Ultras Mania Gresik

Kita pernah juara. Gresik pernah juara. Dan sekarang "KAMI RINDU JUARA" Liga Indonesia

Roma Club Indonesia

Kami ada. Kami berpesta. Kami bersatu. Hanya untuk satu kebanggaan, AS ROMA

AS ROMA

LA ROMA NON SI DISCUTE SI AMA

Fan Fiction

Cerita fiksi untuk meluapkan ekspresi jiwa. Tentang hiburan, luapan perasaan, dan pengorbanan.

48 Family

The power of Idol. Idol can't make you horny, just can make you proud with them. Kita pecinta idol sebagaimana kita mencintai sepakbola.

Kamis, 31 Desember 2015

Alhamdulillah, PKS Masih Oposisi

Ada kabar gembira menjelang 2015 berakhir. Bukan tentang JKT48 yang menang award di salah satu stasiun TV. Ya karena itu sudah biasa terjadi. Hmm, konspirasi. Tapi dari PKS. Ya, Partai Keadilan Sosial.
Menjelang 2015 bebas tugas, PKS mengumumkan ke Presiden Jokowi, bahwa ia tetap dalam koalisi merah putih (KMP). Yang artinya, PKS masih tetap istiqomah di jalur oposisi. Sebuah berita bagus bagi Indonesia.
Saya, sebagai masyarakat Indonesia sangat mendukung keputusan PKS untuk istiqomah sebagai oposisi. Saya tak asal-asalan. Saya memiliki alasan kenapa saya bahagia PKS masih istiqomah sebagai oposisi.
PKS adalah oposisi sejati. Kenapa? Mari tarik ke belakang. Ketika PKS masuk ke koalisi pemerintahan, di bawah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, PKS bertindak layaknya oposisi dan menentang kebijakan pemerintah.
Apa ini aneh? Awalnya saya berfikir begitu. PKS yang bertindak bertabrakan dengan keputusan pemerintah, padahal mereka adalah koalisi pemerintahan, dan ini sebuah keanehan. Bukankah seharusnya koalisi pemerintahan, selalu patuh dan mengikuti semua yang diputuskan koalisi? Ya, biasanya memang seperti itu.
Tapi kali ini PKS benar. Hmm, mereka selalu benar. Ketika ada anggota dewan dari PKS yang melihat video porno pun, mereka selalu melakukan pembenaran. Ah, itu cuma kecelekaan.
Oke mari fokus. PKS adalah partai revolusi yang lahir pasca reformasi. Tentu di dalam diri PKS, hasrat untuk reformasi birokrasi sangatlah kuat. Dan itu dimulai ketika mereka berada di koalisi pemerintahan.
Ketika biasanya partai koalisi pemerintah nurut apa kata pemerintah, kali ini mereka mencoba merubah tradisi itu dan menjadi oposisi. Apa itu sah? Sah-sah saja. Tak ada yang salah dalam politik. Bukan begitu, Pak Setya Novanto?
Jadi, kalau ada yang bilang PDI-P adalah partai oposisi paling istiqomah, saya meyakini bahwa PDI-P kalah istiqomah dibandingkan PKS.
Selain itu, alasan lain kenapa saya senang PKS masih di koalisi merah putih adalah saya masih ingin melihat dan mendengar staetment cerdas ala kader PKS seperti Fahri Hamzah, disaat membela koalisi merah putih. Saya sudah bosan mendengar suara Ruhut dan masih ingin mendengar suara syahdu Fahri Hamzah.
Seperti statement cerdas Fahri Hamzah saat membela Setya Novanto terkait papa minta saham. Saat itu, ia mengatakan bahwa kasus papa minta saham merugikan DPR. Saya sangat setuju. DPR adalah lembaga paling mulia. Fakta bahwa banyaknya kasus yang menimpa anggota dewan, tak mampu mengurangi kemegahan dan kemuliaan DPR.
 Kembali, saya bersyukur bahwa PKS masih ada di jalur oposisi. Saya masih ingin tertawa melihat ulah kader ataupun simpatisan PKS dan netizen yang membenci PKS. Istilah Sapi dan kecebong tak akan lahir kalau PKS tak berada di pihak oposisi. Bagi saya, dagelan macam itu mampu sedikit membuat saya tertawa dan mengendurkan urat-urat saya yang mulai kaku akibat terlalu lama mengerjakan skripsi.

