Ultras Mania Gresik

Kita pernah juara. Gresik pernah juara. Dan sekarang "KAMI RINDU JUARA" Liga Indonesia

Roma Club Indonesia

Kami ada. Kami berpesta. Kami bersatu. Hanya untuk satu kebanggaan, AS ROMA

AS ROMA

LA ROMA NON SI DISCUTE SI AMA

Fan Fiction

Cerita fiksi untuk meluapkan ekspresi jiwa. Tentang hiburan, luapan perasaan, dan pengorbanan.

48 Family

The power of Idol. Idol can't make you horny, just can make you proud with them. Kita pecinta idol sebagaimana kita mencintai sepakbola.

Jumat, 26 Juni 2015

Tetaplah Terbang Tinggi, Kupu-Kupu

Tidak ada sesuatu yang instan. Seekor kupu-kupu membutuhkan waktu sebulan lebih untuk menjadi seekor kupu-kupu yang cantik. Proses menjadi kupu-kupu di namakan proses metamorfosis. Dimulai dengan telur yang menempel di daun inangnya dengan waktu sekitar 7 hari. Telur menetas menjadi sebuah larva (bukan kartun larva) berumur sekitar 14-20 hari dan berganti kulit selama 4-5 hari. Dari larva, berubah menjadi sebuah kepompong yang sama sekali tidak makan selama 14-16 hari. Sebelum akhirnya kepompong tersebut mengeluarkan seekor kupu-kupu yang cantik.
Butuh waktu yang lama bukan. Bahkan, proses metamorfosisi mengharuskan makhluk hidup yang satu ini untuk berpuasa selama 14-16 hari full. Mungkin lebih berat dibandingkan puasa manusia yang hanya 12 jam setiap harinya. Berat ? Memang. Pepatah jawa mengatakan, Onok rego onok rupo (ada harga, maka ada bentuk). Maksudnya, semakin mahal harga, maka semakin bagus barang yang dijual.
Proses seorang “kupu-kupu” tidaklah mudah. Ia harus banting tulang dan mungkin keringat yang mengucur deras ketika latihan dan ketika show, kalau dikumpulkan bisa untuk memberikan rasa asin dalam semangkok kolak. Ya, usaha yang di keluarkan tidak lah mudah.
Berkat si kupu-kupu, saya dipertemukan dengan teman-teman yang selama ini tidak pernah sekalipun ada di dalam benak saya. Tak ada yang lebih bahagia dibanding bertemu dengan seorang teman baru. Artinya, ada tinta baru yang mengisi setiap lembaran hidup saya. Dan itu berkat si kupu-kupu. Untungnya, sampai saat ini tidak ada keinginan untuk menghapus segala kenangan dan tinta yang terlanjur mengisi lembaran hidup saya. Biarkan ini menjadi sebuah kenangan dan bisa menjadi sebuah catatan perjalanan.
Kalau ada yang bilang, si kupu-kupu meninggalkan sarangnya dalam keadaan tercabik-cabik, saya rasa malah sebaliknya. Ia meninggalkan zona nyamannya dengan kepala tegak. Tak mudah bagi setiap orang untuk bisa pergi meninggalkan zona nyaman. Begitupun saya yang masih belum bisa beranjak dari zona nyaman. Tak akan ada alasan bagi kami untuk merendahkan si kupu-kupu hanya karena ia punya satu kesalahan (mungkin bagi sebagian orang itu sebuah kesalahan). Ya, mungkin ini subjektif. Tapi memang sejuta kebaikan akan hilang dengan satu kesalahan. Benar kan.
