Sabtu, 24 Oktober 2015

Tut Wuri Handayani: Berbeda-Beda Tapi Tetap Satu

Alkisah, ada seorang gadis perawan anggota ormas JKT69. Sebut saja namanya Ning Srintil. Dia seorang yang humoris, nyeleneh, ceplas-ceplos, dan jago Bahasa Inggris. Bahkan, ia peraih nilai tertinggi di sekolahnya. Teman-temannya, di ormas JKT69 pun menaruh hormat tinggi ke Ning Srintil.

Suatu hari, Ning Srintil yang gaul banget ini memposting sebuah status di akun twitter nya. Inti statusnya adalah Tut Wuri Handayani yang artinya Berbeda-beda tapi tetap satu. Sontak, status yang ia tulis, memancing keributan di negara yang tak lama lagi akan hancur ini.

Status yang ia tulis memancing kontroversi. Banyak dari penghuni twitterland lain yang menghardik Ning Srintil. Katanya, Ning Srintil bodoh dan lupa akan Bhinneka Tunggal Ika. Tak lupa, banyak yang meng-capture status tersebut dan jadikan itu sebagai bahan olok-olokan. Cocok lah. Orang Indonesia yang saya dengar dari desas-desus adalah orang yang tingkat kesopanan tinggi, ternyata juga pandai mengolok-olok. Olok-olok adalah kita.

Sadar status yang ia tulis memancing reaksi negatif, Ning Srintil buru-buru menghapusnya. Tapi status sudah keburu tersebar luas. Jadilah, selama seharian penuh, Ning Srintil dijadikan bahan bully. Bahkan seharian penuh, sekitar 10.000 orang mencari tahu tentang Tut Wuri Handayani dan nongol di Trending Topic Indonesia. Jan Jos kowe, ning.

Saya sepintas teringat cerita si mbah. Ia cerita kalau ada orang setengah edan adzan subuh jam 2 pagi. Orang sekampung datang ke masjid tempat ia adzan. Mereka mengatakan orang setengah edan yang katanya bernama Udin ini ndak waras, goblok, dan tak tahu diri. Bahkan ada yang mau bawa Mang Udin ke Rumah Sakit Jiwa.
Untung saat itu, Pak Yai datang dan menenangkan warga. Pak Yai pun bertanya ke Mang Udin, “Din, kamu ini kenapa kok adzan jam 2. Kan subuh masih jam 4 nanti. Ada apa din ?” Udin pun menjawab, “Lho Yai, saya sengaja biar masjid rame. Kalau ndak gini, orang-orang ndak akan ke masjid. Masak harus diginiin biar banyak yang ke masjid.”

Sontak, omongan Mang Udin tadi menghentakkan warga sekampung tadi. Mereka kaget dengan ucapan Mang Udin. Masjid di kampung tersebut memang selalu sepi. Orang-orang lebih memilih sholat di rumah yang lebih nyaman dibanding di masjid yang harus jalan dulu. Warga kampung memilih menunda sholat demi main Get Rich ataupun Clash of Clans.

Saya coba membawa kasus Mang Udin tadi ke kasus Ning Srintil. Jangan-jangan Ning Srintil sengaja membuat twit kontroversial. Agar orang-orang sadar bahwa ada quote yang di keluarkan Ki Hajar Dewantara.

Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mbangun Karso, Tut Wuri Handayani. Didepan memberikan contoh, ditengah memberikan semangat, dan dibelakang memberikan dorongan.

Karena sampai hari ini, negara ini yang sebentar lagi akan hancur ini tak punya pemimpin seperti itu. Mana ada pemimpin yang ingin counter attack dan balas menuntut warga nya ? Di negara ini ada. Mana ada wakil rakyat yang sibuk plesiran daripada urus undang-undang ? Ya di negara ini ada.

Saya kira, gadis penyuka saya tadi yang bernama Ning Srintil itu punya maksud terselubung. Coba jujur, pasti yang ikutan olok-olok Ning Srintil buka mbah google terlebih dahulu. Saya berani sumpah pocong (dikira Farhat Abbas), kalian banyak yang lupa sama kalimat Ki Hajar Dewantara tadi. Atau bahkan kalian malah ada yang belum tahu. Dan kalian ikutan bully karena kalian cuma tau arti Bhinekka Tunggal Ika ? Atau kalian malah ndak tahu sama sekali dan ikutan olok-olok cuma karena ikut trend ?

Jaman sekarang, kalimat ala ustadz abal-abal kalian ingat. Larangan ini itu kalian turuti. Meskipun kalian tahu kalau larangan itu tak sepenuhnya benar. Hanya karena dia ustadz, kalian manggut-manggut. Makanya, sering-sering lihat Televisi Nasional dong. Eh bentar, Televisi Nasional saat ini malah aneh. Nyiarin acara organisasi makar. Jangan deh.

Sudahlah, kalian belum tentu lebih pintar daripada Ning Srintil. Masih lebih lumayan Ning Srintil yang tak tahu arti Tut Wuri Handayani, daripada mantan menteri keolahragaan kita yang lagu wajib aja lupa. Eh gimana ?

0 komentar:

Posting Komentar