin segar. Tenang, Bang
Rangga tak sekucluk itu. Kalau JKT48
bubar, Kinal akan sedih dan yang pasti Bang Rangga juga sedih lihat Kinal
sedih. Guys, kalian butuh hiburan.
Selama ini, kita seperti kebo dicucuk hidungnya. Kita
selalu mengikuti arahan apapun yang dilakukan oleh JOT. Meskipun hati kecil
kita merasa tidak suka atau kurang ikhlas melakukannya. Tapi ya demi Oshi,
apapun dilakukan. Kalau seperti ini terus, dosa-dosa yang tak ingin saya
sebutkan itu akan terus terjadi dan akhirnya neraka penuh dengan JOT. Kalau
neraka penuh JOT, di surga tak ada JKT48. Itu yang saya tak mau.
Sekali lagi, gugatan ini bertujuan untuk menyadarkan
JOT kalau selama ini pelayanan mereka tak baik-baik amat. Nilai di rapor yang
ditulis dengan pensil. Yang artinya nilai nya buruk. Kalau tidak segera
diperbaiki, rapor itu akan menjadi saksi hidup perjalanan JOT. Percayalah,
Gugatan ini ada agar JOT tak jadi rejim yang bebal.