Angin yang berhembus, mampu menerbangkan benda yang
berat sekalipun. Amerika bukanlah sebuah negara yang terancam dengan adanya
Tsunami. Tapi Amerika sangat terancam dengan berbagai badai topan. Tenang,
Badai Veranda tak akan mengguncang dan menerbangkan rumah di Amerika.
Angin tidak pilih-pilih. Dia bergerak sesuai keinginan
hati. Entah efeknya parah atau tidak, dia tak perduli. Asal tugasnya (Untuk
berhembus) berjalan dengan sempurna. Kalau ada yang terkena efek buruk, artinya
itu suratan tangan. Di Amerika sendiri sudah banyak rumah anti badai (badai
sungguhan, bukan Veranda). Artinya, mereka sudah antisipasi kalau ada kejadian
serupa terulang. Pun, di Jepang. Jepang adalah negara yang paling rawan akan gempa,
sudah mempersiapkan kalau tiba-tiba ada gempa dan berbuntut Tsunami.
Menjadi public figure pun begitu. Dia akan bergantung
pada angin dan kekuatannya bersahabat dengan angin. Kadang, dia bisa naik
karena angin dan ketika lengah, angin tak segan untuk turun. Ingat, angin tak
pilih kasih. Tapi kita bisa bersahabat dengan angin. Bukan menjadi salah satu
bagian dai Avatar, melainkan mengenal angin dengan baik. Kapan angin datang dan
mempersiapkan “tameng” agar angin tidak membawanya turun.
Saya adalah salah satu orang yang pada awalnya kurang
yakin kalau Tata (Thalia) mampu bertahan dalam deretan 16 besar (senbatsu
single) keramat member JKT48. Bukan
tanpa alasan. Karena ia sejak awal masuk Gen 2, sudah kalah pamor dibanding
Viny, Yupi, dan sang kapten, Naomi. Bahkan, dia mampu lolos senbatsu single
ketika ada senbatsu sousenkyou. Atau pemilu nya 48 group. Sebelumnya, ia hanya
mampu jadi bench warmer. Ia hanya
jadi cadangan.
Tata dan Bantuan
Angin
Dalam dunia musik, keberadaan fans itu sangat penting.
Jika di ibaratkan kehidupan, fans itu angin dan aktor musik itu dedaunan. Daun sangat
bergantung dengan angin. Dedaunan bisa terbang ke angkasa dengan bantuan angin.
Dan angin bisa dengan mudah menurunkan daun ke tanah. Sangat mudah.
Dalam JKT48 itu unik. Ada yang namanya kompetisi antar
member. Di Indonesia mungkin baru ini (JKT48). Kalau band atau aktor musik lain
butuh fans untuk menaikkan pamor band nya, maka JKT48 ini tidak sepenuhnya
benar. Ya, JKT48 butuh fans untuk menaikkan pamor JKT48. Tapi member yang
jumlahnya banyak itu berusaha menaikkan pamornya juga. Baik di hadapan publik
(yang tak tahu JKT48) ataupun di depan para fans. Dan disinilah peran angin
(fans) dimulai.
Tata, masuk ke senbatsu karena adanya bantuan angin. Naif
kalau kita menafikkan usaha dia selama ini. Tapi hasilnya nihil. Senbatsu single
belum pernah. Tapi angin datang dan membawa dia naik ke langit. Kalau langit di
ibaratkan punya 7 tingkatan, maka dia masih ada di tingkatan pertama.
Ia berhasil naik ke langit karena ia sukses “bersahabat”
dengan angin. Ia mengumpulkan angin agar bisa membantu ia naik ke langit. Hasilnya
bisa dilihat sendiri. Saat ini, ia sudah 3X jadi senbatsu single. Gingham Check
(Senbatsu pertama), Kokoro no Placard, dan yang terbaru Kaze wa Fuiteru. Pertanyaannya,
sampai kapan angin yang berhembus mampu menahan Tata di langit ?
Pertanyaan ini bisa dijawab oleh sang daun atau Tata
sendiri. Tergantung dari sampai kapan ia mampu bertahan meyakinkan sang angin
agar terus menopang dia. Tentu ia harus lakukan itu sembari meng-upgrade
kemampuannya bertahan hidup. Ia harus bisa membuat angin tidak bosan untuk
menopang dia bahkan kalau bisa menaikkan dia sampai langit kedua.
Dunia wota keras, bung. Dunia wota penuh kecemburuan
sosial. Si daun pilih kasih, maka kapan saja angin bisa pergi. Mudah. Kalau angin
pergi, hancur sudah. Nah, ini tergantung dari si daun, apakah dia mau dan mampu
untuk maintain status quo atau malah merubah kondisi.
0 komentar:
Posting Komentar