Ultras Mania Gresik

Kita pernah juara. Gresik pernah juara. Dan sekarang "KAMI RINDU JUARA" Liga Indonesia

Roma Club Indonesia

Kami ada. Kami berpesta. Kami bersatu. Hanya untuk satu kebanggaan, AS ROMA

AS ROMA

LA ROMA NON SI DISCUTE SI AMA

Fan Fiction

Cerita fiksi untuk meluapkan ekspresi jiwa. Tentang hiburan, luapan perasaan, dan pengorbanan.

48 Family

The power of Idol. Idol can't make you horny, just can make you proud with them. Kita pecinta idol sebagaimana kita mencintai sepakbola.

Jumat, 27 Juni 2014

Benfica dan Kutukan

Mungkin sebagian orang tidak percaya akan adanya kutukan. Tapi kadang, kutukan ini terjadi dan terbukti. Bahkan telah bertahan selama 52 tahun. Butuh 48 tahun lagi untuk menuntaskan kutukan itu. Mungkin sebagian orag tidak tahu, apa kutukan yang berlangsung selama itu. Karena beberapa tahun yang lalu, tepatnya tahun 2008 dan 2012, ketika gelaran Piala Eropa, kutukan Juara Bertahan akhirnya berakhir dengan di tandai Spanyol menjadi juara Eropa 2X berturut-turut.
Kutukan Bela Guttman
Kutukan ini apes menimpa Benfica. Klub asal Portugal yang memiliki rentetan sejarah yang panjang nan bagus di Eropa dan juga merajai liga lokal. Lalu kapan kutukan ini di mulai ? dan seperti apa efeknya ?
Kutukan ini di mulai ketika Benfica merajai Eropa dengan memenangkan Piala Champions tahun 1961 dan 1962. Ketika itu, pelatih yang menahkodai Benfica adalah si Bela Guttman ini. Dia meminta kenaikan gaji. Wajar, karena 2X berturut-turut dia sukses membawa Benfica menjadi juara Piala Champions. Pria asal Yahudi meminta kenaikan gaji dan di tolak oleh manajemen Benfica.
Akhirnya, Guttman memutuskan untuk pindah dan keluar dari Benfica. Dia keluar dengan membawa kenangan manis dengan 2 gelar Piala Champions di tangan, serta memberikan kado perpisakan, yakni sebuah kutukan. Kutukan yang memiliki daya magis yang dahsyat. Seperti apa kutukan maha dahsyat itu ?
Guttman mengutuk Benfica tidak akan bisa juara Eropa selama 100 tahun. Dan kutukan itu bertahan 52 tahun sampai tahun ini. Benfica gagal meraih juara di Europa League setelah di kandaskan Sevilla di final dan tahun kemarin, di 2013 di gelaran yang sama, mereka di kandaskan oleh Chelsea.
100 tahun bukan waktu yang singkat. Jika kutukan itu benar, artinya Benfica bisa juara lagi ketika tahun 2062, atau 48 tahun lagi. Waaow, waktu yang sangat lama.
Efeknya, bisa-bisa pemain Benfica banyak yang kabur karena tidak bisa meraih gelar juara di Eropa. Sungguh tragis nasib Benfica jika mereka gagal hanya karena kutukan.

Dan bayangkan jika pelatih-pelatih di dunia mengeluarkan kutukan yang sama karena di pecat atau permintaan kenaikan gajitidak di gubris manajeman. Mungkin Moyes bisa menjadi aktor kutukan lain karena di putus oleh MU secara sepihak. Atau mungkin Mou yang memberikan gelar juara untuk Madrid tetapi di pisahkan oleh manajemen.

Usaha Keras Sang Idol

Beberapa minggu yang lalu, tepatnya tanggal 6 Juni, saya mendapat kesempatan untuk mengunjungi kuil cinta bagi para fan idoling di Indonesia. Tempat bagi para wota berkumpul, menghabiskan uang dalam waktu singkat, menemui idola nya yang tak terlihat, dan tempat untuk menunjukkan dukungannya untuk sang idola.
Di 6 Juli pula lah, saya pertama kali menlihat aksi lincah nanenerjik khas anak kecil dari para generasi ketiga yang sedang menampilkan setlist kenangan, setlist perjuangan, Pajama Drive. Berkesempatan melihat mereka bukan ketika mereka sudah berada di atas angin. Tetapi ketika mereka masih berusaha membentuk jalan hidupnya, itu sensasinya berbeda. Benar kata Om-om genit yang sempat saya temui di hari berikutnya.
Saya berkesempatan melihat aksi tim merah yang berisikan member-member yang semuanya saya tidak tahu. Bahkan ketika semua fans melakukan ibadah member call, saya cuma diam tidak ikutan. Takut salah manggil nama. Kan malu salah manggil nama.
Mata saya saat itu tertuju ke beberapa member yang (menurut saya) menonjol secara perform. Setelah saya tanya ke orang di sebelah saya, akhirnya saya ketahui namanya adalah Milenia, Cesen, Tya, Anin dan Grace.
Kekuatan Mereka
Saya coba membredel kekuatan masing-masing member itu. Mereka semua adalah perwakilan dari semua unit song di Pajama Drive. Milen di Unit Song Temodemo, Cesen di Kagami, Tya di Jonjou, Anin di Pajama Drive, dan Grace di Tenshi no Sippo. Dan menurut saya, ke empat Unit Song itu memiliki ciri khas sendiri. Temodemo yang mewajibkan member untuk bisa memainkan ekspresi sedih. Kagami dengan image garang dan sangar. Jonjou dengan kekuatan di dance dan menurut saya jadi dance tersulit dari semua unit song di setlist ini. Serta Tenshi no Sippo yang memiliki ciri khas anak kecil yang lucu menggemaskan.
a.      Milenia
Milenia yang akrab di panggil Milen ini adalah salah satu idola fans, bahkan sebelum dia masuk di JKT48 alias ketika masih audisi. Wajah cantik nan rupawan khas seorang model memang mendukung alias oshi-able. Milen agak cadel ya ? Kayaknya sih begitu. Lupakan tentang cadel. Lalu kenapa dia aku jadikan member yang penampilannya menonjol ? Dia memiliki kekuatan di ekspresi sedih. Dia mampu memainkan mimik mukanya sedemikian rupa dengan sangat indah. Bahkan, untuk sekelas member yang baru beberapa kali memainkan setlist ini, Milen sudah berada di batas rata-rata. Butuh perjuangan sedikit lagi untuk mencapai titik yang disebut “Bagus”.
Selain itu, tatapan mata Milen bahaya, coy. Kalau di Team K3 ada Hanna yang dikenal dengan tatapan lasernya, dan itu terbukti ketika dua teman saya harus lemah ketika kena tatapan lasernya Hanna, maka di Pajama Tim Merah ini, Milen punya tatapan mematikan. Seperti peluru yang berisikan bubuk mesiu.
b.      Cesen
Yansen atau Cesen ini salah satu member yang saya sudah tahu bahkan sebelum ada pengumuman hasil audisi. Sudah pernah ketemu ketika HS Manatsu no sounds good Februari lalu. Karena para finalis sempat di perkenalkan ke publik. Ketika perkenalan, Cesen bagi saya adalah member yang lucu dengan pipi chubby nan menggemaskan. Image yang tergambar di mata saya saat itu adalah, Cesen kalau di BnT, harus ambil unit song Idol Nante, atau di Pajama ambil di tenshi no Sippo. Dan image itu terbawa bahkan ketika di dalam kuil.
Di dalam kuil saya terperangah kaget ternyata pembawaan Cesen garang. Jauh berbeda ketika masih audisi. Dan menjadi Jendral Kagami bagi saya adalah hal yang mengagetkan. Saat itu pula saya membandingkan dengan Kinal. Jendral Kagami sesungguhnya, ha ha ha. Dan bagi ukuran member baru, not bad lah. Image keras, sangar, dan garang yang terpampang di unit song ini mulai terlihat di diri Cesen dan menghapus image lucu menggemaskan yang selama ini ada di pikiran saya.
c.       Tya
Member ketiga yang menurut saya penampilannya menonjol adalah Triarona atau kerap di panggil Tya. Mungkin sebagian orang menganggap alasan saya memilih dia karena di Jiko nya. Bukan, bro. Memang sih Jiko nya ini anak lain dibanding yang lain. Bahkan Cuma Tya dan Manda yang Jiko nya (menurut saya) beda dan mampu membius mata para lelaki. Lalu kenapa saya memilih Tya ?
Saya melihat penampilan Tya paling menonjol secara dance di banding yang lain. Terbaik lah si Tya ini kalau secara dance. Yang saya baru tahu, ternyata si Tya ada basic dance, jadi kualitasnya tidak perlu di ragukan. Dapat info dari om-om genit yang suka jitak anak gajah.
Kualitas itu jelas di perlihatkan Tya ketika di US Jonjou. Meskipun member di unit ini ada 3 orang, tapi mata saya Cuma tertuju di Tya. Yes, penampilannya di atas panggung saat itu istimewa. Tetapi yang perlu di lihat adalah, kadang Tya kelewatan atau over dibanding teman-teman yang lain. Harus saling pengertian satu sama lain.
d.      Anin
Anin atau Anindhita ini adalah idola dari om-om genit yang sempat saya buatkan tulisan khusus. Apa istimewa nya Anin ? Penampilannya sesuai porsi. Tidak melebihi teman-teman yang lain dan kurang dari teman-teman yang lain di satu unit. Kalau mau tau kelebihan Anin yang lain, silahkan tanya ke @TeamNetral aja yaa.
e.       Grace
Masuk ke member terakhir, yakni si Grace atau Martha Graciela. Hmm, bingung mau nulis apaan tentang si cimit-cimit ini. Dengan rambut pendek yang di ikat seperti itu, image anak kecil lucu menggemaskan seakan menempel dengan lekat di tubuh anak ini. Dan benar saja, anak ini sangat lucu saudara. Asli. Mukanya nggemesin bikin pengen nyubit.
Dan di Unit Song Tenshi no Sippo, sangat cocok dengan Grace. Unit song yang sempat saya gambarka di kepala dengan Cesen yang mengisi, ternyata di isi oleh Grace. Ya, Grace adalah center tenshi. Lucu sekali dia. Enerjik banget gerakannya. Dan satu lagi, member yang punya tatapan mematikan bukan hanya si Milen, tetapi si Grace juga punya tatapan yang mematikan.
Selain lima member ini, terdapat member yang menonjol di MC. Yakni si Desy. Dengan logat medok khas orang jawa alias saya suka, Desy mampu menyihir penonton sekalian. Jokes jokes renyah khas anak kecil mampu di bawakan Desy dengan bagus. Bahkan, ada yang bilang, MC tanoa Desy akan mati.
Usaha Keras Sang Idola
Setelah pulang dari kuil, saya mulai mencari info lebih lanjut terhadap member-member ini. Milen yang katanya anak dari model, Tya yang punya basic dance, dan Grace yang memiliki kondisi badanyang tidak sehat.
Pernah dengan kalau ada member yang di larikan ke rumah sakit ketika theater ? Ya, itu Grace, Martha Graciela anak yang tahun depan akan berumur 16 tahun. Berdasarkan info yang saya dapat, Grace punya kondisi tubuh yang tidak sehat. Ah, pantas saat itu saya tidak sempat hi touch dengan dia. Tapi, apalah arti hi touch ketika ada member yang sakit. Biarkan dia istirahat agar kondisi tubuhnya kembali fit.
Sejenak saya berfikir, lalu ketika perform yang saya lihat dulu, dia lagi sakit ? What ? Saat itu, tidak terlihat sama sekali kalau Grace sedang menahan rasa sakit di perutnya. Waow, ini anak hebat, pikirku. Sampai akhirnya saya memutuskan untuk bergabung dengan salah satu grup yang sepakat mendukung Grace agar bisa meraih impiannya.

Yaa, Grace semoga tuha mengambil penyakit yang ada di tubuhmu dan diberikan kesehatan. Tunjukkan yang terbaik untuk fansmu yang selalu setia mendukungmu. ^^

Senin, 23 Juni 2014

PSSI dan Pilpres 2014

Saya sarankan di awal, bagi kalian yang tidak paham tentang sepakbola dan tidak peduli dengan sepakbola Indonesia, sebaiknya tutup post ini dan baca post lainnya yang bisa buat kalian tertawa atau apalah itu namanya. Atau kalian yang paham sepakbola, tetapi tidak peduli dengan sepakbola Indonesia, kalian juga di persilahkan menutup post ini.
Tapi bagi kalian yang tidak paham tentang sepakbola, tetapi kalian peduli dengan sepakbola Indonesia, silahkan lanjutkan baca post ini. Lebih khusus lagi, bagi kalian yang sangat paham tentang sepakbola dan amat sangat peduli dengan sepakbola Indonesia, saya harap kalian baca post ini. Sekedar memberi tahu kan kebenaran yang selama ini ada.
Saya awalnya tidak curiga sama sekali dengan ketidak netralan PSSI dalam Pilpres kali ini. Sampai akhirnya saya tersentar dengan adanya twit yang di tulis oleh Pelatih Timnas U-19, Indra Sjafri dan di ritwit oleh Akun @pssiofficial. Dan sebelum ada twit itu, PSSI juga memberikan postingan yang isinya sebuah gambar.



Gambar ini saya dapatkan dari akun twitter kesukaan saya, @panditfootbal. Meskipun sebelumnya, La Nyalla sudah sempat berbicara bahwa akun twitter PSSI bukan itu. Anehnya, jika kita masuk ke website PSSI, akan terhubung dengan akun twitter itu. Untuk lebih jelasnya, silahkan cek artikel yang di tulis oleh Pandit Football http://www.panditfootball.com/pssi-jadi-alat-kampanye/ .
Curiga ? Harus. Pantang bagi kita untuk membiarkan dan seakan menganggap ini hal yang wajar. Apalagi, jika lihat Track Record PSSI yang selama ini “maaf” rusak.
Lalu apa bukti ini cukup kuat untuk membutkikan kalau PSSI tidak netral ? Tidak. Akan saya berikan yang lainnya.
Masih ingat kasus Majalah atau produk propaganda”Obor Rakyat” ? Itu loh yang sempat membeberkan fitnah yang begitu kejam terhadap salah satu pasang calon. Ingat kan ? Apa hubungannya ? Ada !
Pemred Obor Rakyat Setiardi Budiono telah di laporkan oleh kubu salah satu calon terkait majalah fitnah ini. Dan siapa pengacara Setiardi Budiono ? Hinca Panjaitan. Mungkin, bagi para pecinta sepakbola tanah air tidak asing dengan nama Hinca Panjaitan. Ya, dia adalah Komdis PSSI. Bahkan sudah menjabat di PSSI sejak era Nurdin Halid. Dan saat ini menjadi Ketua Komdis PSSI. Bukti ? Ada.

