Kamis, 03 Juli 2014

Akhirnya Memilih Jokowi

Hiruk pikuk Pilpres semakin terasa menjelang pemilihan. Beragam kampanye semakin masif di lancarkan kedua tim sukses. Baik itu kampanye positif, negatif, ataupun black campaign. Beragam fitnah yang keji semua terkena di kedua calon. Meskipun yang paling merasakan dampak buruk dari kampanye hitam ini adalah calon nomer 2, yakni pasangan Jokowi-Jusuf Kalla.
Disini saya berusaha memberikan sedikit ulasan, mengapa saya menjatuhkan pilihan dan #AkhirnyaMemilihJokowi dibanding pasangan Prahara. Silahkan kalau di nilai subjektif, tetapi saya disini ingin memberikan “kampanye positif” dengan memberikan alasan, mengapa kalian semua yang belum memiliki pilihan, harus memilih Jokowi di banding yang lain. Tetapi mari kita lihat sisi lain. Bukan sisi Visi-Misi yang mungkin bagi kalian semua sifatnya normatif.
Koalisi Rakyat
Seperti yang di dengung-dengungkan, bahwa Jokowi akan menggunakan Koalisi kurus. Dengan hanya ada 5 partai yang mengusung Jokowi-JK. PDI-P, PKB, Hanura, Nasdem, dan PKPI. Bandingkan dengan pasangan nomer satu yang di usung banyak sekali partai. Saya tidak mau bahas partai sebelah.
Cuma mau mengingatkan, bahwa Presiden Indonesia memiliki mandat untuk memimpin rakyat Indonesia, bukan untuk memimpin partai koalisi. Presiden bertanggung jawab langsung kepada rakyat karena di pilih rakyat. Rakyat bisa langsung menyampaikan kritik kepada Presiden, karena memang Koalisi Rakyat yang di bangun. Jika Koalisi Partai yang selama ini di bangun, mereka (rakyat) terbentur oleh kekuatan partai yang membelenggu Presiden. Berbagai kepentingan yang di miliki partai, seringkali berseberangan dengan keinginan rakyat. Ketika partai yang berkoalisi sedikit, dan menang, maka kepentingan partai juga semakin sedikit. Kepentingam rakyat akan di dahulukan.
Koalisi transaksional yang selama ini membelenggu Indonesia. Efek buruknya adalah banyaknya pejabat pemerintah yang background nya partai, yang melakukan aksi korupsi. Korupsi Haji, Korupsi Al Qur’an, Korupsi Hambalang, dan berbagai kasus yang lain. Sudah muak kah kalian semua dengan ini ? Ini di karenakan adanya koalisi bagi-bagi kursi yang di jalankan partai. Lihat koalisi yang di bentuk oleh Jokowi. Koalisi ramping. Dan lihat ketika Jokowi memimpin Jakarta, yang memilih Lurah Susan karena hasil tes dan memberlakukan tes bagi pejabat di pemerintah daerah. Salah satu cara untuk mencari pejabat yang bersih.
Jadi, Koalisi mana yang kalian inginkan ? Saya jelas memilih Koalisi Rakyat !
Kerja Nyata
Selama 2 periode Jokowi memimpin Solo, dan setengah periode memimpin Jakarta, Jokowi sudah menunjukkan taringnya dan menghancurkan persepsi buruk tentangnya. Lihat bagaimana Tanah Abang bisa di tertibkan Jokowi. Jokowi di Solo, berhasil menertibkan PKL yang selama ini dirasa mengganggu.
Dan aksi blusukan yang selama ini bukan di anggap sebagai sebuah kerja, ternyata berhasil memberikan hasil. Karena Jokowi menertibkan PKL itu karena adanya blusukan turun ke rakyat. Beliau mendengar, melihat, beraksi. Bukan menyuruh anak buah nya turun ke jalan dan nanti anak buah nya memberikan laporan ke Jokowi. Potensi miss understanding jelas akan ada ketika bukan Jokowi sendiri yang turun. Dan blusukan ala Jokowi ini berfungsi untuk mendengar langsung.
Pencitraan ? Saya rasa tidak. Kenapa ? Karena sebenarnya blusukan Jokowi sudah ada sejak lama. Bahkan sejak sebelum pemberitaan media yang gencar menceritakan aksi blusukan. Aksi blusukan Jokowi bukan hanya di lakukan sekali dua kali. Ratusan kali saya menjamin sudah pernah beliau lakukan. Bahkan dulu, aksi blusukan tidak pernah sekalipun di ikuti oleh media. Baru ketika di Jakarta ini saja, media turun gunung dan ikut meliput Jokowi. Pencitraan ? Citra baik yang notabene di ciptakan oleh media itu sendiri. Bahkan, semua media pernah meliput aksi blusukan dari Jokowi. Meskipun media itu saat ini memusuhi Jokowi.
Di Cintai Rakyat
Lihat berapa banyak uang yang terkumpul dari donasi untuk kampanye Jokowi sampai hari ini ? Sudah milyar an rupiah terkumpul uangnya. Lihat betapa cinta nya masyarakat Indonesia dengan pak Jokowi. Sosok Jokowi yang humble, tidak arogan akhirnya mengakibatkan Pak Jokowi di cintai rakyat.
Dan besok, tanggal 5 Juli 2014, ada Konser Salam 2 Jari yang akan di adakan di Stadion Gelora Bung Karno yang akan di isi oleh puluhan artis. Puluhan artis ini adalah relawan yang dengan suka rela turun untuk memenangkan Jokowi. Mereka tidak di bayar. buakn seperti Maher Zein yang di undang tetapi tidak mau berkampanye untuk kubu sebelah. Tetapi artis ini datang dengan suka rela untuk mendukung dan memenangkan Jokowi. Sebagian besar dari mereka BUKAN anggota partai yang berkoalisi mengusung Jokowi. Mereka murni rakyat biasa, public figure yang mendukung Jokowi. Slank adalah contoh nyata. Merupakan band papan atas yang ikut memberikan ide nya dengan membuat lagu Salam 2 Jari untuk Jokowi. Tanpa di bayar sepeser pun. Ada lagi Yovie Widianto, Gita Gutawa, Ananda Omesh, Sherina Munaf, Cak Lontong, dan masih banyak yang lain artis pendukung Jokowi.
Dari kaum intelektual, ada Bpk Anies Baswedan yang merupakan rektor bukan anggota partai. Meskipun beliau pernah ikut Konvensi Partai Demokrat.
Masih ragu kamu memilih pemimpin yang di cintai rakyat ? Saya tidak. Saya #TegasMemilih2

Sejatinya, masih banyak lagi keunggulan Jokowi. Cuma daripada nanti di bilang Riya’ dan menkultuskan tuhan dan di anggap syirik karena terlalu memuji manusia, baiklah saya hentikan. Saya juga tidak mau terlalu menyudutkan kubu sebelah. Kubu sebelah yang saya sendiri belum punya satu pun alasan untuk memilih mereka. Selain immunity atau kebal dari hukum yang akan berguna bagi saya nantinya. Itu pun kalau saya tidak taat hukum. Tetapi saya dan para relawan Jokowi yang adalah taat hukum. Jadi, kebal dari hukum berasa tidak berguna.
Kalau bukam KITA, siapa lagi ? Kalau Bukan Sekarang #AkhirnyaMemilihJokowi , kapan lagi ?

Salam 2 Jari !

0 komentar:

Posting Komentar