Ultras Mania Gresik

Kita pernah juara. Gresik pernah juara. Dan sekarang "KAMI RINDU JUARA" Liga Indonesia

Roma Club Indonesia

Kami ada. Kami berpesta. Kami bersatu. Hanya untuk satu kebanggaan, AS ROMA

AS ROMA

LA ROMA NON SI DISCUTE SI AMA

Fan Fiction

Cerita fiksi untuk meluapkan ekspresi jiwa. Tentang hiburan, luapan perasaan, dan pengorbanan.

48 Family

The power of Idol. Idol can't make you horny, just can make you proud with them. Kita pecinta idol sebagaimana kita mencintai sepakbola.

Selasa, 20 Mei 2014

Musuh Bersama Itu Muncul Lagi

Di dalam ilmu Hubungan Internasional atau HI, ada yang di namakan sebagain Common Enemy. Sebuah musuh bersama yang sengaja di bentuk karena hasil dari aliansi dari negara-negara. Sebuah aliansi memang sengaja di ciptakan atas dasar yang sama pada negara yang terlibat. Entah atas dasar ketidak sukaan atau atas dasar ingin menyatukan kekuatan-kekuatan kecil agar bisa membentuk kekuatan yang besar.

Menyebut aliansi di dunia sepakbola sedikit kurang relevan memang. Karena aktor yang dilibatkan bukan sebuah negara. Entitas kecil di bawah sebuah negara. Entitas yang sangat di sukai masyarakat.

Di Italy, shadow alliance kembali muncul. Yakni dengan kembalinya kekuatan lama, Juventus. Sebuah tim yang memang penguasa Italy dengan raihan 32 gelar. Eh, maksud saya 30. Bagi mereka sih 32, tapi yang legal 30. Perbedaan antara 32 dan 30 sangat berkaitan dengan ini. Musuh bersama tim di Italy karena menjadi salah satu aktor dari rusaknya sepakbola Italy dengan kasus Calciopoli  atau skandal pengaturan skol. Terlepas dari segala bantahan dari klub mereka dan fans garis keras mereka, tetapi keputusan sudah di putuskan yang hasilnya, gelar Juventus dicabut.

Klub di Italy tidak menyukai Juventus karena berbagai aksi Juventus yang selalu di bela wasit ketika bertanding. Masih ingat gol Juventus ke gawang Mirante yang di ceploskan Pirlo lewat Free Kick yang masih menjadi tanda tanya karena bola belum masuk ke gawang dan sudah berada di genggaman Mirante ? Atau gol Muntari yang di anulir wasit ? Atau insiden Chiellini yang menyikut Pjanic tapi wasit tidak mengggubrisnya padahal secara siaran ulang terlihat jelas sikut Chiellini masuk ke wajah Pjanic ? Ah terlalu panjang jika di jelaskan berbagai “dosa” wasit.

Sebenarnya, menurut saya mengapa banyak tim yang menganggap Juventus musuh bersama adalah kembali ke statement saya di awal. Karena mereka sudah tidak suka dengan Juve, jadi sikap apapun yang di lakukan Juve mereka anggap buruk. Entah itu Juve yang memenangkan pertandingan dengan fair ataupun tidak, bagi mereka Juve tak layak menang. Padahal secara tim, kelas Juve setingkat di atas tim di Italy. Harus akui itu. Yang harus di akui lagi, Juve memang setingkat di atas klub-klun di Italy dalam kepemilikan wasit.

Kedua adalah, mereka harus bergabung untuk menghancurkan kekuatan besar yang bernama Juventus. Klub besar dengan sejarah panjang di Italy dengan 32 gelar. Ah maksudnya 30 gelar. Sorry salah lagi.

Dan kebencian ini membutakan kita semua. Sampai kita semua meremehkan Juventus ketika mereka kalah di Semifinal Europa League dari Benfica. Padahal kalau Juve bisa lolos final, kemungkina juara mereka tinggi karena final digelar di Juventus Stadium. Dan kalau Juve juara, Koefisien Serie A Italy di Eropa akan naik. Jatah kita akan di tambah. Tetapi mata hati kita sudah tertutupi dengan kebencian yang mendalam akan Juve. Kebencian yang berdasarkan ketidakpuasan dan rasa iri. Baik iri secara prestasi dan secara kepemilikan wasit.


Tapi musim ini sudah berakhir karena Juve merengkuh Scudetto mereka yang ke 32 kali. Yasalam salah lagi, yang ke 30 kali. Mari kita berdiri dan memberikan tepuk tangan yang meriah bagi Juventus, sang juara bertahan.

Gervinho : Terlahir Kembali Menjadi Serigala

Tidak ada manusia yang bisa terlahir kembali setelah meninggal. Tidak ada yang namanya reinkarnasi di dalam kehidupan. Yang ada hanya mati lalu hidup kembali tetapi nanti ketika kimat datang. Kata kyai saya sih begitu.

