Senin, 11 Agustus 2014

Menertawakan Parkir Bus

“Untuk apa menang kalau main super defensif dan parkir bus di gawang.”
Pernyataan di atas membuat perut saya sakit. Bukan karena mules, tapi lucu saja. Di era modern ini, masih ada saja orang yang men-sangsi-kan strategi tim untuk memenangkan pertandingan sepakbola. Asal dengan cara yang halal atau tidak dengan membeli perangkat pertandingan atau jika di Italy di kenal dengan Calciopoli, semua nya terasa halal. Pun dalam agama, sepakbola mengenal halal dan haram. Bukan tuhan yang menentukan bedanya.
Lalu strategi parkir bus yang di nyinyir kan orang-orang adalah satu dari sekian banyaknya strategi dalam dunia sepakbola. Di Italy ada Catenaccio, di Belanda ada Total Football, di Inggris ada Kick and Rush, serta di Brazil terkenal dengan Jogo Bonito. Semua sah dan halal di lakukan karena yang di gunakan adalah otak dan oto untuk memenangkan permainan bukan dengan cara yang curang.
Parkir bus sejatinya adalah strategi untuk menumpuk pemain di garis pertahanan sendiri sambil sesekali melakukan serangan balik yang cepat nan mematikan. Ingat kejadian gol super ajaib ala Torres pas berseragam Chelsea ketika melawan Barcelona ? Atau permainan heroik pasukan La beneamata ketika meluluh lantahkan Barcelona.
Terdapat kemiripan dari 2 contoh di atas. Sama-sama bermain dengan pola bertahan. Atau bisa di katakan yang mengalahkan Barca adalah parkir bus. Strategi bertahan. Dengan strategi bertahan itu saja, Mou sukses memberikan Treble Winners untuk Inter sebelum hijrah ke Madrid. Dan khusus untuk Chelsea, meskipun saat itu bukan di latih oleh Mourinho, tetapi skema permainan Mourinho masih terlihat jelas. Tidak lain dan tidak bukan adalah Di Matteo yang melanjutkan permainan bertahan itu.
Back to topic, dari sini saja terlihat jelas mengapa saya menertawakan pernyataan di atas.

Baiklah, untuk memperjelas saya akan mencoba mengurai alasan kenapa saya meneratawakan pernyataan itu.
Pertama adalah mengenai permainan ultra defensif atau parkir bus dan menang. Tujuan dari sepakbola adalah mencetak gol. Dengan bertahan, apa tidak bisa mencetak gol ? BISA. Tetapi dengan menata serangan yang di susun dengan rapi. Serangan di mulai dengan membuat lawan frustasi dengan pertahanan kita. Lawan akan di buat repot untuk meruntuhkan pertahanan super kuat yang di bangun. Dan biasanya strategi ini di gunakan ketika melawan musuh yang level permainannya di atas tim sendiri. Melakukan serangan sporadis dengan lawan yang level nya di atas kita adalah hal bodoh nan membunuh diri sendiri.
Jengkel memang melawan tim yang pola nya bertahan. Nah, ini yang di manfaatkan oleh musuh ketika tahu lawan yang di hadapinya mulai frustasi. Dan ini yang di manfaatkan dengan sangat rapi oleh Timnas Brunei, senin malam ketika melawan Indonesia U-19. Indonesia di buat frustasi dengan pertahanan kuat yang di galang pemain Brunei.
Kedua, apa ada jaminan tim yang bermain cantik itu akan bisa dengan mudah mencetak gol ? TIDAK. Tidak ada satu pun yang bisa menjamin. Kecuali ISIS dan HTI yang bisa menjamin Khilafah itu yang terbaik bagi Indonesia, itu pengecualian kawan. Balik ke bola. Bermain cantik dan di akhiri dengan kemenangan adalah hal yang indah. Tetapi bermain lebih baik tetapi kalah sangat menyakitkan. “Lawan tim rendahan aja kalah, loe.” Itu nyinyir an yang akan muncul ketika kalah melawan tim yang parkir bus.
Ketiga, saya sempat lihat timeline dan membaca tweet teman saya. Isi tweetnya adalah tentang bagaimana menangkis mereka yang nyinyir in tim yang menggunakan Parkir Bus sebagai strategi nya. Intinya adalah, jangan menyalahkan parkir bus. Biarkan itu terjadi. Yang harus kita lakukan ketika berhadapan dengan tim yang memarkir bus nya di depan gawang adalah bagaimana kita harus bisa menjadi supir yang akan membawa bis itu pergi dan kernet bis yang akan memandu supir membawa bis itu pergi dari depan gawang. Paham ? Intinya adalah bagaimana merusak pertahanan yang di galang oleh tim tersebut.
Dan saya ingat kalimat Mourinho, bahwa yang terpenting dalam sepakbola adalah hasil bukan permainan. Lalu saya ingat pula bagaimana Arsenal yang saya anggap sebagai tim dengan permainan sepakbola paling indah tetapi gagal meraih gelar juara bertahun-tahun. Bukan maksud mengecilkan tim tertentu, tetapi saya hanya berusaha memberikan contoh bahwa permainan cantik dalam sepakbola bukan segalanya. Tetapi hasil. Dan bagi mereka pelatih yang mengusung gaya bertahan, yang terpenting adalah menang.
Jadi, bagi mereka yang nyinyir in parkir bus dan segala strategi nya, haruslah melihat lagi bahwa itu adalah pilihan dan strategi yang sudah di siapkan secara matang oleh tim.

0 komentar:

Posting Komentar