Jadi, tak ada alasan lagi bagi kita untuk tak bersyukur PKS masih ada di jalur oposisi, bukan?

Selasa, 29 Desember 2015

Untukmu yang Masih Di Pelukan Orang Lain

Maafkan aku, karena dulu, aku tak mampu menjagamu. Karena aku, tak mampu memberikan kebahagiaan, seperti yang ia berikan padamu. Maafkan aku, karena hanya memberikan air mata dan kesedihan semata.
Aku sadar, aku bukanlah lelaki terbaik. Buktinya, kau begitu mudahnya melupakanku. Tak ada lagi namaku dalam ingatanmu. Tak ada lagi bayangangku dalam matamu. Tak ada lagi aku.
Ketika bersamamu, hidupku terasa indah. Sangat indah. Tapi tidak denganmu. Aku tidak bisa membuatmu bahagia. Sedetikpun tak pernah. Aku begitu menikmati hidupku bersamamu. Sedangkan engkau, hari-harimu dipenuhi dengan tetesan air mata yang derasnya melebihi derasnya hujan di malam itu.
Malam di saat kita bertengkar hebat. Malam di saat kita saling mencela satu sama lain. Malam di mana engkau mengeluarkan keluh kesah. Yang selama ini menggumpal di dalam pikiran, seakan keluar, di malam itu. Malam yang menjadi malam terakhir bagi kita. Untuk menjalani hidup bersama.
Sesaat setelah kau pergi, tak ada penyesalan dalam diri. Aku begitu menikmati kesendirian. Dan kau, ah apalagi kamu. Kamu yang tak pernah merasakan kebahagiaan, ketika bersamaku. Pun dengan mudahnya melupakanku.
Kita menjalani kehidupan masing-masing. Apa aku bahagia? Jelas.
Seiring berjalannya waktu, semuanya berubah. Aku mulai tak menikmati kesendirian. Aku mulai merasakan ada yang hilang. Kau bagaikan kepingan puzzle. Ketika kau tak ada, kehidupan ku tak lengkap tanpa satu kepingan. Ya, kau telah pergi. Aku menyadari itu.
Dan kini, kau sudah bersamanya. Lelaki lain yang membahagiakanmu, melebihi aku. Bersama dengannya, lelaki yang membuatmu tersenyum, melebihi aku. Jangan bandingkan aku dengannya, aku tak jauh lebih hebat darinya. Aku memahami itu. Buktinya, kau bahagia dengannya.
Tapi tidak dengan cintaku. Cintaku padamu, tak akan ada yang bisa mengalahkan. Percaya itu.
Kau boleh saja kini bersamanya, menjalani hidup berdua bahagia dengannya. Kau boleh saja melupakanku, yang dulu pernah membuatmu terluka. Kau boleh saja menghapus semua kenangan bersamaku. Silakan. Kau ada hak untuk lakukan itu.
Tapi, percayalah, kau akan kembali padaku. Dan nanti, ketika kau kembali, aku janjikan, aku akan berubah. Aku, tak akan seperti aku yang dulu.
Kamu, habiskan waktumu dengannya. Kalau kau telah lelah melangkah, ada aku yang siap menerimamu kembali.
Pesanku, jangan kau habiskan kebahagiaanmu. Jangan kau buang semua stok bahagiamu bersamanya. Karena aku masih takut. Aku masih takut tak bisa memberikan kebahagiaan, seperti yang ia lakukan padamu.

Kau itu kapal, dan aku dermaga. Sejauh apapun kapal berkelana, ke dermaga lah ia akan kembali. Sejauh apapun kau berjalan, ke hatiku lah, tempatmu kembali. Semoga.

Kamis, 24 Desember 2015

Merawat Ingatan Tentangmu, Bunda

Pertama, izinkan saya untuk mengucapkan ini: Innalilahi wa innailihirajiun. Turut berduka cita atas kepergiaan Bunda. Bunda orang baik, dan saya percaya, orang baik akan ditempatkan di tempat yang baik pula oleh Allah.
Bunda. Ya, saya menyebut beliau dengan sebutan itu. Sampai saat ini, saya tak tahu nama panggilan Bunda. Yang saya tahu, saya tetap menyebutmu bunda. Ya, sampai saat ini. Sampai saat di mana saya tak tahu kalau bunda sudah tenang di surga.
Tak begitu banyak kenangan yang melekat di ingatan saya. Terlebih karena bunda, memang jarang ku temui. Ketika saya bertandang dan bahkan numpang makan di rumah. Bunda memiliki kesibukan yang menurut saya, itu super sibuk.
Ada kesamaan yang saya lihat dari bunda dan ibu saya di rumah. Selain keduanya sama-sama memiliki anak yang hebat, keduanya adalah pengayom keluarga yang selalu bekerja keras demi anaknya.
Meskipun begitu, keduanya juga memiliki perbedaan. Ibuku di rumah adalah seorang yang memberikan seratus persen tenaganya di rumah. Mengurus rumah dan membesarkan kami, anak-anaknya. Dan bunda, beliau berada di perantauan. Setidaknya itu saya ketahui ketika menjemput beliau di Jombang.
Tapi dari perbedaan itulah, saya merasakan keindahan seorang ibu. Saya belajar dari keduanya. Intinya, kedua ibu ini adalah ibu yang hebat. Titik.
Saya mencoba membawa kenangan saya, sekitar empat atau lima tahun yang lalu. Mencoba mengembalikan lagi kepingan-kepingan memori yang sempat menghilang. Dan saya mencoba merasakan merdunya suara bunda saat itu. Di saat saya mencoba semua itu, saya melihat wajah cantik bunda terpampang jelas di dalam mata.
Memang, kami tak begitu banyak bicara. Selain karena bunda jarang ada di rumah, tetapi karena ada perasaan yang susah disebutkan apa namanya. Alhasil, saya lebih sering bercanda dengan Mami. Mami dari bunda.
Meskipun begitu, masih melekat dalam ingatan, pesan bunda padaku. “Jaga Ageng, ya.” Pesan yang terucap ketika melepas kami bertiga, bersama Diana saat itu, sedang les di Kampung Inggris, Pare. Bisa jadi itu pesan terakhir yang bunda berikan. Pesan yang terucap empat tahun yang lalu.
Iya bun, saya menjaga Ageng. Atau bisa dikatakan Ageng yang menjaga saya. Atau kita saling menjaga.
Sesaat sepulang dari Pare, semua keadaan berubah. Semua kebahagiaan yang terjalin, tiba-tiba berubah menjadi buruk. Entah apa yang salah saat itu. Hingga akhirnya, saya tak lagi berhubungan dengan Ageng dan keluarga.
Saya ibarat terhipnotis untuk menjauh dan pergi menjauhi bunda sekeluarga. Bahkan ke mami sekalipun. Padahal sebelumnya, saya begitu dekat dengan keluarga ini. Saya menyesal? Tidak. Pada awalnya. Tapi penyesalan ini muncul setelah saya tahu kabar berpulangnya bunda.
Saya mendengar berita berpulangnya bunda tepat tiga bulan ketika bunda telah menemui tuhan. Dan bagi saya itu adalah sebuah kesalahan. Bukan bermaksud menghardik perpisahan dan segala kejadian yang membuat keadaan begitu buruk. Tapi mengetahui kabar duka tiga bulan pasca kejadian, itu adalah hal yang sangat menyakitkan.
Ah iya, bun. Ada salah satu yang mengganjal hati. Yang seharusnya saya ungkapkan sejak lama. Sejak bunda masih sehat wal afiat dan berdiri tegak. Ganjalan yang sampai saat ini begitu susah diungkapkan. Ganjalan yang bisa jadi bunda sudah tahu ini tentang apa.
Bun, saya suka dengan anak bunda. Anak pertama bunda yang bunda selalu banggakan. Entahlah apa bunda membaca surat ini. Yang pasti, saya sudah mengatakan perasaan saya sejujurnya.
Tulisan ini bukan untuk membangkitkan ingatan dan kenangan tentang bundamu. Tulisan ini hanya pelampiasan kekesalan. Tentu karena saya abai denganmu dan keluargamu. Hingga akhirnya saya tidak tahu kabar duka itu.
Semoga bunda membaca ini di surga. Bahwa saya, Alief Maulana dan keluarga, meminta maaf kalau selama ini saya pernah melakukan kesalahan ke bunda dan ke keluarga bunda. Sekali lagi, bunda orang baik. Sudah sepantasnya bunda mendapatkan tempat yang baik di sisi Allah. Selamat tinggal, bunda!