Sang Kupu-kupu telah memutuskan untuk meninggalkan sarangnya. Sarang yang selama ini menempa dia menjadi sebuah kupu-kupu yang cantik, kuat, dan dicintai banyak orang. Sarang yang juga dihuni banyak orang yang lain. Sarang yang bisa membuat ia tampak bersinar dibandingkan yang lainnya. Setidaknya bagi saya dan teman-teman. Sarang yang mampu memberikan ia kesempatan untuk lebih dikenal banyak orang. Sarang yang mampu memberikan sejuta kenangan.
Sang kupu-kupu lah alasan bagi saya dan sebagian teman-teman saya harus merelakan waktunya. Sang kupu-kupu lah alasan bagi saya dan yang lain mengeluarkan keringat lebih banyak dibanding orang lain. Sang kupu-kupu lah alasan saya untuk berlarian mengejar kereta, berlarian mengejar bis, dan busway. Sang kupu-kupu lah alasan saya belajar untuk lebih menghargai usaha orang sebelum memberikan penilaian. Sang kupu-kupu lah yang memberikan saya pelajaran, bahwa tidak ada yang instan dalam sebuah kehidupan.
Sang kupu-kupu ini dulunya hanya sebuah kepompong yang belum bisa memberikan apapun untuk kami dan semua yang menunggu kehadirannya. Sang kupu-kupu ini dulunya hanya sebuah ulat yang belum tahu rasanya menjadi sebuah bintang. Sang kupu-kupu ini yang dulunya hanya sebiah larva yang belum bisa apapun. Dan kini, ia telah berubah menjadi kupu-kupu.
Menjadi kupu-kupu yang bebas. Sang kupu-kupu telah terbang jauh dan bahkan ia juga ingin melintasi batas wilayah. Hal yang selama ini susah untuk dilakukan ketika masih ada di dalam sangkar. Kini, sang kupu-kupu bisa merasakan indahnya malam dan mengamati munculnya bulan purnama. Hal yang hampir mustahil untuk ia lakukan. Kini, sang kupu-kupu bisa bebas mendekati pejantan yang mungkin ia idam-idamkan. Hal yang tabu ketika ia masih ada di dalam sangkar. Mungkin ia lupa rasanya jatuh cinta itu seperti apa.
Dan kini, kami yang selama ini ada di belakangmu, yang selama ini memberikan seluruh dukungan hanya untukmu, dan kami yang selama ini memberikan kritikan pedas dan saran hanya untukmu harus bersiap memberikan karpet merah tanda penghormatan untukmu. Untukmu yang selama ini menjadi bagian hidup kami. Untukmu yang telah mempertemukan kami menjadi sebuah keluarga dengan berbagai entitas. Untukmu yang telah menggoreskan tinta perjuangan dalam buku perjalanan kami.
Maafkan kami yang tidak bisa memberikanmu hadiah yang indah di akhir perjalananmu. Maafkan kami yang memberikanmu sebuah luka yang mungkin sampai saat ini kita semua belum bisa menghapusnya. Maafkan kami yang tidak bisa memberikan sebuah puncak tertinggi yang selama ini kita semua impikan. Maafkan kami kalau kami selama ini terlalu keras. Maafkan kami tidak bisa membuatmu tersenyum di atas panggung yang selama ini kita semua inginkan. Maafkan kami, karena kami tidak bisa memberikan kenangan yang ondah di akhir perjalananmu.
Ini baru awal dari perjalanan mu, kupu-kupu.
Tetaplah menjadi kupu-kupu yang selama ini kami impikan. Tetaplah menjadi kupu-kupu yang cantik, menarik, dan bawel. Tetaplah menjadi kupu-kupu yang memiliki keinginan untuk menjadi yang terbaik. Dan Tetaplah Terbang Tinggi, Kupu-Kupu ku.



Sebuah tulisan perpisahan untuk Tata. Semoga kau menjadi lebih dewasa dibanding sebelumnya, my butterfly.

