Rabu, 29 Juli 2015

Agar JOT Tak Jadi Rezim Bebal

Saat itu saya sedang duduk di bangku butut di Kereta. Kereta yang akan membawa saya kembali ke tempat saya merantau setelah beberapa hari sebelumnya saya menghabiskan waktu di ibukota yang kejam. Saya memandangi isi timeline saya yang sedang kacau dengan cacian dan kritikan pedas level 10 untuk JOT.
Saat itu pula ada hestek #GugatanUntukJOT yang di inisiasi oleh Bang Rangga. Bukan Rangga Pranendra, tapi Rangga Widigda. Saya tahu beliau ini yang juga melakukan gugatan beda agama. Banyak gugat memang Bang Rangga ini. Untung Bang Rangga tak ada gugatan untuk Kinal. Jangan tanya kenapa Bang Rangga ga akan gugat Kinal. Kalau masih ngotot mau tanya, silahkan tanya pada jenggot yang bergoyang-goyang/
Langkah pertama yang dilakukan adalah Somasi sebelum masuk ke pengadilan. Sidang pertama dilalui tanpa ada perwakilan dari JOT. Dan sidang kedua perwakilan JOT datang dan hadir pula mediator untuk mediasi. Tentang materi gugatan dan langkah hukum yang sedang di jalankan, biarkan pihak yang berwenang yang membahas. Siapalah saya ini yang tak paham akan hukum. Yang saya paham hanya hati ini satu, hanya untukmu, cimit.
Dari sudut pandang saya, gugatan untuk JOT ini adalah sebuah puncak dari kekesalan yang dari pelayanan JOT. Pelayanan JOT yang selalu menyusahkan. Misalnya saja terkait dengan HS Event yang peraturannya baru di publish sehari sebelum Event HS. JOT ujug-ujug mengeluarkan peraturan yang sebelumnya tidak ada. Atau ketika dulu 2shoot yang amburadul. Kalau dosa JOT di ungkap, mungkin puasa kita semua tak berarti di mata tuhan.
Aliran kritikan mengalir deras untuk JOT. Dan meluap dalam tempo yang singkat. Coba cek tab mention JOT ketika ada keputusan ganjil.
Email yang dijadikan bagi fans untuk curhat pun seakan jadi rumah tak berpenghuni. Kosong dan tak ada hasil. Dimana lagi tempat kita mengadu ? Memang tuhan adalah tempat curhat terbaik. Tapi ya mosok kita curhat tentang JOT ke tuhan. Atau curhat tentang waro dan fans far ke tuhan. Dan gugatan untuk JOT ini adalah tempat bagi fans untuk “mengadu”. Tujuannya satu, adanya perbaikan pelayanan konsumen.
Jangan dikira gugatan ini adalah hal yang remeh. Gugatan ini mewakili kata hati fans yang satu nasib, kecewa atas pelayanan dari JOT. Jangan samakan gugatan ini dengan kasus Menpora dan PSSI. Ra nyambung, dab. Jangan samakan Bang Rangga sama Pak Imam Nahrowi. Bang Rangga ra nduwe jenggot, dab.
Jangan dikira gugatan ini hanya cara bagi Bang Rangga untuk membubarkan JKT48. Tak ada satupun dalam materi gugatan agar JKT48 dibubarkan. Bahkan sampai memikirkan bagaimana nasib masa depan member JKT48 kalau JKT48 bubar. Guys, hidup member tak sesusah itu. Yakinlah mereka masih bisa makan di Solaria walaupun tidak jadi member. Kalau toh JKT48 bubar, artinya kalian bisa bebas foto sama member. Atau yang ada niat mau jadikan member sebagai istri ketika JKT48 bubar, niat kalian ada angin segar. Tenang, Bang Rangga tak sekucluk itu. Kalau JKT48 bubar, Kinal akan sedih dan yang pasti Bang Rangga juga sedih lihat Kinal sedih. Guys, kalian butuh hiburan.
Selama ini, kita seperti kebo dicucuk hidungnya. Kita selalu mengikuti arahan apapun yang dilakukan oleh JOT. Meskipun hati kecil kita merasa tidak suka atau kurang ikhlas melakukannya. Tapi ya demi Oshi, apapun dilakukan. Kalau seperti ini terus, dosa-dosa yang tak ingin saya sebutkan itu akan terus terjadi dan akhirnya neraka penuh dengan JOT. Kalau neraka penuh JOT, di surga tak ada JKT48. Itu yang saya tak mau.

Sekali lagi, gugatan ini bertujuan untuk menyadarkan JOT kalau selama ini pelayanan mereka tak baik-baik amat. Nilai di rapor yang ditulis dengan pensil. Yang artinya nilai nya buruk. Kalau tidak segera diperbaiki, rapor itu akan menjadi saksi hidup perjalanan JOT. Percayalah, Gugatan ini ada agar JOT tak jadi rejim yang bebal.

1 komentar: