Ultras Mania Gresik

Kita pernah juara. Gresik pernah juara. Dan sekarang "KAMI RINDU JUARA" Liga Indonesia

Roma Club Indonesia

Kami ada. Kami berpesta. Kami bersatu. Hanya untuk satu kebanggaan, AS ROMA

AS ROMA

LA ROMA NON SI DISCUTE SI AMA

Fan Fiction

Cerita fiksi untuk meluapkan ekspresi jiwa. Tentang hiburan, luapan perasaan, dan pengorbanan.

48 Family

The power of Idol. Idol can't make you horny, just can make you proud with them. Kita pecinta idol sebagaimana kita mencintai sepakbola.

Minggu, 25 Oktober 2015

Catatan Kaki

Ketika rindu bisa saja datang dan pergi kapanpun. Tapi senyummu, masih sulit untuk pergi. Bukan karena tak ada senyum lain yang menghampiri. Melainkan karena tidak ada senyum sehangat senyummu.

Tidak ada satupun yang mampu menguasai waktu. Kekuatan sihir sekalipun. Toh, Cinderella hanya bertahan sampai jam 12 malam. Setelah lewat jam 12 malam, ia kembali menjadi manusia biasa.

Waktu, semuanya terhalang oleh waktu. Kesedihan dan kebahagiaan tak mampu melawan dahsyatnya waktu. Tak ada kesedihan yang abadi. Tak ada kebahagiaan yang abadi. Pasti ada waktu yang menghalangi.

Kalian percaya akan adanya kiamat? Tahu kapan kiamat datang? Itu soal waktu. Saat waktu itu tiba, bumi dan seisinya akan hancur. Ingat, bahkan waktu sangat ditakuti. Tapi apa ada yang bisa menghalangi waktu itu untuk tidak datang? Tidak.

Bumi dan kehidupan yang maha dahsyat saja kalah dengan waktu. Apalagi kita. Manusia lemah. Manusia saja tak bisa melawan waktu. Apalagi cinta yang hanya sebagian kecil dari unsur dalam manusia. Cinta itu ibarat atom.

Tak akan ada yang tahu kapan cinta itu datang dan pergi. Cinta tak punya jam tangan dan kalender. Mereka tak tahu kapan merasuki tubuh seseorang dan tiba-tiba keluar. Cinta juga tak tahu jalan. Cinta tak punya kompas. Apalagi goggle maps. Yang hanya cinta tahu adalah, cinta datang untuk memberi kebahagiaan. Cinta bagaikan sinterklas yang kedatangannya untuk membahagiaan anak-anak kecil di kala natal.

Lalu kenapa masih ada tangisan, air mata, dan kesedihan dalam cinta? Itu bukan cinta. Itu tak termasuk dalam tugas cinta. Cinta bukan untuk memberikan air mata kesedihan. Bukan itu. Lalu itu apa? Lalu kenapa kesedihan masih ada di dalam sebuah hubungan percintaan? Itu kenyataan. Bahwa dalam kehidupan kesedihan dan kesenangan, pasti saling berdampingan.

Waktu kita memang tidak panjang. Beruntunglah kalau masih ada cinta dalam kehidupan kita. Beruntunglah masih ada mereka-mereka yang ternyata menjadi pemilik cinta yang tertancap di hati. Beruntunglah kalian.

Beruntunglah aku, masih sempat memiliki cinta. Meskipun cinta yang coba aku tancapkan, ujungnya tak runcing. Ujungnya tumpul. Cinta yang seharusnya tertancap di hatimu, ternyata begitu mudah goyah, rapuh, dan terjatuh.

Ini bukan salahmu yang tidak memberikan ruang. Bukan. Ini salahku. Salahku yang kurang mampu membuat cinta semakin lancip. Salahku yang tak mampu melihat isi hatimu. Salahku yang memaksakan masuk ke hatimu yang sangat penuh.

Beruntung, masih ada senyummu yang tersimpan. Beruntung, masih ada sedikit memori dalam ingatan betapa bahagianya saat itu. Beruntung, masih membekas di ingatan bagaimana rindu yang lucu.

Semua terjadi begitu cepat. Seperti kereta shinkansen yang bergerak menjahui stasiun. Hingga tak tampak lagi bayangan tentangmu. Semua hilang. Lenyap.

Tak ada penyesalan satu pun. Tak ada yang perlu disesalkan. Semua begitu indah. 

Sabtu, 24 Oktober 2015

Tut Wuri Handayani: Berbeda-Beda Tapi Tetap Satu

Alkisah, ada seorang gadis perawan anggota ormas JKT69. Sebut saja namanya Ning Srintil. Dia seorang yang humoris, nyeleneh, ceplas-ceplos, dan jago Bahasa Inggris. Bahkan, ia peraih nilai tertinggi di sekolahnya. Teman-temannya, di ormas JKT69 pun menaruh hormat tinggi ke Ning Srintil.