Bahkan, salah satu caleg dari Partai Demokrat dari Dapil Sumatera Utara ini sempat membuka Turnamen di Sinabung, Maret lalu.
Sudah sedikit jelas kan seperti apa PSSI dan Pilpres ? Masih ada satu bukti lagi yang akan saya buktikan. Dan ini lebih menohok, saudara sekalian.
Tau La Nyalla Mattaliti ? Kebangetan kalau kalian yang ngaku gibol tapi tidak tahu siapa itu La Nyalla Mattaliti. Silahkan cek di Google atau tanya ke teman kalian yang ngaku gibol juga. But, gibol yang paham masalah sepakbola di Indonesia lho.
La Nyalla Mattaliti adalah salah satu petinggi di PSSI dan salah satu tokoh yang merumuskan KPSI dan ISL yang sempat membuat sepakbola kita rusak beberapa tahun kemarin. Dan La Nyalla Mattaliti memiliki akademi yang di namakan La Nyalla Academia. Dan di akademi tersebut, La Nyalla Academia mengatakan bahwa mereka mendukung salah satu calon tertentu.




Meskipun La Nyalla sempat mengatakan kalau ia mengambil cuti untuk sementara waktu, bahkan di suatu kesempatan, dia mengatakan bahwa dia harus memproteksi Timnas U-19 dari segala gangguan politik praktis, tetapi dari fakta-fakta tersebut, seakan PSSI menunjukkan luka yang di buatnya sendiri.
Saya tidak ingin memojokkan salah satu calon pasangan tertentu. Tapi, saya hanya ingin mencoba mengajak kalian semua untuk membuka mata dan aware tentang masalah ini. Percaya tidak percaya kembali ke teman-teman semua. Saya hanya ingin memberikan fakta

Salam Sepakbola Indonesia

Jumat, 20 Juni 2014

Struggle For Recognition and Football

Mungkin sekilas tidak ada korelasi antara sepakbola dan politik pengakuan. Karena memang kedua hal ini berada di ranah yang berbeda. Politik yang selama ini identik dengan kondisi yang berada di dalam pemerintahan dan negara. Apalagi jika di gabungkan dengan politik pengakuan. Politik pengakuan sendiri secara teoritis berada di tataran sosial. Dari berbagai sumber yang saya baca, saya simpulkan bahwa politik pengakuan adalah bentuk cara yang dilakukan oleh negara ataupun social movement mendapatkan pengakuan dari negara ataupun aktor lain. Yang akhirnya mereka melakukan berbagai cara yang dinamakan “struggle for recognition”.
Lalu apa hubungannya dengan Sepakbola ? Jarak kedua hal ini jauh sekali. Tapi ada ternyata.
Saya akan ajak anda semua untuk mengembalikan memori kita 3 tahun yang lalu dan setahun yang lalu. 3 tahun yang lalu, yakni ketika ada Pertandingan Uji Coba antara Indonesia dan Palestina yang terjadi 22 Agustus 2011 akhirnya di menangkan Indonesia dengan sor 4-1. Setahun yang lalu, masih dengan Indonesia dan Palestina. Tetapi kali ini yang bertanding adalah Timnas U-23 di turnamen International Solidarity Games yang berlangsung di Palembang. Lalu, apa yang aneh dengan semua itu ? wait, jangan justifikasi itu semua sebelum melihat ini.
Pertama, saat 2011 kondisi Palestina masih tidak stabil. Maksudnya, saat itu Palestina keberadaannya masih belum di akui dunia sebagai nation-state atau negara bangsa, bahkan sampai sekarang. Dan nama Palestina di mata internasional adalah West Bank atau Tepi Barat bukan Palestina. Artinya, keberadaan Palestina belum di akui oleh dunia, baik secara de jure dan de facto.
Untuk mendapatkan pengakuan secara de facto dan de jure, Palestina harus mendapatkan itu semua dengan mendekati negara-negara yang selama ini simpati dengan mereka. Seperti yang kita ketahui, pengakuan secara de jure artinya pengakuan secara hukum di dunia internasional. Dan pengakuan secara de facto, artinya pengakuan oleh NEGARA LAIN. Jika di masukkan ke dalam politik pengakuan di paragraf atas, secara tidak langsung Palestina sedang melakukan Struggle for Recognition. Why ?
Karena, ketika sebuah negara melakukan kerjasama ataupun menjalin hubungan dengan negara lain, artinya mereka telah mengakui keberadaan negara itu. Untuk itulah, Gus Dur di kritik karena ingin melakukan hubungan dagang dengan Israel, karena Indonesia tidak mengakui Israel sebagai negara bangsa.
Lebih jelas lagi terlihat di tahun kemarin, dalam turnamen International Solidarity Games 2013 di Palembang. Dari labil jelas terpampang, International Solidarity Games 2013. Pesertanya adalah seluruh negara yang mayoritas islam. Indonesia, Maroko, Palestina, dan Turki adalah beberapa negara yang ikut serta di turnamen ini. Struggle for recognition jelas terlihat dari Palestina. Secara tidak langsung, Palestina “memanfaatkan” Indonesia dan negara-negara islam untuk mendukung pengakuan terhadap entitas baru, Palestina.
Disini, saya tidak ingin ikut campur dalam urusan Israel dan Palestina. Tetapi saya hanya mencoba mengaitkan antara sepakbola dengan politik. Jika selama ini selalu identik dengan hal-hal yang sifatnya destructif, maka disini “football influence politics”.


Alief Maulana

@alipjanic

Rabu, 18 Juni 2014

Spanyol dan Kutukan Juara Bertahan di Era 2000 an

Piala Dunia masih memasuki babak penyisihan grup. Bahkan, beberapa tim baru memainkan 1 game. Tetapi berbagai bursa judi dunia mulai menggeserkan prediksi nya. Setelah Brazil di tahan imbang Mexico di laga kedua, Portugal yang di hancurkan Jerman dengan skor 4-0, dan yang paling hot adalah kandasnya langkah Spanyol di babak penyisihan grup ketika baru bertanding 2X dengan hasil 2X kalah, yakni dari Belanda 5-1 dan Chile 2-0.
Khusus yang terakhir, ternyata terdapat fakta menarik. Tidak ada satu pun negara yang mampu mempertahankan gelar Piala Dunia alias 2X juara berturut-turut di era sepakbola modern. Dulu, ada Italy dan Brazil yang sempat mempertahankan gelar. Yakni ketika tahun 1934 dan 1958 Bahkan Spanyol mengikuti jejak Italy dan Perancis, yakni gagal total di penyisihan grup. Padahal di Piala Dunia edisi sebelumnya, mereka merebut gelar juara dunia.
Kita kembali ke era 1998 ketika Perancis begitu digdaya dan menghancurkan Brazil di Final 1998. Era ke emas an Perancis kata orang. Permainan aktraktif Perancis terlihat di situ. Dan berlanjut ketika tahun 2000 di gelaran EURO 2000. Perancis pun berhasil meraih gelar juara Eropa. Ketika Piala Dunia 2002 di mulai, mata tertuju ke Perancis. Mampukah mereka mempertahankan gelar ? Hasilnya gagal total di babak penyisihan grup.
Brazil masih jauh lebih beruntung di Piala Dunia 2006. Brazil masih mampu lolos dari penyisihan grup dan kandas di Perempat Final dari Perancis yang saat itu menjadi underdog dan lolos ke final meskipun kalah menyakitkan dari Italy.
Italy di 2010 tak jauh beda dengan Perancis di 2002. Menjadi unggulan karena di gelaran Piala Dunia 2006, Italy adalah Tim yang memiliki permainan terbaik ala Marcelo Lippi. Apa mau di kata, Italy gagal total di babak penyisihan, laga terakhir versus Slovakia pun tak dapat di manfaatkan dengan baik oleh Italy. Hasilnya, hancur.
Di tahun ini, Spanyol berulah. Mereka mengikuti jejak Italy dan Perancis. Tapi bagi saya Spanyol mampu menampar muka LFP (PSSI nyaSpanyol). Spanyol yang selama ini di nilai memiliki liga terbaik di dunia dengan menempatkan Real Madrid dan Barcelona sebagai tim terbaik di dunia, akhirnya harus pulang dengan sangat memalukan. 2X kalah di partai pembuka dengan agregat 7-1. Ditambah dengan ekspektasi tinggi publik terhadap Spanyol yang mampu meraih Piala Eropa di 2008 dan 2012 serta Piala Dunia 2010, menjadikan Spanyol unggulan teratas.