Rabu, 24 Juni 2015

Apakah Kalian Benar-Benar Melihat ke Tim K3

Tim K3 adalah bukti bahwa yang tak terlihat belum tentu tak bisa dilihat. Yang tidak tampak bukan berarti ia tak bisa menampakkan dirinya. Sekali-sekali, yang tak terlihat ini menampilkan sesuatu sehingga ia menjadi terlihat. Meskipun, sampai saat ini pertanyaan besar masuk ke dalam diri daya, “Apakah kalian benar-benar melihat ke Tim K3 ?”
Tim K3 melihatkan kepada kita bahwa kehidupan ini tak selamanya adil. Setidaknya itu yang keluar dari mulut banyak pihak yang mengikuti dan melihat Tim K3. Anggapan bahwa adanya ketidakadilan adalah bukti bahwa kita masih merasa inferior. Sejatinya, tak ada yang berbeda. Setidaknya Tim K3 mengajarkan kita bahwa ketidakadilan bisa dilawan dengan semangat yang tak kunjung padam. Habis Gelap Terbitlah Terang.
Ya, karena hidup tak selamanya lurus bukan.
Tapi apakah usaha dan semangat yang tak kunjung padam tersebut bisa membuat kita untuk sejenak mengarahkan muka kita dan melihat ke mereka ? Tak perlu memberikan penilaian baik atau buruk. Cukup melihat mereka. Ibarat permata, mereka belum dipoles secara sempurna. Semuanya adalah permata yang masih kotor. Sangat kotor. Karena tak ada kesempatan bagi mereka untuk memoles dirinya sendiri. Banyak atau tidaknya yang melihat mereka adalah acuan bagi mereka untuk dipoles atau bahkan di biarkan menjamur. Membusuk.
Pertanyaan lainnya adalah, apakah kalian yang tidak pernah melihat mereka atau kalian tak diberi kesempatan untuk melihat mereka ? Karena itu menghasilkan jawaban berbeda. Ya karena konteksnya berbeda. Tapi hasilnya sama, tidak ada yang melihat mereka.
Tim K3 memberikan kita pelajaran bahwa usaha dan semangat saja tidak cukup. Karena ada variabel lain yang harus dipenuhi untuk mampu menjadi bintang yang bersinar. Minimal, bintang yang dikenali oleh yang lain. Dan satu-satunya jalan untuk bisa dikenali adalah dilihat.
Adalah berjuang bersama. Tim K3 memberikan opsi lain agar mereka bisa dilihat. Mereka membutuhkan orang lain untuk menyadarkan mereka-mereka yang enggan untuk melihat ke padanya. Tim K3 membutuhkan dukungan agar banyak yang melihat mereka. Tim K3 membutuhkan cahaya lain dari bawah untuk menyorot ke mereka seraya berkata, “Lihatlah aku.”
K3luarga K3
Lalu apakah selama ini lampu yang ada di theater tak cukup terang menerani mereka ? Bukan. Cahaya yang dikeluarkan selama ini adalah ilusi. Cahaya yang selama ini menerangi mereka ternyata tak mampu membuat mereka tampak bersinar.
Lewat lagu Lucky Seven, mereka memberikan pesan. Bahwa mereka tidak pernah lari dari kesulitan apapun. Mereka membutkikan bahwa segala tantangan ada untuk dihadapi bukan untuk ditakuti. Keyakinan mereka bahwa cobaan seperti apapun pasti bisa mereka hadapi. Dan tantangan 13 Juni kemarin adalah bukti bahwa Lucky Seven telah memberikan artipada setiap diri mereka.
Dengan segala usaha yang mereka kerjakan selama ini, dengan segala cucuran keringat yang keluar dari segala penjuru pori-pori di badan, dengan segala tetesan air mata yang mengucur deras, dengan segala darah yang keluar, pertanyaan kembali muncul, “Apa kalian masih enggan melihat perjuangan mereka ?”


















Tulisan ini dibuat untuk merayakan Ulang Tahun Tim K3 yang kedua pada 25 Juni 2015. 2 Tahun yang lalu, Tim K3 berdiri dengan beban untuk bisa menyaingi kakak nya yang sudah jauh berada di depan. Dan sekarang, mari bantu K3 untuk setidaknya menyamakan posisi dengan sang kakak.