Tetapi ini berbeda. Ada yang bisa terlahir kembali. Manusia ? Jelas. Manusia yang satu ini terlahir kembali tetapi dengan wajah yang sama. Sebut saja namanya Gervinho. Sang primadona baru di Olimpico bagian selatan (Curva Sud). Bagi penghuni Olimpico sebelah kanan, mungkin Gervinho tidak pernah di harapkan untuk hidup.

Gervinho seakan terlahir kembali. Setelah sempat “mati” di bawah kendali Sang Profesor, Arsene Wenger. Gervinho seakan menemukan lagi keberuntungannya yang sempat menghilang. Wait, apa tadi saya bilang. Keberuntungan ? Oh I mean skill. Karena secara keberuntungan, Gervinho tidak lebih baik dari Liverpool di musim lalu yang menjadi raja dari tiang gawang.

Gervinho di AS Roma tidak seperti ketika Gervinho bermain di Arsenal. Gervinho terlahir kembali menjadi seorang gladiator yang membawa segala peralatan untuk perang. Di mulai dari gocekan mautnya, sampai wajahnya yang menyeramkan bagi lawan. Tapi ada yang tidak bisa hilang dari sisi Gervinho. What ?

Sisi humoris Gervinho. Ya, Gervinho adalah pemain di AS Roma yang memiliki selera humor paling tinggi di tim. Selera humor itu bahkan sampai terbawa ketika bermain di lapangan. Dan bisa buat tifosi Roma, official tim, dan bahkan rekan se tim nya tertawa.

Gervinho bukan beraksi dengan mengeluarkan jokes-jokes nya ketika ingin membuat teman-temannya tertawa. Tetapi dengan aksi jail nya. Iya, aksi Gervinho adalah salah satu yang bisa untuk ditertawakan. Berapa kali Gervinho sedang asyik menggiring bola dengan kecepatannya yang bak Ferrari yang sedang melaju lalu terjatuh seakan ia menginjak kulit pisang. Seketika itu pula Gervinho meracau tak jelas. Bagi kami racauan itu tak penting. Tetapi aksi dia yang menggelikan dan terjatuh bak model yang jatuh di catwalk lah yang menjadi sorotan. Betapa menggelikannya Gervinho.


Di balik selera humor nya yang tinggi, tifosi Roma patut bersyukur punya pemain sekelas Gervinho. Sampai giornata ke 37 atau 1 giornata menjelang akhir, dia dan Totti adalah pencetak Assist tertinggi di klub dengan torehan 10 Assist. Gocekan-gocekan mautnya juga mampu membuat AS Roma bertengger dengan nyaman di posisi kedua. Berbagai gol yang sangat sulit pun bisa di lalui Gervinho dengan sempurna seperti aksi magician. Tapi layaknya manusia biasa, Gervinho juga tak luput dari kesalahan. Berbagai kejailan Gervinho yang seakan sengaja tidak menceploskan bola ke gawang lawan ketika kondisi sudah 99% gol bagi Roma seakan tertutupi dengan aksi impresif nya selama semusim. Terima kasih Gervinho. Kedatanganmu ke Roma membuat kami kembali tersenyum dengan berbagai assist dan goal mu. Dan juga dengan aksi menggeleikan dan jailmu.

Like Father Like Son

Pepatah mengatakan buah tak jatuh jauh dari pohon. Buah yang jatuh dari pohon akan jatuh di sekitar pohon tersebut. Tak mungkin buah yang jatuh dari pohon mangga akan jatuh di bawah pohon toge.

Pepatah tersebut menggambarkan adanya kemiripan antara orang tua dengan anaknya. Baik kemiripan dalam hal muka atau wajah, bahkan dalam hal sifat dan kesukan atau hobi. Seorang ayah yang hobi memancing biasanya anaknya akan hobi mancing pula. Atau kalau sang ayah suka sepakbola, biasanya akan menurun ke anaknya. Yang berbeda adalah kadar dari kesukaan tersebut.

Orang tua akan sedikit malu-malu untuk menunjukkan kesukaannya karena memang faktor umur. Tetapi ketika sudah di hadapkan pada kondisi yang mengharuskan mereka untuk menjalankan kesukaannya, maka unsur “malu” tadi akan hilang dengan sendirinya.

Dan itu terjadi di keluarga saya. Ayah saya adalah penggila sepakbola. Bahkan dulu katanya pemain sepakbola amatir di kampungnya. Mewakili daerahnya berlaga di liga amatir. Untung itu terjadi dulu, karena kalau sampai sekarang ayah saya masih bermain bola, saya pastikan itu mustahil. Dengan memikul beban berat di perutnya, sungguh tak enak hati melihatnya. Melihat perutnya bergunjang layaknya gempa vulkanik.