Kutukan ini terus berlanjut. Salahkan Perancis yang memulai kutukan ini. Bye bye Spanyol ~

Senin, 16 Juni 2014

Piala Dunia 2014: Kuburan Para Veteran

Piala Dunia adalah turnamen terbesar yang menjadi keinginan dari para pemain sepakbola di dunia. Bak prajurit, mereka mempersiapkan segalanya untuk bisa menembus daftar pemain yang akan membela negaranya tampil di gelaran 4 tahunan tersebut. Meskipun ada beberapa dari mereka yang tidak dapat menampilkan yang terbaik tetapi masih tetap di panggil timnas. Dan ada yang sudah menjadi salah satu prajurit yang memberikan segalanya ketika bertanding, tetapi juga tetap gagal masuk ke dalam skuad timnas. Who ? See Spain.
Gelaran Piala Dunia 2014 tetap sama dengan gelaran Piala Dunia tahun sebelum-sebelumnya. Yakni berakhirnya era para veteran. Jika pada Piala Dunia 2002, Ronaldo, Oliver Kahn pensiun, Piala Dunia 2006 Totti dan Zidane pensiun, dan 2010 adalah kesempatan terakhir bagi Simao Sabrosa dan Paulo Fereira. Pensiun disini bukan pensiun dari dunia sepakbol, tetapi pensiun dari Timnas. Karena dari nama-nama di atas, sampai saat ini masih bermain di klub nya.
Dan tahun ini, di Piala Dunia 2014, beberapa nama sudah mengisyaratkan untuk pensiun. Salah satunya adalah Andrea Pirlo. Sang Maestro Italy. Penguasa lini tengah Italy. Pirlo bahkan sudah mengisyaratkan akan pensiun dari timnas. Karena memang secara umur, Pirlo sudah memasuki usia senja, 35 tahun.
Selain Pirlo, sejatinya ada banyak nama yang di ramalkan akan pensiun dan tahun ini adalah Piala Dunia terakhir bagi mereka jika di lihat dari umur. Ada Gigi Buffon di skuat Italy yang kemungkinan tahun ini akan jadi Piala Dunia terakhir.
Di Italy yang memang dihuni pemain-pemain veteran, hal itu sangat mudah di cari. Selain Gigi Buffon dan Pirlo yang sudah mengisyaratkan akan pensiun setelah Piala Dunia. Ada De Rossi yang pada 2018 nanti akan berumur 35 tahun. Untuk De Rossi, jika Italy sudah menemukan sosok seperti De Rossi, akan dengan mudah pelatih tidak akan memakai jasanya lagi karena secara umur sudah tidak memadai. Apalagi posisi De Rossi yang sebagai Anchor Man, membutuhkan stamina dan fisik yang harus kuat.
Di Spanyol, Casillas yang se angkatan dengan Buffon pun akan sangat sulit menembus skuad Spanyol di Piala Dunia 2018. Apalagi Spanyol saat ini sudah menemukan pengganti Casillas yang sepadan yakni David De Gea. Selain itu, 2018 nanti kemungkinan kita tidak akan menemukan lagi nama David Villa, Xavi Hernandez serta Iniesta yang sudah memasuki masa uzur.

Piala Dunia 2014 menjadi kuburan bagi para veteran. Apakah ini akan terjadi ? Saya sendiri meragukan itu. Karena jujur saya masih ingin melihat aksi penyelamatan gemilang ala Casillas dan Buffon, aksi tackle terbaik ala De Rossi, aksi striker haus gol ada David Villa, serta aksi brilian maestro lapangan tengah terbaik ala Xavi, Iniesta, serta Pirlo. Kalau toh mereka memutuskan pensiun, mereka telah menorehkan tinta emas di lembar perjalanan hidupnya di tahun 2006 dan 2010.

Jumat, 13 Juni 2014

Loyalitas Bodong Bernama Piala Dunia

Tahun 2014 bukan hanya tahun nya pesta demokrasi, tetapi juga tahunnya sepakbola dunia beraksi. Gelaran akbar pesta sepakbola yang berlangsung selama sebulan penuh akan mengiringi keseharian kita. Dan Brazil berkesempatan menjadi tuan rumah pesta akbar sepakbola dunia.
Meskipun Piala Dunia hanya di ikuti oleh 32 negara yang notabene adalah negara dengan kekuatan sepakbola yang cukup bagus, tetapi euforia nya bisa mencakup ke seluruh lapisan dunia. Baik itu dunia nyata ataupun dunia ghaib. Karena siapa tahu ada Pocong yang juga rela begadang demi lihat sepakbola di banding melakukan kewajiban menggoda manusia.
Tetapi benar, euforia Piala Dunia dapat di rasakan di seluruh pelosok dunia. Meskipun negara tersebut tidak menjadi salah satu peserta Piala Dunia. Dan itu juga merembet ke negara kita tercinta, Indonesia. Euforia Piala Dunia sangat besar terasa di negara terbesar di Asia tenggara ini. Meskipun kedigdayaan Piala Dunia sempat di senggol oleh adanya kampanye dan Pemilu 2014, tetapi keberadaan Piala Dunia tidak akan mampu di tandingi oleh apapun, pengumuman kelulusan UNAS sekalipun.
Dan yang menarik adalah adanya suporter dadakan yang muncul di setiap gelaran piala dunia. Bahkan mereka berani memproklamirkan kalau mereka pendukung setia salah satu negara. Misalnya saja ada yang mengaku dirinya adalah seorang suporter Spanyol sejati yang barusan di bantai Belanda 5-1. Atau suporter garis keras dari Selecao yang barusan menang 3-1 berkat aksi akting yang indah dan aksi impresif dari Oscar. Atau Tifosi Azzurri yang besok pagi akan mencoba mengembalikan Inggris ke tempat asalnya (neraka). Atau Fans garis miring Der Panser Jerman yang akan mencoba mematikan CR7.
Mereka sampai lupa kalau Timnas U-18 kita sedang berjuang mati-mati an di Solo melawan Korea Selatan di babak Semifinal Asian School Football U-18. Dan hasilnya, Timnas kita kalah 1-0 dan gagal lolos ke Final.
Sebenarnya wajar, karena euforia Piala Dunia memang lebih besar jika di banding Turnamen sekelas Asian School Football U-18 yang skala cuma se Asia di banding Piala Dunia. Tetapi atas nama loyalitas, mereka mati-mati an mendukung timnas negara lain dan melupakan Indonesia. Untung, salah satu akun twitter ada yang emmbuka obrolan utnuk melakukan #awayday ke Myanmar untuk mendukung Timnas U-19. Bagi mereka yang rela bermahal-mahal ria datang ke Brazil untuk melihat Piala Dunia, alangkah eloknya jika kalian juga ke Myanmar untuk menyempatkan diri minimal memberikan penghormatan dan memberikan penyemangat buat pahlawan kita yang berjuang di Myanmar.

