“Tadi pagi pas
subuh, gue kan udah ambil wudhu, lalu si Mr.X megang tangan gue. Gue bingung
antara mau wudhu lagi atau gak. Jujur gue males ambil wudhu lagi, jalan ke
kamar mandi. Tapi gue gak yakin, Tuhan Yang Maha Esa tahu kalau dia beda.”
Itu sekelumit percakapan seorang wisatawan domestik
yang aku temui di Pasar Seni Sukowati Sabtu, 25 Oktober kemarin. Aku tak tahu
siapa nama mereka, tapi yang aku tahu mereka ber enam adalah seorang pegawai
salah satu perusahaan di Jakarta yang sedang liburan di Bali. Mereka terdiri
dari 4 cewek dan 2 orang cowok. Dan di atas tadi itu percakapan salah satu dari
mereka ke teman mereka yang cowok. Tahu kan inti bahasannya dimana ?
Setelah pembicaraan itu, aku masuk ke dalam bis dan
mencoba mikir lagi apa maksud dari perkataan mbak tadi. Aku coba menggaris
bawahi kalimat terakhir. Apa maksud dari omongan mbak itu. Karena, setelah mbak
tadi ngomong seperti itu, aku coba melirik ke arah mas yang dia maksud dan tak
ada tanda-tanda kemarahan dari mas tersebut.
Apa ybs memang mengalami kelainan seksual ? Atau
mungkin mbak tadi bercanda ? Kalau bercanda, aku merasa itu kebangetan. Lalu apa
maksudnya ? Berarti ybs memang seorang gay ?
Sejenak aku mikir, apa ada yang salah dengan seorang
gay, lesbian, atau seorang biseks ? Mungkin tidak, ya. Tetapi kenapa banyak di
antara dari kita (termasuk saya) sering memandang rendah mereka. Jujur, dulu
saya risih ketika di jalan atau di mall bertemu pasangan gay. Pernah sekali aku
ketemu pasangan lesbian di salah satu Mall di Surabaya dan pikiran negatif ku
tentang mereka muncul. Itu sekitar 4 tahun lalu ketika aku masih SMA.
Dan ketika kuliah, aku mulai berfikir kalau itu
sebuah kelainan seksual dan bukan sebuah penyakit. Dulu, aku memandang itu
sebuah penyakit. Dan seyogyanya penyakit, ada yang menular dan tidak dan aku
takut kalau itu akan menular. Dan aku salah besar. Kelainan seksual itu bukan
sebuah penyakit menular. Lalu dosa kah mereka sampai kita tega mengucilkan
mereka ?
Salah kah mereka ? Apa menjadi seorang gay dan
lesbian adalah pilihan dan jalan hidup mereka ? Apakah menjadi seorang guy itu
adalah takdir mereka ? Kalau mereka takdir, artinya mereka tak salah. Karena
takdir mereka di tentukan tuhan. Dan kalau kita menyalahkan mereka dan
mengucilkan mereka, artinya kita menyalahkan dan mengucilkan tuhan. Right ?
Gini gini, saya pun yakin bahwa mereka (seorang gay
dan lesbian) tidak ingin hidup menjadi seorang gay atau lesbian. Apalagi orang
tua mereka. Apa orang tua mereka minta tuhan agar anak mereka jadi seorang gay
? Apa orang tua dari WNI kita yang meninggal di Australia meminta kepada tuhan
agar anaknya tewas di tangan pasangan homo nya ? Insya allah Tidak. Dan aku
yakin, itu adalah jalan tuhan. Tuhan yang membawa mereka menjadi seorang gay
dan homo. Kalau kalian meyakini bahwa takdir manusia sudah di tulis oleh tuhan
ibarat tuhan adalah dalang dari segala kehidupan, artinya tuhan telah
menggariskan mereka (gay dan lesbian) hidup seperti itu. Seperti manusia biasa
yang memiliki penyakit, itu semua sudah di atur oleh tuhan.
Ah dan aku juga tahu kalau ada hadits yang intinya
mengatakan bahwa takdir bisa dirubah kalau kita (manusia) mau berusaha untuk
merubahnya. Jadi, apa mereka merubah nasib dan takdir nya menjadi seroang homo
dan lesbian ? Aku pernah melihat interview di TV tentang seorang Homo. Bahwa salah
satu dari mereka seorang wanita yang terjebak di dalam tubuh lelaki. Mereka merasakan
“keanehan” ketika mereka menjadi seorang cowok dan cewek yang akhirnya membuat
mereka harus merubah nasib mereka menjadi seorang homo dan lesbian. Artinya,
takdir awal yang di berikan tuhan salah ? Tuhan kan tak pernah salah, katanya. Berarti
siapa yang salah ? Perasaan mereka yang salah ?
Pertanyaan di atas tidak bisa aku jawab sendiri. Saya
butuh bantuan untuk menjawab pertanyaan yang muncul itu.
Di akhir tulisan ini, aku ingin ajak bagi yang
membaca tulisan ini untuk berbenah. Bagi kalian yang masih antipati dengan
mereka yang memiliki kelainan seksual, silahkan fikir lagi. Jika takdir ini
menimpa kalian atau keluarga kalian, apa kalian tega lihat keluarga kalian
seperti itu ? Mereka tak bisa memilih takdir apa yang akan mengiringi jalan
hidup mereka. Mereka hanya mengikuti skenario yang di buat oleh tuhan. Tapi kita
juga tak bisa menyalahkan tuhan yang maha segalanya. Mereka salah dengan
kebenaran yang di berikan tuhan.
Untuk kalian yang masih memandang sebelah mata,
ingat bahwa tuhan bebas memberikan takdir apapun bagi hamba nya. Nyahok kalau
kalian yang jadi homo atau lesbian. Mau ? Dan jangan anggap itu sebagai
penyakit menular. Itu hanya sebuah takdir yang menimpa mereka. Hargai mereka
sebagaimana mereka menghargai kalian. Mereka juga manusia yang punya nafsu dan
cinta. Meskipun menurut kalian itu salah. Karena salah bagi kalian tak berlaku
bagi mereka.
Intinya satu, mereka memiliki HAK untuk Hidup. Seperti
yang ada di blog saya, kita harus bisa Memanusiakan Manusia.