Senin, 22 Juni 2015

Shinta Naomi dan Pentingnya Show Must Go On

Konser buah-buah sudah selesai sekitar seminggu yang lalu. Selain rasa puas dan bangga yang dihasilkan, ada juga rasa yang lain. Sebagian besar orang punya rasa kecewa. Saya pribadi, rasa yang dominan saat itu sesaat setelah konser rasa-rasa selesai adalah rasa puas. Bagaimana tidak puas, impian mengibarkan giant seifuku di luar jawa timur akhirnya tercapai. Dan itu juga berkat bantuan yang lain. Meskipun tahun lalu, giant seifuku sempat “nyangsang” juga di Jakarta.
Sepulang dari FX, saya dan yang lain bercerita di mobil. Masing-masing dari mereka mengutarakan kekecewaannya terhadap keputusan manajemen yang merubah anggota member masing-masing tim. Twitter land gempar. Bahkan akun sepakbola menyadari hal ini dan menyatakan bahwa transfer member JKT48 lebih heboh dibanding transfer pemain sepakbola musim ini. Selain karena transfer window musim panas ini memang belum resmi dibuka (biasanya 1 atau 2 juli), perpindahan member ternyata menimbulkan efek kejut berkekuatan tinggi.
Dijadikannya 3 member Team J menjadi kapten disemua tim, adalah satu diantara kejutan yang menyesakkan bagi sebagian orang. Kalau biasanya kejutan berakhir dengan kegembiraan, maka kali ini kejutan berakhir dengan cacian dan makian. Bisa di bandingkan berapa kalimat jelek yang masuk ke tab mention JOT dengan kalimat yang baik sesaat setelah keputusan itu keluar.
Tak terkecuali bagi teman-teman baru saya yang berada di dalam mobil. Mereka sama dengan yang lain yang tidak suka dengan keputusan itu. Alasannya beragam. Mulai dari “Kenapa harus Kinal yang jadi kapten.”, “Kenapa Naomi yang harus dipindah ke tim J”, dan yang ekstrim, “Kok Tim J enak banget ya. Dream Team.” Yang terakhir setidaknya saya setuju. Tim J “dapat” Elaine dan Naomi dalam satu waktu. Itu ibarat Barcelona dapat Marco Veratti dan Sergio Ramos di transfer window nanti. Veratti yang disebut sebagai wonderkid di ibaratkan seperti Elaine, dan Ramos seperti Naomi. Berlebihan ? Tidak.
Saya pribadi kecewa karena Naomi, kapten K3 yang harus dipindah ke tim lain. Opini yang muncul adalah kalau ada pergantian kapten, artinya kapten itu gagal atau kapten itu sukses. Tapi opini lebih mengarah kalau kapten Naomi gagal dengan dijadikannya Kinal yang notabene adalah kapten “lawas” Tim J sebagai pengganti Naomi sebagai Kapten K3. Naomi gagal ? Tanya ke yang mengikuti K3 secara penuh.
Terhitung mulai 1 Agustus, masing-masing Tim akan punya kapten baru dengan susunan tim yang baru juga. Jadi masih ada sekitar satu bulan lebih dikit untuk membuktikan ke publik kalau dia (Naomi) bukan lah kapten gagal. Mungkin, setelah lebaran, ada 1-2 show sebelum masuk ke bulan agustus. Yang artinya, masa bakti Naomi di K3 sudah habis.
Pertanyaannya, mau sampai kapan terus-terusan meratapi Naomi yang sebentar lagi akan jadi anggota tim lain ? Show Must Go On. Walau anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu. Mungkin itu istilah yang tepat bagi Naomi, K3, dan para fans K3. Mau diratapi kepergian Naomi terus menerus ? Apa dikira kalau masih tak rela Naomi di Tim J bisa merubah situasi dan kondisi di dunia sana ? Enggak.
Yang terpenting adalah bagaimana caranya masing-masing pihak (fans dan member khususnya Naomi) bisa memberikan kesan terbaik sebelum agustus datang. Bagaimana Naomi memberikan yang terbaik di sisa masa bakti nya di K3. Bagaimana member K3 nurut sama Naomi di akhir masa baktinya dan mungkin ada “pesta” untuk Naomi.

Siapapun kaptennya, Show Must Go On.

Sabtu, 20 Juni 2015

Asam Manis Lemon

Sebuah Catatan Perjalanan Konser Lemon dan Project Giant Seifuku

Yg paling jauh dari kita adalah masa lalu. Ya, masa lalu menjadi hal yg susah untuk kita raih. Dan catatan ini adalah cara bagi saya, bukan untuk mengembalikan masa lalu. Setidaknya masa lalu bisa memberikan jalan yg indah bagi saya ke depannya lagi khususnya dan teman-teman sekalian.
Cerita ini adalah sebuah catatan perjalanan saya pribadi ketika yg awalnya "dipaksa" datang dan akhirnya menerima itu dan menjadi enjoy. Maha dahsyat tuhan yg bisa dg mudah merubah hati dan perasaan seseorang.
Perjalanan kali ini terasa spesial. Karena ada orang-orang hebat yg membantu saya untuk berangkat. Mungkin tanpa mereka, saya tak akan berangkat. Asli. Terimakasih atas bantuannya.
Perjalanan ini dimulai bahkan sebelum berangkat. Jadi dimulai ketika harus susah payah menjemput sebuah seifuku raksasa K3banggan teman2 Jatim (Malang, Kediri, Blitar, dan Gresik) hari selasa di rumah salah satu teman. Susah payah nya lagi adalah ternyata kita harus atur skenario packing yg ternyata susah. Tujuannya adalah biar ketika di Jakarta tinggal langsung pakai. Tapi susah. Jadi asal aja gitu packing nya.
Di hari rabu, badan tiba-tiba tepar. Kepala pusing dan meriang. Ada aja halangan. Demi K3 sih berangkat aja wes. Ya kan Tata ? :)
Apes nya adalah kamis pagi telat bangun dan harus cepet2an berangkat ke Stasiun. Kebetulan berangkat dari Surabaya jam 12 siang. Mandi jam 7 dalam posisi setengah sadar dan badan gemetaran sendiri. Ngalam adem sam.
Sampai Stasiun Gubeng 10 menit sebelum kereta berangkat. Edan. Mepet banget. Ah iya. Saya cuma bawa bendera yg kecil 4 meter. Yg 12X9 meter dibawa salah satu pasukan Nadilavatic asal Malang, Mas Galih. Tanpa Mas Galih, hancur sudah rencana.
Single Fighter di kereta dan seakan jadi obat nyamuk. Duduk 2-2 dan di depan ada orang pacaran. Harusnya FPI bikin petisi agar dilarang pacaran di dalam kereta. Kasihan kaum jomblo seperti saya. Jangan di bayangkan rasanya seperti apa. Sakitnya seperti ketemu mantan calon gebetan udah jadian sama yg lain.
Sampai di Pasar Senen jam 02.00 WIB di hari jumat. Bray, jam 2 pagi dan saya sendirian di sana. Takutnya ada yg nyulik. Nanti Tata kangen lalu sedih lalu nangis lalu. Ah, hanya angin lalu.
Karena banyak yg tidur di depan mushola, saya pun memutuskan untuk join tidur. Bedanya, yg lain tidur beralaskan koran bekas, saya tidur beralaskan koran yg atasnya bendera K3 yg saya bawa dari Malang ukuran 4 meter. Biar dah dikira wota. Ngantuk bray.
Agak siang an harus nunggu Galih, sang Nadila Defender yg bertugas bawa seifuku besar. Bayangkan, saya di stasiun mulai jam 2 pagi sampai jam 10 siang. 8 jam. Udah kayak setengah perjalanan Jakarta-Malang njir. Jemputan datang jam 11 siang. Dijemput Nadilavatic. Ada presiden berjenggot nya Nadilavatic, Towi, ada Anggi dari K3 United, ada Adit dari Nadilavatic dan satu lagi gak tahu nama. But, thank you sudah dijemput. Dari stasiun langsung cus ke venue di Kelapa Gading. Dan baru kali ini saya naik mobil di jalanan ibukota. Biasanya busway, angkot, dan taxi. Hahaha. Dan baru itu juga tahu bentuknya MOI, Mall of Indonesia. Itu Mall atau museum. Bagus gede banget lagi. Dan baru tahu juga kalau tempat nya konser di kandang nya Satria Muda Britama alias di Mahaka Sport alias Britama Arena alias bagus njir.
