Hidup itu pilihan, kata orang sih seperti itu.
Pilihan yang kadang membuat kita harus mengorbankan salah satu keinginan kita.
Tidak semua yg kita inginkan bisa tercapai. Karena hidup adalah sebuah pilihan,
ketika kita tidak bisa mewujudkan salah satu keinginan, yg dapat dilakukan
hanya mencoba untuk bersabar.
Kalau katasalah satu slogan organisasi kampus
sih, Lebih baik mati melawan dibanding hidup tertindas. Artinya kita memang
diwajibkan utk memilih. Tapi ada satu kejadian yg kita tidak bisa ikut
menentukan pilihan. Kita hanya bisa mengikuti alur yg berjalan. Takdir. Kita
hanya bisa mengikuti apa kata takdir. Misal begini, kita tidak bisa memilih
untuk lahir dari orang tua yg mana. tapi percayalah, bahwa takdir akan menuntun
kita ke jalan yg memang sudah di gariskan.
Lalu, bagaimana kita bisa memilih satu pilihan
ketika dihadapkan dalam dua pilihan. Jika dalam ilmu HI (Hubungan
Internasional), dikenal dg namanya konsep Rational
Choice. Konsep ini terkenal dengan cost
and benefit. Konsep yg lebih mudah disebut dg konsep untung rugi. Biasanya
orang yg berdiri di belakang dan mensupport konsep ini adalah yg suka
perhitungan.
Singkatnya begini. Kita di hadapkan pada
posisi harus memilih antara pendidikan dan karir. Kita harus memilih satu. Kita
perlu menghitung untung rugi dari masing-masing pilihan. Ketika kita memilih
karir, kita memang sekarang lg berada di puncak. Tapi tidak ada yg tahu, besok
atau tahun depan apa yg akan terjadi. Apa karir yg kita jalani masih bisa
diterima publik. Kalau tidak, game over.
Tapi memang, iming-iming karir dan limpahan kesuksesan lebih menjanjikan ketika
memilih karir. Apalagi karir di dunia entertain.
Duia entertain memang menjanjikan segalanya. Tapi kembali lagi, bahwa
pendidikan memang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan. Harta yg paling indah
selain keluarga adalah, ilmu. Bahkan, dalam hadits menyebutkan kalau yg bisa di
bawa mati cuma tiga. Ilmu yg bermanfaat, shodaqoh jariyah, dan do’a anak
sholeh. Iyasih memang ilmu tidak hanya didapat dari dunia pendidikan formal.
Tapi dunia pendidikan formal tetap paling utama untuk bisa hidup.
Apa kita tidak bisa untuk memilih keduanya ?
BISA tapi sulit. Karena akan membutuhkan energi yg ekstra dan membutuhkan
mental yg kuat. Tidak mudah untuk memilih kedua pilihan yg ditawarkan. Karena
biasanya akan saling mengorbankan satu sama lain.
Oke, masuk ke dalam dunia idoling. Khususnya
48 group. Dalam 48 grup, grad, lulus, resign, keluar atau bahasa apapun lah itu
namanya, adalah hal yg biasa. Member di persilahkan utk keluar ketika dia
merasa bahwa dia sudah mendapatkan ilmu yg dia cari. 48 grup bisa dikatakan
tempat bagi member untuk belajar. Di AKB48, member sekelas Atsuko Maeda atau
Acchan pun harus lulus ketika dia merasa bahwa sudah siap untuk solo karir. Dia
sekarang sudah punya single. Artinya, memang di 48 group, jalan untuk itu
memang ada.
Dan di JKT48, semenjak akhir tahun lalu bisa
dikatakan sedang mengalami badai. Badai karena banyak member yg memutuskan
untuk meninggakan JKT48 dengan alasan yg beragam. Rata-rata sih karena
pendidikan. Badai biasa karena posisi JKT48 saat ini berada di atas angin.
Khusus untuk Cigull, sangat sulit bagi dia untuk memutuskan meninggakan JKT48
ketika posisi JKT48 sedang dalam jalan menuju puncak. JKT48 saat ini sedang
memanen benih yg telah lama di sebar. Tapi dia telah memilih untuk meninggalkan
JKT48 dan meneruskan pendidikannya demi meraih cita-citanya menjadi dokter.
Kembali ke judul artikel ini, Hidup Itu
Pilihan. Sulit bagi seorang entertain harus menjalankan keduanya. Dul, anak
ketiga Ahmad Dhani pun lebih memilih karir dibanding pendidikan ketika ditanya
oleh deddy di Hitam Putih 7 Februari 2014. Artinya, harus memilih salah satu.
Teruntuk Cindu Gulla, member yg istimewa.
Semangat dek. Semangat mengejar mimpimu. Terus berkarya meskipun sudah tidak di
JKT48. Dengan ilmumu, jadikan Indonesia menjadi lebih baik. Indonesia
membutuhkan dokter yg berhati mulia yg tidak seenaknya. Jadilah dokter yg bisa
menyembuhkan sakitnya pejabat yg bejat.
Teruslah berjaan Cigull. Terima kasih telah
mengisi barisan gadis cantik yg membawa nama harum Indonesia. Ketika kelak
nanti cita-citamu terkabul, ingat terhadap sumpah dokter ya, cigull. Semangat
Cindy Gulla
0 komentar:
Posting Komentar