Siapa yang tidak kenal Totti. Sosok yang telah
mengabdikan dirinya selama hampir 20 tahun. Pemain yang hanya bermain di level
klub untuk satu tim. Satu tim yang dia bela sejak awal meniti karir juniornya
sampai saat ini. Klub tersebut beruntung mendapatkan tanda tangan pemain ini.
Pemain yang rela gajinya di potong. Nomer punggung pemain ini kemungkinan besar
akan di pensiunkan untuk menghormati pengabidan dirinya. Klub beruntung
tersebut bernama AS Roma.
Beruntung sekali AS Roma memiliki pemain serba bisa
seperti Totti. Pemain yang mampu memainkan peran sebagai goal getter ataupun sebagai pemberi umpan yang manis bagi lini
depan AS Roma. Dengan torehan 235 goal, Totti menempati posisi kedua tabel
pencetak gol terbanyak Serie A. Masih di bawah Silvio Piola dengan 274 gol.
Terpaut sekitar 30 gol. Dengan umur yang semakin tua, pada September nanti akan
berumur 37 tahun. Mampukah Totti melampaui capaian gol Piola ? Masih sangat
bisa terjadi. Apalagi jika di lihat ketajaman Totti yang kembali. Di musim sini
saja, Toti mampu mencetak 7 gol dengan 6 giornata tersisa.
Untuk ukuran Serie A Italy, liga yang lebih
mengedepankan pertahanan dibanding penyerangan, torehan 274 milik Piola atau
235 milik Totti adalah hal yang istimewa. Berbeda dengan La Liga yg menyerukan
serangan frontal, Italy lebih kokoh secara pertahanan. Catenaccio kata lainnya,
atau pertahanan grendel dan berlapis. Jangan coba-coba bandingkan jumlah
torehan gol Totti atau Piola dengan Messi ataupun CR7. Karena jelas berbeda.
Profesionalitas seorang Totti jangan pernah di
ragukan. Bermain sampai umur 37 tahun bukan hal mudah. Banyak pemain yg sudah
menyerah sebelum mencapai umur segitu. Pengecualian buat Zanetti. Javier
Zanetti adalah manusia dari planet lain yang mampu terus bermain sampai umur 40
tahun.
Karir Totti bukanlah tanpa halangan. Tidak ada
satupun pemain sepakbola yang karir bermainnya lurus dan lempeng-lempeng saja.
Totti pernah mengalami cedera parah di tahun 2006. Tahun dimana dia sangat di
butuhkan oleh Italy dengan Lippi nya untuk mengarungi pertarungan di Piala
Dunia. Cedera yang diterima Totti ketika AS Roma melawan Empoli. Sebuah pukulan
telak untuk Totti, AS Roma, dan Italy.
Tapi Totti belum habis. Totti masih ingin dan terus
bermain sampai saat ini. Totti masih akan terus menginjakkan kakinya di rumput
Olimpico paling tidak sampai musim depan berakhir bahkan 2 musim ke depan atau
akhir musim 2016-2017. Atau ketika TOTTI berumur 39 tahun. Atau 1 tahun sebelum
TOTTI pensiun. Yaa, Totti akan berhenti bermain di usia yang ke 40 tahun. Tapi
penulis yakin jika Totti tidak di terpa cedera parah, Totti tidak akan berhenti
bermain di umur yang ke 40. Kenapa ? Alasannya satu, stadion baru Roma.
Totti sangat ingin bermain di stadion baru AS Roma
yang akan di bangun pada 2016 atau pada Totti berumur 39 tahun. Di perkirakan
selesai pada 2018 ketika Totti berumur 41 tahun. Relakah Totti berhenti bermain
? Maybe no. Bagi penulis, satu plot pemain akan tetap ada buat Totti ketika dia
masih ingin dan masih kuat bermain. Pelatih tidak akan kesulitan mencari kan
posisi untuk Totti. Totti adalah pemain serba bisa.
Dia maestro lapangan hijau. Pemain yang menolak uang
demi sebuah kecintaannya terhadap satu klub. Pemain yang sangat ingin di beli
oleh presiden Real Madrid saat itu untuk melengkapi skuad Los Galacticos jilid I yang memang dia inginkan. Siapa yang tidak
tergiur akan gemerlapnya uang dan kemewahan. Totti pun berfikiran seperti itu.
Tapi hati nya mengatakan tidak. Tidak ingin meninggalkan klub yang membesarkan
namanya. Klub yang membuat nama Totti melambung sampai meraih Golden Boot 2010
dan meraih Trophy World Cup 2002 bersama Italy.
AS Roma adalah TOTTI dan TOTTI adalah AS Roma. AS
Roma adalah TOTTI itu sendiri dan TOTTI adalah AS Roma itu sendiri. Demikian
para Romanisti (Fans AS Roma) menyebutnya. Kedua hal di atas tidak akan pernah
bisa di pisahkan. Oleh uang sekalipun. Tidak akan ada yang bisa membeli
loyalitas seorang TOTTI.
C’E SOLO UN CAPITANO
FRANCESCO TOTTI
0 komentar:
Posting Komentar