Disana yg dilakukan adalah cepak-cepak bendera. Berdasarkan instruksi dari salah satu teman. Karena ternyata diluar venue rame orang, makanya kita memutuskan hanya membuka bendera yg ukurannya Cuma 4 meter. Kalau yang 12 meter, bisa jalanan ketutup.
Pulang dari venue, ke FX duls gan. Biasa, naque FX. Di FX ternyata ada yang cepak-cepak. Di situlah saya ketemu Ordo Ndlvtc cem Tama, Ido, Luthfi, sama ada beberapa yang lain yang saya tak tahu siapa dia alias asing banget. Untung ada tempat yang namanya sofa dan bisa sekedar melepas penat alias ngantuk pak.
Balik dari Mall 2 huruf sekitar jam 11 malam dan kita berdua sama Thowi (jangan dibayangkan mesra nya di libom) jalan ke rumah si Haical. Clan Sinkadorable. Jauh banget. Jam 1 baru sampai di rumah Haical. Harus cepat tidur, karena besok perjalanan jauh alias jam 6 janji kita berangkat. Dan jam 8 ketemu sama yang lain di mall 2 huruf (lagi). Dan bingo. Kita bangun jam 7. Berangkat jam 8 dan sampai di mall 2 huruf jam 10 an. Hahaha. Buru-buru bernagkat ke venue karena eh karena ada tugas negara yang belum kita selesaikan.
Di venue yang panas banget gila, clan matahari sudah bersiap semua. Atas perintah yang lain, bendera 12 meter digeber di atas lapangan basket. Ga usah kaget kalau besarnya bendera hampir menutupi semua sisi lapangan basket.
Singkat cerita, masuk ke venue. Sebelum masuk venue, ada sesi doa bersama demi kesuksesan semua project konser dari Aliansi Matahari. Dari sinilah saya yakin kalau “militansi” teman-teman di daerah jauh lebih edan dibanding yang di pusat. Dengan jumlah aliansi matahari yang tak terlalu banyak, rasa optimisme saya untuk gagal kembali muncul. Masa iya, ini bendera bisa digeber dengan jumlah pasukan yang dikit banget. Asli ya, di tribun atas Cuma ada sekitar 7.8 orang. Itupun kita tanpa simulasi di dalam venue. Dikira member doang yang bisa gladi resik. Kita juga dong. Di tribun bawah dan VIP pun ga sebanyak ketika konser di Malang. Nyali mulai menciut. Jelas, karena ini bukan daerah yang “ramah” bagi mereka yang ingin membuat sebuah project. Gagal, itu yang ada di benak saya.
Dan kali ini, saya ucapkan ribuan terimakasih untuk teman-teman di tribun atas yang kalau gak salah itu dari fanbase Shafa. Terimakasih. Mungkin tanpa kalian, project ini tidak akan pernah berhasil.
Masalah muncul ketika kita harus bawa stik pancing ke venue. Dengan sedikit diplomasi negosiasi alias bersilat lidah, mengelabui petugas keamanan dengan sedikit omongan, itu bisa masuk. Sialnya, di venue tak bisa dipakai. Apa sialnya Cuma sampai disitu ? Tidak.
