Minggu, 15 Februari 2015

Kaze wa Fuiteru dan Kekuatan Hembusan Angin

Angin yang berhembus, mampu menerbangkan benda yang berat sekalipun. Amerika bukanlah sebuah negara yang terancam dengan adanya Tsunami. Tapi Amerika sangat terancam dengan berbagai badai topan. Tenang, Badai Veranda tak akan mengguncang dan menerbangkan rumah di Amerika.
Angin tidak pilih-pilih. Dia bergerak sesuai keinginan hati. Entah efeknya parah atau tidak, dia tak perduli. Asal tugasnya (Untuk berhembus) berjalan dengan sempurna. Kalau ada yang terkena efek buruk, artinya itu suratan tangan. Di Amerika sendiri sudah banyak rumah anti badai (badai sungguhan, bukan Veranda). Artinya, mereka sudah antisipasi kalau ada kejadian serupa terulang. Pun, di Jepang. Jepang adalah negara yang paling rawan akan gempa, sudah mempersiapkan kalau tiba-tiba ada gempa dan berbuntut Tsunami.
Menjadi public figure pun begitu. Dia akan bergantung pada angin dan kekuatannya bersahabat dengan angin. Kadang, dia bisa naik karena angin dan ketika lengah, angin tak segan untuk turun. Ingat, angin tak pilih kasih. Tapi kita bisa bersahabat dengan angin. Bukan menjadi salah satu bagian dai Avatar, melainkan mengenal angin dengan baik. Kapan angin datang dan mempersiapkan “tameng” agar angin tidak membawanya turun.
Saya adalah salah satu orang yang pada awalnya kurang yakin kalau Tata (Thalia) mampu bertahan dalam deretan 16 besar (senbatsu single)  keramat member JKT48. Bukan tanpa alasan. Karena ia sejak awal masuk Gen 2, sudah kalah pamor dibanding Viny, Yupi, dan sang kapten, Naomi. Bahkan, dia mampu lolos senbatsu single ketika ada senbatsu sousenkyou. Atau pemilu nya 48 group. Sebelumnya, ia hanya mampu jadi bench warmer. Ia hanya jadi cadangan.
Tata dan Bantuan Angin
Dalam dunia musik, keberadaan fans itu sangat penting. Jika di ibaratkan kehidupan, fans itu angin dan aktor musik itu dedaunan. Daun sangat bergantung dengan angin. Dedaunan bisa terbang ke angkasa dengan bantuan angin. Dan angin bisa dengan mudah menurunkan daun ke tanah. Sangat mudah.
Dalam JKT48 itu unik. Ada yang namanya kompetisi antar member. Di Indonesia mungkin baru ini (JKT48). Kalau band atau aktor musik lain butuh fans untuk menaikkan pamor band nya, maka JKT48 ini tidak sepenuhnya benar. Ya, JKT48 butuh fans untuk menaikkan pamor JKT48. Tapi member yang jumlahnya banyak itu berusaha menaikkan pamornya juga. Baik di hadapan publik (yang tak tahu JKT48) ataupun di depan para fans. Dan disinilah peran angin (fans) dimulai.
Tata, masuk ke senbatsu karena adanya bantuan angin. Naif kalau kita menafikkan usaha dia selama ini. Tapi hasilnya nihil. Senbatsu single belum pernah. Tapi angin datang dan membawa dia naik ke langit. Kalau langit di ibaratkan punya 7 tingkatan, maka dia masih ada di tingkatan pertama.
Ia berhasil naik ke langit karena ia sukses “bersahabat” dengan angin. Ia mengumpulkan angin agar bisa membantu ia naik ke langit. Hasilnya bisa dilihat sendiri. Saat ini, ia sudah 3X jadi senbatsu single. Gingham Check (Senbatsu pertama), Kokoro no Placard, dan yang terbaru Kaze wa Fuiteru. Pertanyaannya, sampai kapan angin yang berhembus mampu menahan Tata di langit ?
Pertanyaan ini bisa dijawab oleh sang daun atau Tata sendiri. Tergantung dari sampai kapan ia mampu bertahan meyakinkan sang angin agar terus menopang dia. Tentu ia harus lakukan itu sembari meng-upgrade kemampuannya bertahan hidup. Ia harus bisa membuat angin tidak bosan untuk menopang dia bahkan kalau bisa menaikkan dia sampai langit kedua.

Dunia wota keras, bung. Dunia wota penuh kecemburuan sosial. Si daun pilih kasih, maka kapan saja angin bisa pergi. Mudah. Kalau angin pergi, hancur sudah. Nah, ini tergantung dari si daun, apakah dia mau dan mampu untuk maintain status quo atau malah merubah kondisi.

0 komentar:

Posting Komentar