Saya berani bilang kalau ayah saya adalah penggila bola, karena buktinya banyak. Pertama, beliau adalah katanya pemain sepakbola amatir. Entah itu sebagai pemain inti atau sebagai pemanis bangku cadangan. Lalu, ketika era Persegres masih ada atau sekitar 20 an tahun yang lalu, beliau pernah ikut tour ke daerah-daerah di Jawa Timur. Ketika masih muda sih. Kalau pas udah punya anak, bisa di sembur ibu ntar.

Bahkan beliau bilang kalau pernah naik truk demi dukung Persegres. Sekali lagi, itu terjadi dulu kawan. Jangan di bayangkan kalau saat ini ayah saya seperti itu lagi. Perutnya akan menahan beliau untuk naik. Gak muat. Kasihan suporter yang lain gak kebagian tempat nanti.

Dan itu menurun ke saya. Iya ke saya, anak cowok satu-satunya di keluarga. Anak yang pada ulang tahun ke 8 tahun nya minta hadiah jersey sepakbola. Anak yang bisa bikin ibu saya ngidam liat PSIS Semarang di Stadion Jatidiri. Anak yang pas di Tri Dharma keinginannya biar bisa di gendong sama Carlos De Melo, pemain yang berbadan seperti ayah saya. Menurun ke saya yang pernah naik truk ketika tour dan tawuran ketika tour. Ke saya yang pernah jadi calo tiket sepakbola.

Hal-hal yang berbau sepakbola sepertinya sudah saya lakukan semua. Mulai dari pemain dan suporter. Pemain ? Yes, I Do. Itu terjadi pas perut saya belum seperti ini atau tepatnya ketika SD di Jakarta. Masuk SSB Arcici. SSB juara di Jakarta. Tapi putus di tengah jalan karena kabur pas ada tes fisik. Dan saya juga ikut lomba sepakbola antar RW se kelurahan pas di jakarta, tepatnya di Johar Baru. Gila kan saya. Gak juga sih.

Jadi suporter, kenyang pengalaman saya. Dari suporter tim di stadion bahkan jadi suporter di tempat nobar. Dari stadion di Gresik sampai di Gelora Bung Karno pun pernah. Gelora Bung Karno jadi saksi bisu gelar perdana Gresik era Petrokimia Putra Gresik 2001-2002. Menjadi suporter yang naik truk pun pernah meskipun harus menyusahkan banyak pihak karena harus menyanggah badan saya yang gemulai ini. Gemulai itu gendut hasil memuai. Jadi suporter yang pulangnya pas sahur pun pernah. Bahkan jadi suporter yang terkena lemparan batu pas terjadi bentrokan pun pernah. Di Bantul pas Gresik United melawan Persiba Bantul.

Seperti yang saya bilang di atas, kalau ketika para orang tua dihadapkan di saat kondisi dimana dia harus berada di sebuah hal yang ia sukai, maka unsur malu-malu akan hilang. Dan itu terbukti di Stadion Minggu malam, 18 Mei 2014. Ketika Gresik United melawan Semen Padang.

Kalian tahu anak kecil yang gembira ketika dapat permen ? Tahu ekspresi kegembiraannya kan. Dan itu yang di alami ayah saya saat itu. Semua beban di pikirannya seakan hilang. Dengan lega dia bilang, “Kangen suasana stadion.” Cukup menggambarkan bagaimana senangnya ayah saya saat itu. Hal yang sudah hampir 5 tahun tidak beliau rasakan.

Yang bikin saya kaget adalah ketika beliau bilang, “Asik yo stadion sekarang. Makin kreatif. Enak paling ya berdiri di tribun tengah (sambil menunjuk ratusan orang berdiri dan bernyanyi).” Sama sekali tidak terbayangkan di pikiran saya kalau ternyata ayah saya juga suka menjadi suporter yang ikut bernyanyi dan menari di atas tribun. Sontak saya sadar, “Oh jadi saya duplikat beliau.”


Like Father Like Son. Pepatah yang sangat menggambarkan kemiripan saya dan ayah saya. Saya bangga punya ayah seperti beliau. Jangan lihat dari apa yang beliau berika ke saya, karena itu tak ternilai harganya. Tetapi saya bangga karena punya ayah yang suka sepakbola daripada suka girlband ataupun idol group. Wait, tapi anakmu ini suka idol group yah. Menurun dari siapa dong hobi saya itu ? J

Kejutan Handshake Event Berlanjut

Event Handshake JKT48 bukan hanya menjadi event untuk fans dan idola nya saling bertatap muka dan salaman layaknya lebaran semata. Banyak sekali kejutan yang di keluarkan di setiap event Handshake. Mulai dari pengumuman single baru sampai adanya member yang di promosikan untuk mengisi posisi di masing-masing tim. Wait, bagi yang belum paham kenapa ada promosi dan tim, saya sarankan untuk segera searching di google tentang AKB48 atau JKT48. Bagaiamna cara kerja idol group tersebut. Karena akan terjadi missing link. Kalau sudah, kembali lah ke bacaan ini hehehe

Dan Minggu malam, 18 Mei 2014 adalah hari dimana Handshake single ke 5 atau single Flying Get di laksanakan. Minggu malam nan syahdu yang penuh tangisan air mata kebahagiaan. Tangisan yang memang sudah biasa terjadi di event ini. Atau tawa keceriaan atas munculnya single baru. Yang artinya akan membuat dompet berteriak, “Mampus, uang habis.”