Minggu, 25 Oktober 2015

Catatan Kaki

Ketika rindu bisa saja datang dan pergi kapanpun. Tapi senyummu, masih sulit untuk pergi. Bukan karena tak ada senyum lain yang menghampiri. Melainkan karena tidak ada senyum sehangat senyummu.

Tidak ada satupun yang mampu menguasai waktu. Kekuatan sihir sekalipun. Toh, Cinderella hanya bertahan sampai jam 12 malam. Setelah lewat jam 12 malam, ia kembali menjadi manusia biasa.

Waktu, semuanya terhalang oleh waktu. Kesedihan dan kebahagiaan tak mampu melawan dahsyatnya waktu. Tak ada kesedihan yang abadi. Tak ada kebahagiaan yang abadi. Pasti ada waktu yang menghalangi.

Kalian percaya akan adanya kiamat? Tahu kapan kiamat datang? Itu soal waktu. Saat waktu itu tiba, bumi dan seisinya akan hancur. Ingat, bahkan waktu sangat ditakuti. Tapi apa ada yang bisa menghalangi waktu itu untuk tidak datang? Tidak.

Bumi dan kehidupan yang maha dahsyat saja kalah dengan waktu. Apalagi kita. Manusia lemah. Manusia saja tak bisa melawan waktu. Apalagi cinta yang hanya sebagian kecil dari unsur dalam manusia. Cinta itu ibarat atom.

Tak akan ada yang tahu kapan cinta itu datang dan pergi. Cinta tak punya jam tangan dan kalender. Mereka tak tahu kapan merasuki tubuh seseorang dan tiba-tiba keluar. Cinta juga tak tahu jalan. Cinta tak punya kompas. Apalagi goggle maps. Yang hanya cinta tahu adalah, cinta datang untuk memberi kebahagiaan. Cinta bagaikan sinterklas yang kedatangannya untuk membahagiaan anak-anak kecil di kala natal.

Lalu kenapa masih ada tangisan, air mata, dan kesedihan dalam cinta? Itu bukan cinta. Itu tak termasuk dalam tugas cinta. Cinta bukan untuk memberikan air mata kesedihan. Bukan itu. Lalu itu apa? Lalu kenapa kesedihan masih ada di dalam sebuah hubungan percintaan? Itu kenyataan. Bahwa dalam kehidupan kesedihan dan kesenangan, pasti saling berdampingan.

Waktu kita memang tidak panjang. Beruntunglah kalau masih ada cinta dalam kehidupan kita. Beruntunglah masih ada mereka-mereka yang ternyata menjadi pemilik cinta yang tertancap di hati. Beruntunglah kalian.

Beruntunglah aku, masih sempat memiliki cinta. Meskipun cinta yang coba aku tancapkan, ujungnya tak runcing. Ujungnya tumpul. Cinta yang seharusnya tertancap di hatimu, ternyata begitu mudah goyah, rapuh, dan terjatuh.

Ini bukan salahmu yang tidak memberikan ruang. Bukan. Ini salahku. Salahku yang kurang mampu membuat cinta semakin lancip. Salahku yang tak mampu melihat isi hatimu. Salahku yang memaksakan masuk ke hatimu yang sangat penuh.

Beruntung, masih ada senyummu yang tersimpan. Beruntung, masih ada sedikit memori dalam ingatan betapa bahagianya saat itu. Beruntung, masih membekas di ingatan bagaimana rindu yang lucu.

Semua terjadi begitu cepat. Seperti kereta shinkansen yang bergerak menjahui stasiun. Hingga tak tampak lagi bayangan tentangmu. Semua hilang. Lenyap.

Tak ada penyesalan satu pun. Tak ada yang perlu disesalkan. Semua begitu indah. 

Sabtu, 24 Oktober 2015

Tut Wuri Handayani: Berbeda-Beda Tapi Tetap Satu

Alkisah, ada seorang gadis perawan anggota ormas JKT69. Sebut saja namanya Ning Srintil. Dia seorang yang humoris, nyeleneh, ceplas-ceplos, dan jago Bahasa Inggris. Bahkan, ia peraih nilai tertinggi di sekolahnya. Teman-temannya, di ormas JKT69 pun menaruh hormat tinggi ke Ning Srintil.

Suatu hari, Ning Srintil yang gaul banget ini memposting sebuah status di akun twitter nya. Inti statusnya adalah Tut Wuri Handayani yang artinya Berbeda-beda tapi tetap satu. Sontak, status yang ia tulis, memancing keributan di negara yang tak lama lagi akan hancur ini.

Status yang ia tulis memancing kontroversi. Banyak dari penghuni twitterland lain yang menghardik Ning Srintil. Katanya, Ning Srintil bodoh dan lupa akan Bhinneka Tunggal Ika. Tak lupa, banyak yang meng-capture status tersebut dan jadikan itu sebagai bahan olok-olokan. Cocok lah. Orang Indonesia yang saya dengar dari desas-desus adalah orang yang tingkat kesopanan tinggi, ternyata juga pandai mengolok-olok. Olok-olok adalah kita.

Sadar status yang ia tulis memancing reaksi negatif, Ning Srintil buru-buru menghapusnya. Tapi status sudah keburu tersebar luas. Jadilah, selama seharian penuh, Ning Srintil dijadikan bahan bully. Bahkan seharian penuh, sekitar 10.000 orang mencari tahu tentang Tut Wuri Handayani dan nongol di Trending Topic Indonesia. Jan Jos kowe, ning.

Saya sepintas teringat cerita si mbah. Ia cerita kalau ada orang setengah edan adzan subuh jam 2 pagi. Orang sekampung datang ke masjid tempat ia adzan. Mereka mengatakan orang setengah edan yang katanya bernama Udin ini ndak waras, goblok, dan tak tahu diri. Bahkan ada yang mau bawa Mang Udin ke Rumah Sakit Jiwa.
Untung saat itu, Pak Yai datang dan menenangkan warga. Pak Yai pun bertanya ke Mang Udin, “Din, kamu ini kenapa kok adzan jam 2. Kan subuh masih jam 4 nanti. Ada apa din ?” Udin pun menjawab, “Lho Yai, saya sengaja biar masjid rame. Kalau ndak gini, orang-orang ndak akan ke masjid. Masak harus diginiin biar banyak yang ke masjid.”

Sontak, omongan Mang Udin tadi menghentakkan warga sekampung tadi. Mereka kaget dengan ucapan Mang Udin. Masjid di kampung tersebut memang selalu sepi. Orang-orang lebih memilih sholat di rumah yang lebih nyaman dibanding di masjid yang harus jalan dulu. Warga kampung memilih menunda sholat demi main Get Rich ataupun Clash of Clans.

Saya coba membawa kasus Mang Udin tadi ke kasus Ning Srintil. Jangan-jangan Ning Srintil sengaja membuat twit kontroversial. Agar orang-orang sadar bahwa ada quote yang di keluarkan Ki Hajar Dewantara.

Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mbangun Karso, Tut Wuri Handayani. Didepan memberikan contoh, ditengah memberikan semangat, dan dibelakang memberikan dorongan.

Karena sampai hari ini, negara ini yang sebentar lagi akan hancur ini tak punya pemimpin seperti itu. Mana ada pemimpin yang ingin counter attack dan balas menuntut warga nya ? Di negara ini ada. Mana ada wakil rakyat yang sibuk plesiran daripada urus undang-undang ? Ya di negara ini ada.

Saya kira, gadis penyuka saya tadi yang bernama Ning Srintil itu punya maksud terselubung. Coba jujur, pasti yang ikutan olok-olok Ning Srintil buka mbah google terlebih dahulu. Saya berani sumpah pocong (dikira Farhat Abbas), kalian banyak yang lupa sama kalimat Ki Hajar Dewantara tadi. Atau bahkan kalian malah ada yang belum tahu. Dan kalian ikutan bully karena kalian cuma tau arti Bhinekka Tunggal Ika ? Atau kalian malah ndak tahu sama sekali dan ikutan olok-olok cuma karena ikut trend ?

Jaman sekarang, kalimat ala ustadz abal-abal kalian ingat. Larangan ini itu kalian turuti. Meskipun kalian tahu kalau larangan itu tak sepenuhnya benar. Hanya karena dia ustadz, kalian manggut-manggut. Makanya, sering-sering lihat Televisi Nasional dong. Eh bentar, Televisi Nasional saat ini malah aneh. Nyiarin acara organisasi makar. Jangan deh.