Bukan maksud untuk menghentikan aksi kalian untuk mendukung Timnas negara lain, karena saya pun juga mendukung Timnas negara lain. Tetapi ingat, GARUDA DI DADAKU.

Support Your Local Team

Arus globalisasi menjadikan arus informasi dengan sangat mudah menyebar ke tempat yang sebenarnya terpisah jarak yang amat jauh sekali. Adanya internet sehingga informasi bisa dengan mudah di akses dengan sekali klik. Dan adanya TV yang sudah bisa mengakses segala acara yang tidak erpaku di acara domestik semata.
Dan sepakbola adalah salah satu olahraga yang terkena efek dari adanya globalisasi. Arus informasi sepakbola di eropa begitu dengan mudah tersebar di internet dan bisa dengan mudah di akses oleh siapapun, kapanpun, dan di manapun. Yang akhirnya menghasilkan adanya pengetahuan tentang setiap unsur di dalam sepakbola. Mulai dari klub, pemain, suporter, dan bahkan WAGs. Apa itu WAGs ? Silahkan cari di internet, kawan.
Dimulai karena adanya pengetahuan, akhirnya menimbulkan perasaan suka yang berlebih kadarnya. Kadar cinta yang berlebihan dalam mencintai produk luar negeri sebenarnya halal saja. Karena tidak ada peraturan tertulis maupun tak tertulis yang melarang itu. Asalkan perasaan cinta yang berlebih itu harus bisa di imbangi dengan perasaan cinta dengan yang sifatnya lokal. Seperti apa ? #SupportYourLocalTeam
Yes, dukung sepakbola asalmu berada. Tempat dimana kalian tinggal, kalian hidup, dan mungkin nanti tempat kalian akan meninggal. Bagi cintamu terhadap klub sepakbola luar negeri dengan dalam negeri. Mungkin akan saya jabarkan, kenapa kalian harus perlu mencintai dan mendukung klub sepakbola dalam negeri.
1.      Kebanggan dan identitas
Kita bisa lihat bagaimana Aremania bangga dengan identitasnya sebagai orang Malang dan pendukung Arema Cronus. Atau Persebaya Surabaya 1927 dengan Bonek nya. Atau Ultras Roma di kota Roma dengan AS Roma nya. Yes, itu identitas yang akan terus mereka bawa. Identitas yang didasarkan atas tempat dimana dia hidup dan tempati. Karena akan sangat lucu ketika kita melupakan identitas asli kita sebagai orang Surabaya, orang Malang, ataupun orang Jakarta dan begitu bangga dengan identitas “palsu” kita. Identitas palsu yang kalian buat sendiri dengan mengatas namakan diri kalian sebagai Tifosi Klub sepakbola orang luar negeri.
2.      Klub Lokal Lebih Mudah Kalian Temui
Ketika kita mendukung klub lokal, kita lebih mudah menemui mereka dan melihat aksi mereka secara LANGSUNG dari atas tribun bukan dari layar kaca apalagi hanya tahu dari internet dan media massa belaka. Mereka lebih NYATA dan lebih jelas adanya. Bukan berarti mereka yang ada di luar negeri tidak jelas, bukan itu maksudnya. Tetapi yang lokal lebih jelas adanya. Kalian tak perlu repot-repot naik pesawat agar bisa menemui pemain idolamu. Kalian hanya perlu bayar maksimal 50 ribu untuk bisa melihat aksi mereka.
3.      Dukungan Kalian Lebih Nyata
Ini bisa jadi sindiran paling keras bagi para pecinta bola luar negeri yang lupa akan kebanggan dalam negeri nya. Sindiran yang saya pun tak tahu berasal dari mana datangnya. Tetapi muncul begitu saja dan seakan menampar keras mereka yang melupakan aset dalam negeri nya dan bahkan lebih memilih menonton sepakbola yang hanya bisa kalian liat dari layar kaca. Fans layar kaca itu ibarat bagi mereka yang hanya bisa melihat sepakbola dari layar kaca. Dengan berbagai yel yel yang kalian nyanyikan tampak tidak akan berguna bagi tim idola kalian yang bertanding nun jauh di Eropa sana. Terpisah jarak ratusan ribu kilometer dan suara kalian akan hilang.
Beda ketika kalian mendukung tim sepakbola lokal yang bisa kalian lihat dna bisa kalian dukung secara nyata. Teriakan kalian akan terdengar dengan jelas oleh gladiator yang sedang bertanding membawa nama kota kalian. Iya, KOTA KALIAN. Bukan kota orang lain. Teror yang kalian akan terasa lebih nyata jika kalian berada di dalam stadion. Adalah hal *maaf* BODOH kalau kalian mengaku pecinta sepakbola tapi belum pernah satu kali pun datang ke STADION dan melihat sepakbla secara langsung. Terserah ketika nanti di stadion kalian duduk menikmati pertandingan ataupun ikut ‘meneror’ musuh.

Sejatinya, mendukung klub luar negeri itu adalah HAK. Dan mungkin bagi para gila bola, punya tim kebanggan luar negeri itu adalah hal wajar bahkan kewajiban. Artinya, pengetahuan bola mereka luas. Karena saya sendiri adalah fans dari salah satu klub di Italy. Dan saya juga datang ke stadion mendukung Gresik United secara langsung. Bahkan juga harus ikut #awayday ke stadion kota lain untuk support GU. Dan ini pun juga banyak di lakukan oleh rekan-rekan saya baik itu sesama fans Roma ataupun fans GU yang lainnya. Never Forget Your Local Team. Dan alangkah indahnya, jika kalian tidak mencaci sepakbola dalam negeri tanpa memberikan solusi dan melupakan sepakbola dalam negeri dan tidak peduli dengan adanya kerusakan di sepakbola dalam negeri. Karena inilah saatnya bagi kalian yang mengaku sebagai FANS SEPAKBOLA untuk beraksi #SaveOurFootball. Jangan hanya karena sepakbola di Indonesia yang penuh mafia, sehingga membuat kalian enggan mendukung bahkan untuk melihat pun kalian enggan. Karena jika alasan itu (skandal dna mafia) sangat mudah dibantah. Sepakbola di Eropa sangat lekat dengan adanya skandal dan mafia, lho. Bahkan saya salut untuk kawan-kawan Milanisti Indonesia yang setiap Indonesia bertanding, mereka selalu hadir di stadion dengan Spanduk besar nya.