Suatu hari, Ning Srintil yang gaul banget ini memposting sebuah status di akun twitter nya. Inti statusnya adalah Tut Wuri Handayani yang artinya Berbeda-beda tapi tetap satu. Sontak, status yang ia tulis, memancing keributan di negara yang tak lama lagi akan hancur ini.

Status yang ia tulis memancing kontroversi. Banyak dari penghuni twitterland lain yang menghardik Ning Srintil. Katanya, Ning Srintil bodoh dan lupa akan Bhinneka Tunggal Ika. Tak lupa, banyak yang meng-capture status tersebut dan jadikan itu sebagai bahan olok-olokan. Cocok lah. Orang Indonesia yang saya dengar dari desas-desus adalah orang yang tingkat kesopanan tinggi, ternyata juga pandai mengolok-olok. Olok-olok adalah kita.

Sadar status yang ia tulis memancing reaksi negatif, Ning Srintil buru-buru menghapusnya. Tapi status sudah keburu tersebar luas. Jadilah, selama seharian penuh, Ning Srintil dijadikan bahan bully. Bahkan seharian penuh, sekitar 10.000 orang mencari tahu tentang Tut Wuri Handayani dan nongol di Trending Topic Indonesia. Jan Jos kowe, ning.

Saya sepintas teringat cerita si mbah. Ia cerita kalau ada orang setengah edan adzan subuh jam 2 pagi. Orang sekampung datang ke masjid tempat ia adzan. Mereka mengatakan orang setengah edan yang katanya bernama Udin ini ndak waras, goblok, dan tak tahu diri. Bahkan ada yang mau bawa Mang Udin ke Rumah Sakit Jiwa.
Untung saat itu, Pak Yai datang dan menenangkan warga. Pak Yai pun bertanya ke Mang Udin, “Din, kamu ini kenapa kok adzan jam 2. Kan subuh masih jam 4 nanti. Ada apa din ?” Udin pun menjawab, “Lho Yai, saya sengaja biar masjid rame. Kalau ndak gini, orang-orang ndak akan ke masjid. Masak harus diginiin biar banyak yang ke masjid.”

Sontak, omongan Mang Udin tadi menghentakkan warga sekampung tadi. Mereka kaget dengan ucapan Mang Udin. Masjid di kampung tersebut memang selalu sepi. Orang-orang lebih memilih sholat di rumah yang lebih nyaman dibanding di masjid yang harus jalan dulu. Warga kampung memilih menunda sholat demi main Get Rich ataupun Clash of Clans.

Saya coba membawa kasus Mang Udin tadi ke kasus Ning Srintil. Jangan-jangan Ning Srintil sengaja membuat twit kontroversial. Agar orang-orang sadar bahwa ada quote yang di keluarkan Ki Hajar Dewantara.

Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mbangun Karso, Tut Wuri Handayani. Didepan memberikan contoh, ditengah memberikan semangat, dan dibelakang memberikan dorongan.

Karena sampai hari ini, negara ini yang sebentar lagi akan hancur ini tak punya pemimpin seperti itu. Mana ada pemimpin yang ingin counter attack dan balas menuntut warga nya ? Di negara ini ada. Mana ada wakil rakyat yang sibuk plesiran daripada urus undang-undang ? Ya di negara ini ada.

Saya kira, gadis penyuka saya tadi yang bernama Ning Srintil itu punya maksud terselubung. Coba jujur, pasti yang ikutan olok-olok Ning Srintil buka mbah google terlebih dahulu. Saya berani sumpah pocong (dikira Farhat Abbas), kalian banyak yang lupa sama kalimat Ki Hajar Dewantara tadi. Atau bahkan kalian malah ada yang belum tahu. Dan kalian ikutan bully karena kalian cuma tau arti Bhinekka Tunggal Ika ? Atau kalian malah ndak tahu sama sekali dan ikutan olok-olok cuma karena ikut trend ?

Jaman sekarang, kalimat ala ustadz abal-abal kalian ingat. Larangan ini itu kalian turuti. Meskipun kalian tahu kalau larangan itu tak sepenuhnya benar. Hanya karena dia ustadz, kalian manggut-manggut. Makanya, sering-sering lihat Televisi Nasional dong. Eh bentar, Televisi Nasional saat ini malah aneh. Nyiarin acara organisasi makar. Jangan deh.

Sudahlah, kalian belum tentu lebih pintar daripada Ning Srintil. Masih lebih lumayan Ning Srintil yang tak tahu arti Tut Wuri Handayani, daripada mantan menteri keolahragaan kita yang lagu wajib aja lupa. Eh gimana ?