Sudahlah, kalian belum tentu lebih pintar daripada Ning Srintil. Masih lebih lumayan Ning Srintil yang tak tahu arti Tut Wuri Handayani, daripada mantan menteri keolahragaan kita yang lagu wajib aja lupa. Eh gimana ?

Minggu, 27 September 2015

Selamat Ulang Tahun, Kapten !

Satu lesatan pelan Totti ke gawang Sassuolo pekan lalu, mampu menambah jumlah Gol Totti menjadi 300 gol sepanjang karirnya. Gol yang ia cetak hanya untuk satu klub, AS Roma. Ia pun menjadi pencetak gol kedua terbanyak di Serie A dibawah Pioli. Dan menjadi pencetak gol terbanyak di Serie A yang masih aktif. Hebatnya, ia bukanlah seorang striker murni.
Totti bukan seperti Messi ataupun Ronaldo yang bisa mencetak 30-40 gol dalam satu musim. Ia bukanlah seorang pemain yang bisa memberikan atraksi sulap di lapangan. Ia bukanlah tipikal pemain yang bisa menyisir sisi sayap dan menusuk ke tangah untuk menyelesaikan pertandingan. Ia tidak seperti itu.
Dan Totti bukan seperti Lewandowski, Ibrahimovic, ataupun Benzema yang berdiri sedekat mungkin dengan gawang dan menanti asupan bola dari rekan satu timnya. Totti bukanlah tipikal pemain yang siap menunggu ke-apes-an seorang kiper.
Totti juga bukan seperti Diego Costa yang gemar melakukan aksi provokasi dan menghalalkan segala cara agar tim nya bisa menang. Ia bukanlah pemain yang gemar akting di lapangan. Ia hanya dilatih di lapangan, bukan di gedung teater layakyna aktris. Tenang, saya tidak membahas Busquet ataupun Neymar.
Totti hanya manusia biasa. Yang bermain di klub super biasa, AS Roma. Dan bertanding di liga yang mulai tidak populer, Serie A. Mungkin banyak yang heran, kenapa pencetak gol terbanyak di Serie A cuma di kisaran 200 an. Padahal Messi ataupun Ronaldo yang sudah mencetak 200 gol lebih disaat umur mereka yang masih memasuki usia produktif.
Serie A bukanlah La Liga atau BPL yang mengandalkan sisi penyerangan. Serie A tidak seperti itu. Serie A membosankan. Se membosankan Ballon D’Or yang dimenangkan oleh alien. Ini Serie A, bung.
Seperti yang telah saya jabarkan di atas, Totti hanyalah pemain biasa. Ia tidak memiliki kaki yang lentur ala Ronaldinho yang mampu mengelabui lawan dengan gocekan mautnya. Ia bukanlah seorang pemain yang punya kecepatan kilat ala Roberto Carlos. Tapi mengapa banyak yang menaruh hormat pada Totti ?
Mungkin, tak banyak yang tahu Totti itu siapa dibandingkan Messi dan Ronaldo. Tapi Messi sendiri menaruh hormat untuk Totti. Seorang Alien hormat pada manusia biasa. Apa yang istimewa dari Totti ? Mengapa banyak pemain ingin berada satu tim dengan Totti ? Mengapa Florentino Perez begitu menyesal tak bisa bawa Totti di Los Galacticos Jilid I ?
Totti adalah sosok nyata seorang gladiator sejati. Pemain yang enggan untuk menyerah dan memilih untuk melawan kemustahilan. Salah satu pemain yang mampu bangkit dari cedera parah dan membawa Italy menjuarai Piala Dunia 2006. Pemain yang mampu bangkit dengan cepat dan tetap berjalan, disaat banyak pemain yang harus terjatuh kembali dan tak kuat berdiri.
Kalau ada pemain yang memberikan 100% untuk klub, Totti adalah salah satunya. Pemain yang menolak untuk pindah ke klub lain, dan memilih bertahan di klub yang sejak kecil ia bela. Pemain yang menolak untuk mendapatkan banyak gelar dan lebih memilih untuk bertahan di klub yang jelas lebih medioker dibanding klub yang ia tolak. Pemain yang tidak pernah menduakan cinta nya untuk satu klub, AS Roma.
Skill khusus yang hanya dimiliki beberapa pemain sepakbola adalah cinta dan kesetiaan. Totti adalah salah satu pemain yang memiliki cinta dan kesetiaan untuk klub yang sejak kecil ia bela. Kalau kalian merinding melihat konferensi pers terakhir Casillas di Real Madrid atau perpisahan Beckham di PSG, saya tidak bisa membayangkan laga terakhir Totti di AS Roma di akhir musim nanti kala kontrak nya habis, atau ketika tahun-tahun berikutnya. Yang pasti, saat itu akan datang dan saya harus menyiapkan mental saya.
Saya harus menguatkan hati saya, melihat pemain yang sejak saya kecil sampai saya kuliah, selalu saya lihat. Saya harus menyiapkan tissue di samping saya untuk antisipasi air mata yang bisa jadi menetes ketika saatnya tiba. Tidak ada kata lebay untuk seoorang gladiator sejati bernama Totti.

