Hiruk pikuk Pilpres semakin terasa menjelang
pemilihan. Beragam kampanye semakin masif di lancarkan kedua tim sukses. Baik itu
kampanye positif, negatif, ataupun black campaign. Beragam fitnah yang keji
semua terkena di kedua calon. Meskipun yang paling merasakan dampak buruk dari
kampanye hitam ini adalah calon nomer 2, yakni pasangan Jokowi-Jusuf Kalla.
Disini saya berusaha memberikan sedikit ulasan,
mengapa saya menjatuhkan pilihan dan #AkhirnyaMemilihJokowi dibanding pasangan Prahara.
Silahkan kalau di nilai subjektif, tetapi saya disini ingin memberikan “kampanye
positif” dengan memberikan alasan, mengapa kalian semua yang belum memiliki
pilihan, harus memilih Jokowi di banding yang lain. Tetapi mari kita lihat sisi
lain. Bukan sisi Visi-Misi yang mungkin bagi kalian semua sifatnya normatif.
Koalisi Rakyat
Seperti yang di dengung-dengungkan, bahwa Jokowi
akan menggunakan Koalisi kurus. Dengan hanya ada 5 partai yang mengusung
Jokowi-JK. PDI-P, PKB, Hanura, Nasdem, dan PKPI. Bandingkan dengan pasangan nomer satu
yang di usung banyak sekali partai. Saya tidak mau bahas partai sebelah.
Cuma mau mengingatkan, bahwa Presiden Indonesia
memiliki mandat untuk memimpin rakyat Indonesia, bukan untuk memimpin partai
koalisi. Presiden bertanggung jawab langsung kepada rakyat karena di pilih
rakyat. Rakyat bisa langsung menyampaikan kritik kepada Presiden, karena memang
Koalisi Rakyat yang di bangun. Jika Koalisi Partai yang selama ini di bangun,
mereka (rakyat) terbentur oleh kekuatan partai yang membelenggu Presiden. Berbagai
kepentingan yang di miliki partai, seringkali berseberangan dengan keinginan
rakyat. Ketika partai yang berkoalisi sedikit, dan menang, maka kepentingan
partai juga semakin sedikit. Kepentingam rakyat akan di dahulukan.
Koalisi transaksional yang selama ini membelenggu
Indonesia. Efek buruknya adalah banyaknya pejabat pemerintah yang background
nya partai, yang melakukan aksi korupsi. Korupsi Haji, Korupsi Al Qur’an,
Korupsi Hambalang, dan berbagai kasus yang lain. Sudah muak kah kalian semua
dengan ini ? Ini di karenakan adanya koalisi bagi-bagi kursi yang di jalankan
partai. Lihat koalisi yang di bentuk oleh Jokowi. Koalisi ramping. Dan lihat
ketika Jokowi memimpin Jakarta, yang memilih Lurah Susan karena hasil tes dan
memberlakukan tes bagi pejabat di pemerintah daerah. Salah satu cara untuk
mencari pejabat yang bersih.
Jadi, Koalisi mana yang kalian inginkan ? Saya jelas
memilih Koalisi Rakyat !
Kerja Nyata
Selama 2 periode Jokowi memimpin Solo, dan setengah
periode memimpin Jakarta, Jokowi sudah menunjukkan taringnya dan menghancurkan
persepsi buruk tentangnya. Lihat bagaimana Tanah Abang bisa di tertibkan
Jokowi. Jokowi di Solo, berhasil menertibkan PKL yang selama ini dirasa
mengganggu.
Dan aksi blusukan yang selama ini bukan di anggap
sebagai sebuah kerja, ternyata berhasil memberikan hasil. Karena Jokowi
menertibkan PKL itu karena adanya blusukan turun ke rakyat. Beliau mendengar,
melihat, beraksi. Bukan menyuruh anak buah nya turun ke jalan dan nanti anak
buah nya memberikan laporan ke Jokowi. Potensi miss understanding jelas akan
ada ketika bukan Jokowi sendiri yang turun. Dan blusukan ala Jokowi ini
berfungsi untuk mendengar langsung.
Pencitraan ? Saya rasa tidak. Kenapa ? Karena
sebenarnya blusukan Jokowi sudah ada sejak lama. Bahkan sejak sebelum
pemberitaan media yang gencar menceritakan aksi blusukan. Aksi blusukan Jokowi
bukan hanya di lakukan sekali dua kali. Ratusan kali saya menjamin sudah pernah
beliau lakukan. Bahkan dulu, aksi blusukan tidak pernah sekalipun di ikuti oleh
media. Baru ketika di Jakarta ini saja, media turun gunung dan ikut meliput
Jokowi. Pencitraan ? Citra baik yang notabene di ciptakan oleh media itu
sendiri. Bahkan, semua media pernah meliput aksi blusukan dari Jokowi. Meskipun
media itu saat ini memusuhi Jokowi.
Di Cintai Rakyat
Lihat berapa banyak uang yang terkumpul dari donasi
untuk kampanye Jokowi sampai hari ini ? Sudah milyar an rupiah terkumpul
uangnya. Lihat betapa cinta nya masyarakat Indonesia dengan pak Jokowi. Sosok
Jokowi yang humble, tidak arogan akhirnya mengakibatkan Pak Jokowi di cintai
rakyat.
Dan besok, tanggal 5 Juli 2014, ada Konser Salam 2
Jari yang akan di adakan di Stadion Gelora Bung Karno yang akan di isi oleh
puluhan artis. Puluhan artis ini adalah relawan yang dengan suka rela turun
untuk memenangkan Jokowi. Mereka tidak di bayar. buakn seperti Maher Zein yang
di undang tetapi tidak mau berkampanye untuk kubu sebelah. Tetapi artis ini
datang dengan suka rela untuk mendukung dan memenangkan Jokowi. Sebagian besar
dari mereka BUKAN anggota partai yang berkoalisi mengusung Jokowi. Mereka murni
rakyat biasa, public figure yang mendukung Jokowi. Slank adalah contoh nyata. Merupakan
band papan atas yang ikut memberikan ide nya dengan membuat lagu Salam 2 Jari
untuk Jokowi. Tanpa di bayar sepeser pun. Ada lagi Yovie Widianto, Gita Gutawa,
Ananda Omesh, Sherina Munaf, Cak Lontong, dan masih banyak yang lain artis
pendukung Jokowi.
Dari kaum intelektual, ada Bpk Anies Baswedan yang
merupakan rektor bukan anggota partai. Meskipun beliau pernah ikut Konvensi
Partai Demokrat.
Masih ragu kamu memilih pemimpin yang di cintai
rakyat ? Saya tidak. Saya #TegasMemilih2
Sejatinya, masih banyak lagi keunggulan Jokowi. Cuma
daripada nanti di bilang Riya’ dan menkultuskan tuhan dan di anggap syirik
karena terlalu memuji manusia, baiklah saya hentikan. Saya juga tidak mau terlalu
menyudutkan kubu sebelah. Kubu sebelah yang saya sendiri belum punya satu pun
alasan untuk memilih mereka. Selain immunity atau kebal dari hukum yang akan
berguna bagi saya nantinya. Itu pun kalau saya tidak taat hukum. Tetapi saya
dan para relawan Jokowi yang adalah taat hukum. Jadi, kebal dari hukum berasa
tidak berguna.
Kalau bukam KITA, siapa lagi ? Kalau Bukan Sekarang
#AkhirnyaMemilihJokowi , kapan lagi ?
Salam 2 Jari !
0 komentar:
Posting Komentar