Kamis, 12 Juni 2014

Om B, Sang Team Netral

Tak elok ketika bahas Skyleng jika tidak bahas Om-Om yang satu ini. Karena doi ini adalah wota skyleng yang di muliakan oleh skylengers (panggilan untuk clan skyleng). Skylengers di seluruh muka bumi, baik itu bumi yang di huni oleh skyleng yang sadar ataupun skyleng yang dalam keadaan gangguan mental pasti tahu orang yang satu ini. Bahkan para buronan para skyleng yang keberadaannya seperti angin layaknya lagu Futari aja kenal sama om yang satu ini. Bahasa Jepang nya itu, Famous.
Ada banyak sekali yang bisa di kulik dari orang ini. Bukan karena kehidupannya menarik unttuk di perbicangkan. Tetapi orang ini licin sekali bak koruptor. Orang ini pandai melarikan menyembunyikan identitasnya. Bahkan, di depan para skylengers, orang ini masih saja bisa berkelit. Licin sekali bak lintah, lintah darat. Bedanya kalau lintah darat menghisap darah manusia, orang ini menghisap dan menjilat Kartu Nama Nadse yang akhirnya di ambil si Ivan.
Kebiasaan dari Om ini adalah selalu bilang kalau dia ini adalah Team Netral yang tidak memihak. Padahal, Netral adalah awal dari ketidak netralan. Dan ini terbukti. Karena terlalu sering bilang netral, akhirnya kebongkar juga kan kalau om ini tidak lagi netral. Mau bukti ? Kan aku di katain fitnah. Makanya saya ada bukti nyata kalau saya tidak fitnah dan netral nya Om B itu fiktif belaka. Nih buktinya 




Walaupun Om B ini ngakunya Team Netral dan tidak memihak, banyak lho buronan Skyleng yang ternyata nge fans sama Om ini.Sudah sempat saya singgung di awal tentang kejadian di dalam theater kan. Iyaa, itu baru satu dari sebagian kecil. Bayangin, saalah satu buronan terkenal di jagat per wota an sampai bilang kalau dia sangat nyaman curhat sama orang yang sudah dewasa, sama om-om gitu katanya. Sambil matanya melirik ke arah si Om. Sangar kan om ini. Dia ga mau ngakuin aja di hadapan umum kalau dia ini terkenal. Ada hal menarik dari si Om ini. Meskipun menarik itu relatif, sih.
Pertama, dia ini tidak mau ke Netral an dia kebongkar. Karena netral bagi dia itu identitas yang membuatnya sampai seperti ini di hadapan buronan. Berkat bilang netral, posisi si Om aman di hadapan member.
Kedua, karena sebenarnya om ini kecewa sama salah satu buronan karena tragedi foto keluarga. Meskipun si Om ini tahu kalau sang buronan merasa kecewa karena dia Cuma mau foto keluarga sama si Om ini. Atas dasar ini, doi memproklamirkan dirinya sebagai Poros Tengah dan Poros yang tidak memihak. Ibarat Indonesia itu, Gerakan Non Blok. Sebenarnya dia itu kecewa karena sang buronan yang begitu dia idam-idamkan tega mengkhianatinya dan foto keluarga dengan yang lain. Meskipun sang buronan sudah merasa menyesal atas foto laknat itu, tapi kekecewaan si Om masih memuncak. Bahkan si Om tega men skip Saat si buronan mau HiTouch dan Handshake sama si Om. Saking besarnya rasa kecewa itu.
Ketiga, saat ini si Om lagi gesrek sama Gen tiga. Doi belajar jadi Gen Tiga lover dengan mencoba melupakan buronan yang lama. Alasannya sih katanya karena dia pengen liat perkembangan anak gen tiga dari awal. Prretttt, itu karena dia mau pencitraan doang. Mau bikin si buronan yang lama cemburu. Bukti kalau dia sekarang lagi gentiga gentiga an sudah saya kasih di foto atas. Dia masih memendam rasa kecewa terhadap masa lalu yang menyakitkan hati alias foto keluarga laknat.
Hmm tetapi Om B ini wota panutan kok. Panutan para wota yang suka pencitraan. Tetapi salut lah sama om b. Kenapa ? Gak tahu kenapa. Pokoknya salut aja. Ga ada yang bagus dari Om B soalnya. Eh ada ding, sempat di traktir ngopi. Makasih om B. *Peluk Anin*

Sudah sudah, kok saya jadi Ghibah in orang. Ghibah itu dosa. Kalau ngomongin Skyleng sih woles aja, kan mereka celeng. Sekian ~

To Be Continue

Jadi, ini adalah lanjutan dari post laknat tentang Skyleng. Seketika saya di fitnah sana-sini bak Jokowi yang selalu di fitnah oleh lawan politiknya. Saya di anggap berbohong padahal jelas saya jujur apa adanya dan merakyat. Tidak bermuka dua bak seorang artis yang pandai berakting.
Banyak mention yang masuk meminta klarifikasi. Dikira saya ini artis yang menikahi anak di bawah umur sehingga perlu kasih klarifikasi atas segala pernyataan saya. Apa saya perlu buat konferensi pers biar semuanya menjadi lebih cerah secerah Martha Gracia sang primadona baru di Team Merah Gen 3 ? Eits, primadona saya sih bukan primadona banyak orang. Tapi bener, mention banyak yang mencaci saya karena di anggap berbohong. Saya bukan politikus yang suka makan tikus dan suka berbohong, kak. Saya hanya manusia biasa (bukan wota) yang sedang mempelajari artinya hidup dengan 3 bulan sekali berkunjung ke kuil cinta.
Dan ada yang tanya ke saya, apa sih lip Skyleng itu ? Padahal di post sebelumnya, sudah saya jelaskan apa itu Skyleng. Masih aja gak puas mereka. Maaf, aku ga bisa menjadi lelaki pemuas nafsumu. Nafsuku terpuaskan dengan yang lain, kak. *peluk Grace*. Kalau mau tahu banyak tentang Clan Skyleng, silahkan tanya ke @TeamNetral. Dia itu Mantan Ketua Umum yang sekarang menjabat jadi Dewan Pertimbangan Skyleng. Posisi nya sama seperti SBY di Partai Demokrat. Bedanya, Skyleng tidak ikut campur urusan politik. Urusan politik, biar rakyat yang mengatur.
Jadi, post ini adalah gerbang awal untuk postingan selanjutnya yang akan berisikan tentang kehidupan para clan skyleng dan kehidupan wota yang berdekatan dengan para skyleng. Tapi, semua yang ada didalam clan skyleng itu asli lho. Asli dan bukan anonomi semacm #TigaMacanDuaRibu

Selamat menikmati kakaaakk ^^

Rabu, 11 Juni 2014

Daftar Akun Twitter Generasi 3 JKT48

1. Alycia Ferryana: F_CiaJKT48
2. Amanda Dwi Arista: D_MandaJKT48
3. Andela Yuwono: Y_AndelaJKT48
4. Anggie Putri Kurniasari: P_AnggieJKT48
5. Aninditha Rahma Cahyadi: R_AninJKT48
6. Ayu Safira Oktaviani: S_OktaJKT48
7. Chikita Ravenska Mamesah: M_ChikitaJKT48
8. Elaine Hartanto: H_ElaineJKT48
9. Farina Yogi Devani: Y_FarinaJKT48
10. Feni Fitriyanti: F_FeniJKT48
11. Fransisca Saraswati Puspa Dewi: S_SiscaJKT48
12. Indah Permata Sari: P_IndahJKT48
13. Kezia Putri Andinta: P_KeiJKT48
14. Maria Genoveva Natalia Desy Purnamasari Gunawan: M_DesyJKT48
15. Martha Graciela: M_GraceJKT48
16. Michelle Christa Kusnadi: C_MichelleJKT48
17. Milenia Christien Glory Goenawan: C_MileniaJKT48
18. Nadhifa Salsabila: S_NadseJKT48
19. Ni Made Ayu Vania Aurellia: N_AurelJKT48
20. Nina Hamidah: H_NinaJKT48
21. Putri Farin Kartika: P_FarinJKT48
22. Rizka Khalila: R_YukkaJKT48
23. Shaffa Nabila: N_AfaJKT48
24. Shani Indira Natio: N_ShaniJKT48
25. Shania Gracia: S_GraciaJKT48
26. Sofia Meifaliani: M_SofiaJKT48
27. Stephanie Pricilla Indarto Putri: P_StefiJKT48
28. Syahfira Angela Nurhaliza: S_AngelJKT48
29. Triarona Kusuma: K_TyaJKT48
30. Yansen Indiani: I_YansenJKT48
31. Zebi Magnolia Fawwaz: M_ZebiJKT48