Pengumuman Single ke 6
Minggu malam yang syahdu menjadi saksi bisu munculnya 16 member yang menjadi senbatsu single ke 6. 16 member yang keberadaannya di atas panggung adalah hasil kerja keras fans dan member itu sendiri.

Ada pejuang saya yang berada di atas panggung. Pejuang yang menurut saya sangat pantas mengisi slot senbatsu jika menilik penampilan mereka selama ini yang sukses menggemparkan seisi kuil wota.

Single terbaru ini bertemakan mtif kotak-kotak atau Gingham. Lebih jelas lagi, single terbaru nya adalah Gingham Check. Sinngle yang di AKB48 centernya adalah Yuko Oshima.Single yang menurut saya, PV nya sangat kreatif. Dengan PV yang memainkan efek visualisiasi secara manual. Penasaran ? Cek Youtube deh, AKB48-Gingham Check. So, selamat buat ke enam belas member JKT48 yang menjadi senbatsu member. Khususnya untuk salah stau member yang baru pertama kali menjadi senbatsu single. Who ? Let’s search.

Pengumuman Promosi Member
Oke, sudah sempat googling apa itu JKT48 dan AKB48 dengan konsep transfer member, promosi tim, dan bla bla bla nya ? Kalau sudah, mari masuk ke sini. Promosi member adalah hal yang biasa dalam 48 group. Mungkin yang sedikit heboh ketika Yokoyama Yui yang menjadi member Trainee pertama di generasi nya yang masuk Tim, padahal Paruru belum.

Dan di JKT48 ini, promosi tim sudah sering terjadi. Mulai member generasi kesatu yang semuanya jadi Tim J atau Generasi kedua yang mayoritas masuk ke Tim KIII. Tapi sejak event HS single Manatsu, perubahan terjadi. Dimana ada 2 member Gen 2 yang masuk ke Tim J. Yakni Vanka dan Rachel. Kejutan ? Bisa jadi. Karena yang di unggulkan untuk promosi sebenarnya adalah Novinta bukan Rachel.

Dan di minggu malam, perubahan lagi-lagi terjadi. Perubahan tim dengan masuknya gen 2 yang masih Trainee ke dalam Tim J dan KIII. Pengumuman ini sontak membuat merinding kawan saya yang hadir disana. Dia melihat luapan ekspresi kegembiraan Novinta. I can Imagine how Novinta’s feels.

Congratulatin Novinta Dhini
Sebagai salah satu unggulan di Tim Trainee Gen 2, nama Novinta memang sudah di dengung-dengungkan banyak fans untuk mengisi slot di Tim, baik itu J atupun KIII. Dan harapan itu terwujud pada Minggu Malam. Dimana nama Npvinta di panggil untuk masuk ke Tim KIII. Tim dimana pejuang saya berada. Oh artinya saya memang di takdirkan memiliki 2 pejuang di tempat yang saya. Semakin sayang saya sama Tim KIII ini.

Perjuangan itu belum selesai. Itu yang kawan saya bilang ke saya pasca Novinta masuk ke Tim. Memang sejakVanka dan Rachel masuk ke Tim, kami sekuat tenaga membantu Nobi membuat dia masuk ke Tim. Dengan dukungan moril ataupun dengan voting senbatsu. Perjuangan kami masih panjang. Seperti yang di sebutkan kerabat Novinta, bahwa impian Nobi untuk Go Internasional masih panjang. Sepankang keinginan dan kekuatan kami untuk mendukung Nobi.

Selamat cowok cantik. Selamat untukmu. Lihatlah dirimu yang tak lagi di remehkan banyak pihak karena statusmu yang dulu masih trainee dan sekarang sudah masuk ke dalam tim. Buktikan kalau omongan mereka itu salah. Guncang dunia perwotaan dengan suara indahmu. Buat mereka merunduk meratapi kesalahan dengan meremehkanmu. Kamu sangat pantas mendapatkan ini, bahkan sebelum ini. Hanya masalah waktu kalau kata teman saya. Sampai saatnya Nobi akan memiliki jalannya sendiri untuk mencuat. Congratulation beautiful men J