Senin, 27 Oktober 2014

Mereka Juga Manusia

Tadi pagi pas subuh, gue kan udah ambil wudhu, lalu si Mr.X megang tangan gue. Gue bingung antara mau wudhu lagi atau gak. Jujur gue males ambil wudhu lagi, jalan ke kamar mandi. Tapi gue gak yakin, Tuhan Yang Maha Esa tahu kalau dia beda.”
Itu sekelumit percakapan seorang wisatawan domestik yang aku temui di Pasar Seni Sukowati Sabtu, 25 Oktober kemarin. Aku tak tahu siapa nama mereka, tapi yang aku tahu mereka ber enam adalah seorang pegawai salah satu perusahaan di Jakarta yang sedang liburan di Bali. Mereka terdiri dari 4 cewek dan 2 orang cowok. Dan di atas tadi itu percakapan salah satu dari mereka ke teman mereka yang cowok. Tahu kan inti bahasannya dimana ?
Setelah pembicaraan itu, aku masuk ke dalam bis dan mencoba mikir lagi apa maksud dari perkataan mbak tadi. Aku coba menggaris bawahi kalimat terakhir. Apa maksud dari omongan mbak itu. Karena, setelah mbak tadi ngomong seperti itu, aku coba melirik ke arah mas yang dia maksud dan tak ada tanda-tanda kemarahan dari mas tersebut.
Apa ybs memang mengalami kelainan seksual ? Atau mungkin mbak tadi bercanda ? Kalau bercanda, aku merasa itu kebangetan. Lalu apa maksudnya ? Berarti ybs memang seorang gay ?
Sejenak aku mikir, apa ada yang salah dengan seorang gay, lesbian, atau seorang biseks ? Mungkin tidak, ya. Tetapi kenapa banyak di antara dari kita (termasuk saya) sering memandang rendah mereka. Jujur, dulu saya risih ketika di jalan atau di mall bertemu pasangan gay. Pernah sekali aku ketemu pasangan lesbian di salah satu Mall di Surabaya dan pikiran negatif ku tentang mereka muncul. Itu sekitar 4 tahun lalu ketika aku masih SMA.
Dan ketika kuliah, aku mulai berfikir kalau itu sebuah kelainan seksual dan bukan sebuah penyakit. Dulu, aku memandang itu sebuah penyakit. Dan seyogyanya penyakit, ada yang menular dan tidak dan aku takut kalau itu akan menular. Dan aku salah besar. Kelainan seksual itu bukan sebuah penyakit menular. Lalu dosa kah mereka sampai kita tega mengucilkan mereka ?
Salah kah mereka ? Apa menjadi seorang gay dan lesbian adalah pilihan dan jalan hidup mereka ? Apakah menjadi seorang guy itu adalah takdir mereka ? Kalau mereka takdir, artinya mereka tak salah. Karena takdir mereka di tentukan tuhan. Dan kalau kita menyalahkan mereka dan mengucilkan mereka, artinya kita menyalahkan dan mengucilkan tuhan. Right ?
Gini gini, saya pun yakin bahwa mereka (seorang gay dan lesbian) tidak ingin hidup menjadi seorang gay atau lesbian. Apalagi orang tua mereka. Apa orang tua mereka minta tuhan agar anak mereka jadi seorang gay ? Apa orang tua dari WNI kita yang meninggal di Australia meminta kepada tuhan agar anaknya tewas di tangan pasangan homo nya ? Insya allah Tidak. Dan aku yakin, itu adalah jalan tuhan. Tuhan yang membawa mereka menjadi seorang gay dan homo. Kalau kalian meyakini bahwa takdir manusia sudah di tulis oleh tuhan ibarat tuhan adalah dalang dari segala kehidupan, artinya tuhan telah menggariskan mereka (gay dan lesbian) hidup seperti itu. Seperti manusia biasa yang memiliki penyakit, itu semua sudah di atur oleh tuhan.
Ah dan aku juga tahu kalau ada hadits yang intinya mengatakan bahwa takdir bisa dirubah kalau kita (manusia) mau berusaha untuk merubahnya. Jadi, apa mereka merubah nasib dan takdir nya menjadi seroang homo dan lesbian ? Aku pernah melihat interview di TV tentang seorang Homo. Bahwa salah satu dari mereka seorang wanita yang terjebak di dalam tubuh lelaki. Mereka merasakan “keanehan” ketika mereka menjadi seorang cowok dan cewek yang akhirnya membuat mereka harus merubah nasib mereka menjadi seorang homo dan lesbian. Artinya, takdir awal yang di berikan tuhan salah ? Tuhan kan tak pernah salah, katanya. Berarti siapa yang salah ? Perasaan mereka yang salah ?
Pertanyaan di atas tidak bisa aku jawab sendiri. Saya butuh bantuan untuk menjawab pertanyaan yang muncul itu.
Di akhir tulisan ini, aku ingin ajak bagi yang membaca tulisan ini untuk berbenah. Bagi kalian yang masih antipati dengan mereka yang memiliki kelainan seksual, silahkan fikir lagi. Jika takdir ini menimpa kalian atau keluarga kalian, apa kalian tega lihat keluarga kalian seperti itu ? Mereka tak bisa memilih takdir apa yang akan mengiringi jalan hidup mereka. Mereka hanya mengikuti skenario yang di buat oleh tuhan. Tapi kita juga tak bisa menyalahkan tuhan yang maha segalanya. Mereka salah dengan kebenaran yang di berikan tuhan.
Untuk kalian yang masih memandang sebelah mata, ingat bahwa tuhan bebas memberikan takdir apapun bagi hamba nya. Nyahok kalau kalian yang jadi homo atau lesbian. Mau ? Dan jangan anggap itu sebagai penyakit menular. Itu hanya sebuah takdir yang menimpa mereka. Hargai mereka sebagaimana mereka menghargai kalian. Mereka juga manusia yang punya nafsu dan cinta. Meskipun menurut kalian itu salah. Karena salah bagi kalian tak berlaku bagi mereka.

Intinya satu, mereka memiliki HAK untuk Hidup. Seperti yang ada di blog saya, kita harus bisa Memanusiakan Manusia.

0 komentar:

Posting Komentar