Source by : JKT48

Security Dilemma dan JKT48 Operational Team

Bagi mahasiswa HI (Hubungan Internasional), sudah menjadi kebiasaan sehari-hari memakan teori dan konsep. Baik itu teori dan konsep yang mainstream ataupun yang di gunakan oleh mahasiswa HI. Baik konsep yang berbasis ekonomi, keamanan, politik, ataupun sosial budaya. Dan bagi anak HI, sudah menjadi kewajiban ketika menghafal banyak konsep yang ada di Hubungan Internasional.
Dan keberadaan HI sebagai salah stau disiplin ilmu sangat sulit di pahami oleh masyarakat awam yang tidak mengetahui apa sebanarnya ilmu HI itu. Teringat pesan dosen, beliau mengatakan bahwa kita harus membumikan ilmu HI yang berada di atas awan karena membahas sesuatu yang sangat besar. Tetapi memang bagi yang tidak mengetahu apa sebenarnya ilmu HI, tentu akan menganggap ilmu HI adalah disiplin ilmu yang sangat tinggi pembahasannya.
Salah satu konsep yang ada di HI adalah Security Dilemma. Konsep yang berada di bawah bayang-bayang Realisme. Konsep ini menjadi salah satu primadona bagi mahasiswa HI yang memfokuskan kajiannya ke sisi keamanan internasional. Tetapi jika menilik pernyataan dosen saya tadi, bahwa kita (mahasiswa HI) perlu membumikan konsep dan teori HI. Konsep ini salah satu yang berada di atas awan dan perlu di bumi kan agar menjadi lebih mudah di cerna.
Security Dilemma Concept
Security dilemma adalah salah satu konsep berada di dalam payung Realisme. Security dilemma dan konsep yang berada di dalam Realisme mengedepankan peran dari negara. State as main actor.
A security dilemma refers to a situation where in two or more states are drawn into conflict,  possibly  even  war,  over  security  concerns,  even  though  none  of  the  states actually desire conflict. Essentially, the security dilemma occurs when two or more states each  feel  insecure  in  relation  to  other  states[1].

Security Dilemma adalah sebuah kondisi dimana dua atau banyak negara terjadi konflik yang disebabkan oleh adanya rasa tidak aman oleh kondisi sekitar yang mengakibatkan setiap tindakan dari satu negara untuk meningkatkan keamanannya ataupun militernya di anggap sebagai sebuah ancaman bagi negara lain.
Yang menjadi kunci disini adalah bagaimana adanya rasa tidak aman dari sebuah negara karena adanya sikap dari negara lain untuk meningkatkan kapabilitas militernya. Perasaan tidak aman yang di sebabkan oleh sikap negara lain yang akhirnya menimbulkan sikap dari negara tersebut.
Jika di simpulkan, bahwa Security Dilemma adalah sebuah konsep yang menjelaskan tentang adanya sikap kebingungan sebuah negara tentang hal apa yang akan di lakukan ketika ada aksi dari negara lain. Kondisi ini di sebabkan adanya miss interpersepsi yang di rasakan negara terhadap aksi dari negara lain.
Kalau saya pribadi, lebih senang menggunakan konsep Security Dilemma yang di paparkan oleh Booth and Wheeler
The security dilemma is a two-level strategic predicament in relations between states and other actors, with each level consisting of two related lemmas (or propositions that can be assumed to be valid) which force decision-makers to choose between them.[2]

Security Dilemma adalah sebuah strategi prediksi dua (2) level di dalam hubungan antara negara dan non negara yang di setiap levelnya yang nantinya decision makers lah yang akan menentukan atau mengeluarkan kebijakan.
Level pertama disebut juga dengan dilemma of interpretation. Level pertama berisikan tentang motiv, kemampuan, dan kekuatan yang lain. Level pertama dalam security dilemma. Kondisi dilema yang dihadapi oleh decision makers ketika dalam kondisi dimana ada hal yang mengganggu keamanan negara. Decision makers biasanya dihadapkan pada dua kondisi yang tidak mengenakkan. Dilemma of interpretation adalah hasil dari ketidakpastian yang dirasakan oleh negara tentang motiv, kemampuan, dan kekuatan negara lain. Yang akhirnya membuat ada 2 pilihan bagi decision makers, yakni untuk self defending atau menyerang untuk merubah status quo.
Dan level yang kedua adalah dilemma of response. Level kedua tentang respons yang sifatnya rasional. Atau dengan kata lain, level kedua adalah hasil dari level pertama. Level kedua di dalam Security Dilemma. Kondisi yang sejatinya di rasakan setelah dilemma of interpretation sudah pasti. Artinya, sikap yang di pilih di dilemma of interpretation akan menentukan dilemma of response. Bukan berarti semua berakhir disini. Karena dilemma yang dirasakan oleh decision making masih akan terjadi. Ketika dilemma of response berbasis kecurigaan, maka hasilnya adalah akan terjadi permusuhan yang akan terjadi bersama-sama

