Maafkan aku, karena dulu, aku tak mampu menjagamu. Karena
aku, tak mampu memberikan kebahagiaan, seperti yang ia berikan padamu. Maafkan aku,
karena hanya memberikan air mata dan kesedihan semata.
Aku sadar, aku bukanlah lelaki terbaik. Buktinya, kau
begitu mudahnya melupakanku. Tak ada lagi namaku dalam ingatanmu. Tak ada lagi
bayangangku dalam matamu. Tak ada lagi aku.
Ketika bersamamu, hidupku terasa indah. Sangat indah.
Tapi tidak denganmu. Aku tidak bisa membuatmu bahagia. Sedetikpun tak pernah. Aku
begitu menikmati hidupku bersamamu. Sedangkan engkau, hari-harimu dipenuhi
dengan tetesan air mata yang derasnya melebihi derasnya hujan di malam itu.
Malam di saat kita bertengkar hebat. Malam di saat
kita saling mencela satu sama lain. Malam di mana engkau mengeluarkan keluh
kesah. Yang selama ini menggumpal di dalam pikiran, seakan keluar, di malam
itu. Malam yang menjadi malam terakhir bagi kita. Untuk menjalani hidup
bersama.
Sesaat setelah kau pergi, tak ada penyesalan dalam
diri. Aku begitu menikmati kesendirian. Dan kau, ah apalagi kamu. Kamu yang tak
pernah merasakan kebahagiaan, ketika bersamaku. Pun dengan mudahnya
melupakanku.
Kita menjalani kehidupan masing-masing. Apa aku
bahagia? Jelas.
Seiring berjalannya waktu, semuanya berubah. Aku mulai
tak menikmati kesendirian. Aku mulai merasakan ada yang hilang. Kau bagaikan
kepingan puzzle. Ketika kau tak ada,
kehidupan ku tak lengkap tanpa satu kepingan. Ya, kau telah pergi. Aku menyadari
itu.
Dan kini, kau sudah bersamanya. Lelaki lain yang
membahagiakanmu, melebihi aku. Bersama dengannya, lelaki yang membuatmu tersenyum,
melebihi aku. Jangan bandingkan aku dengannya, aku tak jauh lebih hebat
darinya. Aku memahami itu. Buktinya, kau bahagia dengannya.
Tapi tidak dengan cintaku. Cintaku padamu, tak akan
ada yang bisa mengalahkan. Percaya itu.
Kau boleh saja kini bersamanya, menjalani hidup berdua
bahagia dengannya. Kau boleh saja melupakanku, yang dulu pernah membuatmu
terluka. Kau boleh saja menghapus semua kenangan bersamaku. Silakan. Kau ada
hak untuk lakukan itu.
Tapi, percayalah, kau akan kembali padaku. Dan nanti,
ketika kau kembali, aku janjikan, aku akan berubah. Aku, tak akan seperti aku
yang dulu.
Kamu, habiskan waktumu dengannya. Kalau kau telah
lelah melangkah, ada aku yang siap menerimamu kembali.
Pesanku, jangan kau habiskan kebahagiaanmu. Jangan kau
buang semua stok bahagiamu bersamanya. Karena aku masih takut. Aku masih takut
tak bisa memberikan kebahagiaan, seperti yang ia lakukan padamu.
Kau itu kapal, dan aku dermaga. Sejauh apapun kapal berkelana,
ke dermaga lah ia akan kembali. Sejauh apapun kau berjalan, ke hatiku lah, tempatmu
kembali. Semoga.
0 komentar:
Posting Komentar