Di dalam venue, ternyata jauh diluar dugaan kita. Di setiap sisi pagar, ada lampu sorot. Beda dengan kondisi di Malang dulu. Anehnya, kondisi di dalam venue, gelap banget. Dan saya yakin bendera yang di kibarkan, tidak terlihat. Masalah seifuku, skenario awal kita adalah mengibarkan seifuku persis yang dilakukan ketika konser di Malang. Tapi dengan kondisi pagar yang penuh lampu dan resiku lampu akan jatuh plus yang kita takutkan adalah kondisi kain yang rentan sobek. Ya, mau gak mau, kita rubah skenario saat itu juga.
Plan B kita adalah mengibarkan bendera seperti bendera di stadion. Jadi, seifuku dikibarkan di tribun. Kecewa sih. Tapi itu jalan terakhir daripada tidak sama sekali.
Mau gak mau 7-8 orang yang di tribun atas harus capek-capek sendiri mengibarkan seifuku besar. Bahkan 2 diantaranya adalah cewek. Agak gimana gitu rasanya. Bukan apa-apa, ga enak hati kalau harus meminta tolong ke mereka berdua. Untungnya mereka membantu tanpa saya minta tolong. Salut.
Skenario lain yang kita rencanakan adalah mengibarkan seifuku ketika encore sampai MC Encore. Tapi dirubah sedemikian cepatnya dan baru di kibarkan ketika lagu Korogaru. Lagu kebangsaan K3.
Segala perubahan skenario terpaksa dilakukan karena kondisi di dalam venue yang tidak bisa ditebak dan kita sama sekali tidak tahu rencana apa yang di jalankan oleh manajemen. Beda cerita ketika di Malang, kita sudah tahu rencana mereka sejak sehari sebelum konser. Tata letak panggung, kondisi tribun, dll. Untungnya, teman-teman semua sigap meskipun agak panik. Wajar. Mungkin bagi mereka, project ketika konser baru kali ini dan perubahan skenario juga baru kali ini terjadi dan harus dirubah secepat mungkin.
Terakhir dari saya, saya meminta maaf kepada semua pihak yang ,merasa dirugikan dengan adanya project giant seifuku. Maaf apabila kami mengganggu kenyamanan kalian semua. Semata-mata kami lakukan demi idola kami. Tanpa ada rasa ingin menjadikan kami lebih dikenal.
Kedua, saya meminta maaf kepada teman-teman saya, Clan Skyleng asuhan Ustadz Bhir dan murid-muridnya apabila saya merusak rencana dan merubah agenda teman-teman semua. Kemarin terjadi begitu cepat dan saya tidak bisa melakukan apapun.
Saya juga mengucapkan terimakasih atas izin teman-teman di Jatim, sang pemilik Giant Seifuku (Kediri, Malang, Blitar, dan Gresik) agar saya bisa bawa Giant Seifuku ke Jakarta (lagi). Kedua, untuk yang sudah saya repotkan dalam project ini. Khususnya Pandu dan Galih (Clan Ndlvtc).
Terimakasih juga untuk tumpangan mobil dan jemputannya, Tantowi Jauhari, Ksatria Berjenggot, btw jenggot kita sama. Dan tumpangan tidurnya, Mas Haical. Tanpa kalian, sudah jadi bubur kali saya disana.
Terimakasih juga untuk seluruh punggawa Aliansi Matahari dan K3 United yang meyakinkan saya untuk berani mengibarkan Giant Seifuku di Jakarta. Kalian hebat. Meskipun banyak yang tidak suka dengan kalian, tapi kalian tetap berjuang demi idola kalian. Khusus untuk teman-teman Shafa Oshi. Kalian luar biasa.
Dan saya masih menyayangkan masih adanya “penumpang gelap” disana. Semoga lain kali tidak ada lagi penumpang gelap dan semua menjadi penumpang yang baik.

Maaf apabila tulisan ini menyakiti hati siapapun yang membaca. Terima Kasih.


Berikut dokumentasi foto