Aksi Penusukan Member AKB48
JKT48 adalah salah satu sister group dari AKB48, sebuah idol group dari Jepang. Sebagai sebuah idol group yang berada di bawah “kendali” AKB48, kebijakan dari JKT48 tak akan pernah lepas dari kebijakan yang di keluarkan AKB48. Jika di lihat lagi, segala bentuk marketing dan event yang di adakan manajeman JKT48 itu sudah di lakukan oleh AKB48. Mulai dari event Handshake, Senbatsu Sousenkyou, dll. Itu berkiblat dari “kakak” nya yang dari Jepang.
Baru-baru ini bhumi peridolan Jepang gempar dengan adanya kabar penusukan ketika berlangsungnya Handsake Event yang di lakukan AKB48. Dan sialnya, terdapat 2 member AKB48 dan satu staff yang terkena tusukan. Yakni Iriyama Anna (Annin) dan Rina Kawaei (Ricchan) yang terkena pisau. Bahkan sampai saat ini kedua member tersebut belum bisa aktif lagi di segala kegiatan rutin AKB48.
Hal ini seakan menjadi pukulan telak yang mengarah ke ulu hati AKB48. Manajemen AKB48 yang selama ini di kenal sangat disiplin dalam menjaga keamanan dari member, ternyata bisa luput juga. Dan bukan main-main, yang menjadi korban adalah member yang popularitasnya sedang meningkat. Kedua member yang pernah menjadi anak dari Oba Mina di Team 4 terkena tusukan di tangan dan harus beristirahat.
Imbasnya, AKB48 sempat menutup sementara AKB48 Theater yang selama ini menjadi “blackhole” segala kegiatan peridolan di AKB48. Bagi Jama’ah Wotaniyah Al Idoliyah, AKB48 Theater adalah Masjid dan Gereja nya mereka. Keberadaan mereka di tempat itu seakan adalah impian bagi para wota seperti muslim dan Ka’bah nya. Lebay ? No. Karena begitulah kenyataannya.
Selain itu, AKB48 dan seluruh jajaran manajemennya menerapkan peraturan yang lebih ketat di banding sebelumnya. Bahkan untuk Event Handshake selanjutnya, berhembus kabar akan di rubah. Mereka (fans) masih bisa bertemu dan salaman dengan member idola mereka, tetapi batasan antara mereka tak lagi meja, tetapi ada kaca. Dan gambar itu sudah menyebar di twitland. Dan sempat terlihat pula di G+ Togasaki (salah satu staff AKB48), bahwa manajemen AKB48 akan melakukan perubahan yang radikal dan menyeluruh terhadap sisi keamanan bagi seluruh member ketika ada event.
Efek Bagi JKT48
Kejadian di Jepang tadi begitu cepat merembet ke Indonesia. Para wota yang di muliakan pun tak pernah berhenti membahas kejadian ini. Seakan jadi konsumsi wajib para wota. Spekulasi berkembang dengan sangat cepat. Dan tidak ada yang bisa membuktikan kebenaran dari spekulasi tersebut.
Di mulai dari penggunaan Metal detector sampai dilarang tas untuk di bawa masuk ke dalam Theater JKT48 di FX Sudirman. Banyak fans yang tidak suka dengan peraturan tersebut. Bahkan sepakat menolak adanya peraturan tersebut. Dan ada yang memasang banner yang berisi tentang dukungan untuk member AKB48 dan sebuah kalimat yang dapat di artikan bahwa fans JKT48 tidak akan melakukan perbuatan hina seperti itu.
Spekulasi tersebut coba saya buktikan. Ketika sayaberkesempatan datang ke Theater pasca terjadinya aksi memalukan tersebut sembari bertemu dengan para Skyleng. Keamanan di Theater JKT48 bagi saya tidak jauh berbeda dengan sebelumnya. Terutama di sekitaran theater atau di luar theater. Untuk yang masuk ke dalam theater, memang pemeriksaan sedikit lebih dibanding sebelumnya. Ada pemeriksaan yang lebih bagi fans yang membawa tas. Kalau dulu cuma di lihat isi dari tas, dan sekarang tas “di obok-obok”. Dan ada Body Check yang di lakukan oleh satpam ketika masuk ke dalam theater dan ketika keluar dari dalam theater untuk melakukan hi touch. Oh lupa, ketika menukar Verif, sekarang harus menunjukkan Kartu Identitas. Memang sejak awal sudah ada peraturan tertulis tentang itu, tetepi sering tidak dilakukan. Dan sekarang, sudah di lakukan. Mungkin untuk mengantisipasi teroris yang punya multi identitas (?)
Lalu issue tentang adanya Metal Detector tidak terbukti. Dan untuk pemeriksaan tas ketika masuk ke theater, itu bisa di siasati jika kita ingin tas kita tidak “di obok-obok”. Tinggal bilang, fans far dan isinya pakaian dan aman. Padahal, jika peraturan sudah di tetapkan, harus dilaksanakan. Rules is rules. Ya kan ?
Dan saya coba meng elaborasikan antara konsep yang saya gunakan, yakni Security Dilemma dengan adanya kecenderungan JKT48 Operational Team untuk meningkatkan kapabilitas militer (keamannya) pasca terjadinya aksi penusukan terhadap member AKB48.
Security Dilemma and JKT48 Operational Team
Seperti yang sudah saya singgun di atas, saya coba untuk melihat adanya keraguan dari JKT48 Operational Team untuk meningkatkan keamanan jika di lihat dari konsep Security Dilemma.
Pertama, perlu di ingat bahwa saya hanya mencoba untuk menganalisa kasus ini dengan konsep Sec Dilemma. Adanya kekurangan, saya minta maaf. Karena sesungguhnya jika dilihat dari payung Security Dilemma yakni Realisme, yang fokus dalam State as unitary actor. Dan security dilemma hanya dapat di implementasikan dalam level state dan di jalankan oleh decision maker. Saya hanya mencoba menggunakan ilmu yang saya dapatkan untuk melihat kasus yang sangat dekat dengan kehidupan saya.
Kedua, saya tidak berusaha murtad dengan membawa konsep ini ke level yang tidak sesuai dengan kodratnya, yaitu level state. Saya tetap berada di dalam rumah yang sama.
Perlu dilihat bahwa security dilemma adalah konsep yang intinya adalah adanya kebingungan decision making dalam mengeluarkan kebijakan setelah adanya aksi dari negara lain dan dalam kasus ini aktor lain.
Penyebab dari adanya kebingungan itu adalah dimulai dengan aksi penyerangan yang di lakukan oleh orang Jepang terhadap member AKB48. Yang ini menimbulkan reaksi dari Manajemen AKB48 untuk bertindak dengan meningkatkan keamanan. Dan di idol group Jepang sekarang keamanan di perketat dari sebelumnya. Dan itu merembet ke Indonesia.
Aksi penusukan itu jika dilihat dari sisi keamanan adalah dapat mengganggu keamanan dari aktor lain (48 Group). Yang mengakibatkan 48 Group meningkatkan kapabilitas keamanannya. JKT48 pun tak lepas dari itu. Manajemen atau yang lebih dikenal dengan JOT pun merasa perlu meningkatkan keamanannya.
Kita masukkan variabel dari konsep tadi, yakni dilemma of interpretation dan dilemma of response. Dilemma of interpretation adalah kondisi dilema yang dihadapi oleh decision makers ketika dalam kondisi dimana ada hal yang mengganggu keamanan negara. Yang akhirnya membuat ada 2 pilihan bagi decision makers, yakni untuk self defending atau menyerang untuk merubah status quo.
Sedangkan dilemma of response adalah Level kedua tentang respons yang sifatnya rasional. Atau dengan kata lain, level kedua adalah hasil dari level pertama. Level kedua di dalam Security Dilemma. Kondisi yang sejatinya di rasakan setelah dilemma of interpretation sudah pasti. Artinya, sikap yang di pilih di dilemma of interpretation akan menentukan dilemma of response.
Dilemma of interpretation dalam kasus ini adalah adanya dilema yang di gambarkan oleh JOT dalam menanggapi aksi penusukan terhadap member AKB48. Dilema nya adalah ternyata yang melakukan aksi tersebut bukanlah fans. Tetapi orang stress yang snegaja membuat aksi onar. Karena memang semenjak AKB48 berdiri, tidak pernah ada aksi kerusuhan yang di lakukan oleh fans. Beda cerita tentang kerusuhan antar fans di Theater HKT48 beberapa waktu yang lalu. Tetapi fans selama ini selalu menhaga keamanan member mereka.
Buntutnya adalah berada di level dilemma of response. Respons apa yang akan di keluarkan oleh manajemen akan bergantung dari interpretasi yang di munculkan. Mereka tidak akan menyerang fans. Mereka akan melakukan self defending. Dan ini yang di tunjukkan oleh manajemen JKT48. Self defending ini diwujudkan dalam peningkatan kapabilitas militer (keamanan) dan sesuai dengan bunyi dari konsep Security Dilemma. Bahwa hasil dari security dilemma adalah peningkatan kapabilitas militer atau self defending bukan untuk menyerang.



[1] O. Kanji, Security, Conflict Research Consortium University of Colorado, Colorado, 2003
[2] Booth and Wheeler 2008: 4-5