Untuk itu, saat ini saya mulai membiasakan melihat AS Roma tanpa kehadiran Totti di lapangan. Hambar. No Totti No Party. Tapi apa Totti pernah ngambek karena di pinggirkan Rudi Garcia ? Tidak. Asal demi AS Roma, ia rela menjadi pemanas bench. Tidak banyak pemain yang rela di pinggirkan seperti Totti.
Bahkan seorang Walikota Roma, Gianni Alemanno menjadikan Totti sebagai contoh nyata tentang kesetiaan pada Kota Roma, sesaat setelah Totti merayakan 20 tahun berkarir di Serie A bersama AS Roma.
Totti adalah pemain yang sudah mendapatkan semuanya. Piala Dunia, Serie A, Coppa Italia, dan Super Coppa pernah ia rengkuh. Mungkin hanya Liga Champions yang belum ia punya. Golden Boot pun pernah ia dapatkan. Untuk pemain yang bukan seorang striker murni, gelar itu terasa indah. Ah iya, Totti belum pernah mendapatkan gelar Ballon D’Or. Andai Totti menerima pinangan Florention Perez untuk hijrah ke Real Madrid, mungkin ia akan selangkah lebih dekat dengan Ballon D’Or. Tapi sekali lagi, cinta mengalahkan segalanya.
Dan hari ini, 27 September 2015, akan menjadi hari yang istimewa buat Totti. Ia akan berumur 39 tahun besok. Tepat satu hari setelah AS Roma menjamu Carpi. Kemenangan menjadi kado manis dari AS Roma untuk Totti. Andai gagal menang pun, saya yakin seluruh kota Roma akan berpesta merayakan hari bahagia sang kapten.
Jauh di dalam lubuk hati saya, senang rasanya melihat Totti bermain melawan Carpi dan mencetak gol. Karena bisa jadi, melawan Carpi adalah ulang tahun terakhir Totti bersama AS Roma sebelum kontraknya habis pada tahun depan. Meskipun Totti ingin merasakan hangatnya rumput stadion baru AS Roma. Namun, umur tak bisa dibohongi. Totti yang sekarang bukan Totti yang dulu. Bukan Totti yang mampu mencetak gol indah ketika melumat Lazio 1-5.
Musim lalu, Totti sempat kecewa harus ditarik keluar sebelum mencetak gol. Ia ingin traktir seluruh pendukung AS Roma di pesta ulang tahunnya dengan mencetak gol. Ia ingin membuktikan kecintaanya untuk AS Roma.
Mungkin saat ini, di saat sepakbola yang modern menguasai, Totti hanyalah figuran di tengah-tengah sekumpulan bintang yang datang dari planet lain ataupun dari bumi sendiri. Tapi bagi saya dan sebagian orang, Totti adalah pemeran utama yang akan selalu bersinar dibandingkan pemain yang lainnya.
Selamat Ulang Tahun Kapten kami, idola kami, panutan kami, Francesco Totti.

Jumat, 25 September 2015

Membela Dik Della

Disaat setiap orang khusyu menjalankan ibadah Idul Adha dan segala rutinitasnya, ada satu hal yang membuat saya kaget. Malam itu saya pulang dari masjid dan langsung cek linimasa saya. Sejak pagi, saya ndak buka twitter. Sengaja. Ben keliatan sibuk.
Ada satu tweet yang membuat saya kaget. Salah satu member dari JKT48 yang kinyis-kinyis itu, mencuit tentang Tut Wuri Handayani. Yang menurut dia artinya, berbeda-beda tapi tetap satu. Mungkin arti dari Bhinneka Tunggal Ika adalah Dari Belakang Memberikan Dorongan.
Sontak, banyak sekali cacian dan gunjingan yang masuk ke tab mention Dik Della. Bodoh lah, goblok lah atau apalah itu. Intinya satu, menghina Della JKT48.
Sebagai orang yang menganggap JKT48 adalah harapan terakhir Indonesia selain Khilafah, saya mencoba berfikir positif. Saya haqqul yaqin, Della nge tweet begitu bukan tanpa maksud. Ia ingin memberikan hiburan bagi jutaan warga Indonesia yang bersedih, gundah gulana menunggu kabar dari Jazirah Arab. Terkait adanya peristiwa mengerikan di Mina, Arab Saudi dalam proses Lempar Jumrah.
Saya yakin, Della ingin memberikan candaan bagi kita semua. Agar kita sejenak melupakan kesedihan atas terjadinya bencana tersebut. Toh ya kita saat ini dan jutaan kaum muslimin di seluruh dunia sedang menjalankan Hari Raya Idul Adha. Ia ingin terlibat dalam memeriahkan Idul Adha.
Della itu salah satu member JKT48 yang lucu. Lucu banget. Kalau kalian pernah ke Theater JKT48, kalian pasti akan tahu betapa garingnya lucunya Della JKT48 ketika di theater JKT48. Karena ia salah satu member terlucu di JKT48, saya semakin yaki bahwa ia ingin melakukan candaan yang garing menghibur jutaan rakyat Indonesia.
Selain itu, ada makna tersirat dari tweet dari Della JKT48. Saya yakin, banyak dari kita yang lupa akan arti Tut Wuri Handayani, Ing Madya Mbangun karso, dan Ing Ngarso Sung Tulodo yang diperkenalkan oleh Ki Hajar Dewantara. Hayo kalian yang nyinyirin Della, tahu ndak apa artinya 3 kalimat tadi ? Kalian terlalu larut dalam aliran nyinyir yang sejatinya kalian juga lupa artinya itu apa.
Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi perbedaan pendapat. Bahkan Indonesia saja mempersilahkan adanya aliran-aliran yang ingin mengkudeta Indonesia yang terlanjur memilih Demokrasi sebagai jalan hidup. Masak kita melarang adanya perbedaan pendapat.
Sebagai seorang Demokrasionis, saya membela Dik Della dengan dalih itu hak dia. Dia bebas berbicara se enak udelnya. Asalkan tidak bertentangan dengan norma hukum dan kebhinekaan. Toh ya kalau ada yang melenceng dari Indonesia, banyak dari kita membiarkan kok. Kok ya kalian sewot kalau ada yang punya pikiran beda. Apalagi tentang masalah Tut Wuri Handayani.
Dan mungkin kita lupa, bahwa Dik Della adalah seorang wanita, perempuan atau cewek. Kalian jangan pernah melupakan pepatah jawa yang mengatakan bahwa, “Cewek Itu Tidak Boleh Salah”. Yang artinya, sesalah apapun twit dari Della, kita harus ingat ada pepatah jawa tadi. Mbok ya ngerti dikit perasaan cewek secantik Della.
Kita ndak boleh pilih kasih. Kalau misalnya Kak Melody bikin salah ucapan, kita kompak memaafkan. Hanya karena dia cantik dan calo Menteri Pertanian Indonesia. Tapi kalau Della yang salah, kita juga kompak sih, tapi kompak menyalahkan. Padahal kan mereka sama-sama member JKT48 yang akan membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.
Padahal jelas, bahwa JKT48 adalah harapan. JKT48 datang dengan membawa misi budaya. Mereka dibentuk untuk mempromosikan budaya Jepang Indonesia. Meskipun sampai saat ini saya ndak tahu, budaya dari Indonesia apa yang dibawa oleh JKT48 ke pentas dunia. Ah biarlah, JKT48 selalau benar.
Dan Della sebagai salah satu member JKT48, hadir juga dengan membawa misi itu. Ia ingin agar masyarakat dunia tahu bahwa Indonesia kaya akan pepatah-pepatah yang berguna bagi siapapun yang mengetahuinya.
Jadi, sudah sepantasnya kita mendukung JKT48 dan semua elemennya tanpa terkecuali.