Senin, 22 Juni 2015

Shinta Naomi dan Pentingnya Show Must Go On

Konser buah-buah sudah selesai sekitar seminggu yang lalu. Selain rasa puas dan bangga yang dihasilkan, ada juga rasa yang lain. Sebagian besar orang punya rasa kecewa. Saya pribadi, rasa yang dominan saat itu sesaat setelah konser rasa-rasa selesai adalah rasa puas. Bagaimana tidak puas, impian mengibarkan giant seifuku di luar jawa timur akhirnya tercapai. Dan itu juga berkat bantuan yang lain. Meskipun tahun lalu, giant seifuku sempat “nyangsang” juga di Jakarta.
Sepulang dari FX, saya dan yang lain bercerita di mobil. Masing-masing dari mereka mengutarakan kekecewaannya terhadap keputusan manajemen yang merubah anggota member masing-masing tim. Twitter land gempar. Bahkan akun sepakbola menyadari hal ini dan menyatakan bahwa transfer member JKT48 lebih heboh dibanding transfer pemain sepakbola musim ini. Selain karena transfer window musim panas ini memang belum resmi dibuka (biasanya 1 atau 2 juli), perpindahan member ternyata menimbulkan efek kejut berkekuatan tinggi.
Dijadikannya 3 member Team J menjadi kapten disemua tim, adalah satu diantara kejutan yang menyesakkan bagi sebagian orang. Kalau biasanya kejutan berakhir dengan kegembiraan, maka kali ini kejutan berakhir dengan cacian dan makian. Bisa di bandingkan berapa kalimat jelek yang masuk ke tab mention JOT dengan kalimat yang baik sesaat setelah keputusan itu keluar.
Tak terkecuali bagi teman-teman baru saya yang berada di dalam mobil. Mereka sama dengan yang lain yang tidak suka dengan keputusan itu. Alasannya beragam. Mulai dari “Kenapa harus Kinal yang jadi kapten.”, “Kenapa Naomi yang harus dipindah ke tim J”, dan yang ekstrim, “Kok Tim J enak banget ya. Dream Team.” Yang terakhir setidaknya saya setuju. Tim J “dapat” Elaine dan Naomi dalam satu waktu. Itu ibarat Barcelona dapat Marco Veratti dan Sergio Ramos di transfer window nanti. Veratti yang disebut sebagai wonderkid di ibaratkan seperti Elaine, dan Ramos seperti Naomi. Berlebihan ? Tidak.
Saya pribadi kecewa karena Naomi, kapten K3 yang harus dipindah ke tim lain. Opini yang muncul adalah kalau ada pergantian kapten, artinya kapten itu gagal atau kapten itu sukses. Tapi opini lebih mengarah kalau kapten Naomi gagal dengan dijadikannya Kinal yang notabene adalah kapten “lawas” Tim J sebagai pengganti Naomi sebagai Kapten K3. Naomi gagal ? Tanya ke yang mengikuti K3 secara penuh.
Terhitung mulai 1 Agustus, masing-masing Tim akan punya kapten baru dengan susunan tim yang baru juga. Jadi masih ada sekitar satu bulan lebih dikit untuk membuktikan ke publik kalau dia (Naomi) bukan lah kapten gagal. Mungkin, setelah lebaran, ada 1-2 show sebelum masuk ke bulan agustus. Yang artinya, masa bakti Naomi di K3 sudah habis.
Pertanyaannya, mau sampai kapan terus-terusan meratapi Naomi yang sebentar lagi akan jadi anggota tim lain ? Show Must Go On. Walau anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu. Mungkin itu istilah yang tepat bagi Naomi, K3, dan para fans K3. Mau diratapi kepergian Naomi terus menerus ? Apa dikira kalau masih tak rela Naomi di Tim J bisa merubah situasi dan kondisi di dunia sana ? Enggak.
Yang terpenting adalah bagaimana caranya masing-masing pihak (fans dan member khususnya Naomi) bisa memberikan kesan terbaik sebelum agustus datang. Bagaimana Naomi memberikan yang terbaik di sisa masa bakti nya di K3. Bagaimana member K3 nurut sama Naomi di akhir masa baktinya dan mungkin ada “pesta” untuk Naomi.

Siapapun kaptennya, Show Must Go On.

0 komentar:

Posting Komentar